Dituding PDIP tak maksimal menangkan Ahok, ini jawaban Golkar
Merdeka.com - Politikus PDIP Trimedya Panjaitan menilai partai pengusung pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)- Djarot Syaiful Hidayat tidak bekerja maksimal untuk memenangkan Pilgub DKI. Menurutnya, strategi Partai NasDem, Partai Hanura dan Partai Golkar untuk memenangkan Ahok-Djarot belum maksimal.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Fraksi Golkar DPRD DKI Jakarta Ashraf Ali membantah bila mesin Partai Golkar di DKI tidak jalan. Ashraf menegaskan, partainya dan relawan yang diprakarsai oleh Golkar telah maksimal bekerja.
"Kemenangan Ahok-Djarot di putaran pertama mencapai 43 persen lebih karena semua partai pendukung sudah bekerja semaksimal mungkin ditambah lagi relawan. Memang banyak menginginkan Ahok-Djarot menduduki jabatan untuk meneruskan program Jakarta. Nah, masing-masing partai sudah bekerja sesuai dengan kreasinya," kata Ashraf kepada merdeka.com, Jakarta, Minggu (19/2).
Menurut Ashraf, Partai Golkar bekerja dengan 13 ribu orang terlatih selama tiga bulan ada di lapisan kedua. Melakukan tugas pokok real count dan menguasai suara di berbagai TPS dengan beragam usai. Mulai dari pembuatan tabloid, stiker, buku-buku dan pendekatan persuasif lainnya.
"Relawan Golkar ini terlatih dan mandiri dengan dibantu oleh konsultan profesional. Ada relawan kuning, ada Relawan Nusantara Pak Nusron Wahid. Satu RT satu orang artinya kita punya 30 ribu lebih relawan yang terdata dan relawan terlatih, itu gerakan yang masif," jelas Ashraf.
Politikus Golkar ini minta semua partai pendukung Ahok-Djarot untuk tidak saling menyalahkan. Ashraf menegaskan, tak hanya PDIP, semua partai pengusung seperti Partai Golkar, Hanura, NasDem dan partai pendukung seperti PPP Djan Faridz sudah bekerja maksimal.
"Kita bertarung pada posisi sulit bisa mencapai di putaran pertama sangat luar biasa. Ini perlu motivasi semua pihak, ini satu kesatuan yang utuh dengan potensi yang ada. Oleh karena itu perlu sikap arif yang dikedepankan elit-elit," jelas Ashraf.
"Pandangan yang tak mendasar membuat situasi yang tak kondusif ini ditunggu pasangan lawan. Sampai sekarang kita masih solid. Kita kerja luar biasa siang malam, semua anggota DPR RI DPRD dari Golkar dikerahkan hingga kecamatan," tandasnya.
(mdk/msh)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kendati demikian, Golkar mengaku tak mengetahui siapa partai politik yang akan bergabung dengan KIM.
Baca SelengkapnyaAirlangga memandang, keadaan sekarang berbeda dengan pemilu sebelumnya yang panas imbas pilgub DKI 2017.
Baca SelengkapnyaDoli mengatakan Partai Golkar terus melihat bagaimana perkembangan dinamika politik saat ini.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Lazimnya, seorang kader yang tergabung di sebuah partai pastinya memiliki kartu tanda anggota (KTA) untuk memastikan dia adalah kader yang sah.
Baca SelengkapnyaMenurut Airlangga, pihaknya melihat tren positif di berbagai wilayah Indonesia untuk Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaAhok bakal fokus memenangkan Ganjar-Mahfud di Jakarta.
Baca SelengkapnyaAziz menyebut partainya terbuka untuk melakukan komunikasi dan penjajakan koalisi dengan partai politik (parpol) manapun.
Baca SelengkapnyaAlasan Ahok mengundurkan diri dari jabatan Komisaris Utama PT Pertamina agar fokus kampanye mendukung Ganjar-Mahfud dalam Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaKetua DPD Partai Golkar dan kader ingin Airlangga kembali menjabat.
Baca Selengkapnya