Fadli Zon sebut elektabilitas Jokowi sudah lampu kuning
Merdeka.com - Hasil Survei Poltracking menunjukkan elektabilitas Jokowi ada di kisaran 57 persen. Sebagai calon petahana, angka tersebut dinilai kurang memuaskan. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon menyebut hasil elektabilitas tersebut adalah lampu kuning bagi Presiden Jokowi.
"Kalau menurut saya itu sudah lampu kuning mau ke lampu merah. Itu menurut saya sudah alarm. Menurut saya berat untuk naik," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (19/2).
Dia menjelaskan, selama ini Jokowi belum bisa menjawab semua permasalahan di Indonesia. Bahkan, kata dia, banyak masyarakat yang belum merasakan kesejahteraan.
"Persoalannya menurut saya dia tak bisa menjawab persoalan rakyat. Kebutuhan rakyat itu ekonomi," ungkapnya.
Wakil Ketua DPR itu juga menuding Jokowi selalu sibuk dengan kegiatan pencitraannya dan bukan menyelesaikan permasalahan di Indonesia.
"Bagaimana mau menjawab kebutuhan ekonomi kalau Presiden sibuk dengan pencitraan. Pencitraan untuk hadir pake sendal, pake kaus oblong, bagi-bagi untuk hadir. Itu kan tidak menyelesaikan persoalan bangsa. Tiap hari pencitraan itu menurut saya ngabisin waktu," tandasnya.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
80 persen pemilih puas atas kinerja Presiden Joko Widodo
Baca SelengkapnyaElektabilitas PDI Perjuangan memang masih di paling atas dengan angka 19,1 persen, tetapi terus alami penurunan dari survei sebelumnya.
Baca SelengkapnyaSalah satu faktor pendorongnya adalah penampilan Gibran dalam debat cawapres.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi meminta KPU dan para penyelenggara Pemilu memastikan tata kelola pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan dengan baik.
Baca SelengkapnyaWajar jika Presiden Jokowi akan mendapat peran penting di pemerintahan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaPoltracking Indonesia merekam naik turunnya elektabilitas tiga pasangan calon presiden dan calon wakil presiden di Pulau Jawa.
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator ini dilakukan pada tanggal 18-21 Februari 2024 kemarin.
Baca SelengkapnyaPresiden akhirnya buka suara terkait polemik pemberian bansos beras kemasan 10 kg di tahun politik.
Baca SelengkapnyaJokowi mengaku tidak tahu siapa yang disebut 'Pak Lurah' oleh politisi.
Baca Selengkapnya