Anggota Pansus Pelindo ungkap RJ Lino tunduk pada pengusaha asing
Merdeka.com - Anggota Panitia Khusus Pelindo II dari PKB Daniel Johan mengatakan selama tiga pekan bekerja, pansus menemukan kegagalan pengelolaan Pelindo II di bawah kepemimpinan RJ Lino. Pansus juga menemukan, Lino memilih menyerahkan pengelolaan Jakarta International Container Terminal (JICT) kepada asing.
"Lino seharusnya memperjuangkan agar pelabuhan dikelola nasional namun justru bangga diserahkan kepada pihak asing," katanya di Jakarta, Sabtu (7/11) seperti dikutip Antara.
Dia mengatakan pengelolaan Terminal Peti Kemas Jakarta atau JICT sejak 1999 dikelola Hutchinson Port Holding (HPH), sebuah perusahaan asal Hong Kong, dan seharusnya kontrak habis pada 2019.
Menurut anggota Komisi IV DPR itu, Lino seharusnya memperjuangkan agar pelabuhan itu dikelola anak bangsa karena akan lebih menguntungkan bagi Indonesia.
"Pekerjaan itu pasti bisa kita kerjakan karena tidak susah, namun dia (Lino) justru bangga kalau JICT itu diserahkan ke asing," ujarnya.
Daniel mengatakan salah satu misi Pansus Pelindo II adalah memberi sinyal kepada dunia bahwa Indonesia sudah tidak mau lagi hanya menjadi sapi perahan.
Indonesia menurut dia harus menjadi pihak yang paling diuntungkan dari setiap pengelolaan investasi asing. "Karena itu, Pelindo II juga harus dijadikan pionir untuk niatan itu," katanya.
Dia menjelaskan, Pansus Pelindo II DPR mencoba menelusuri siapa saja pihak yang membuat Lino tunduk. Setelah ditelusuri, menurut dia, ketahuan di baliknya ada Li Ka Shing, pengusaha asal Hongkong yang berteman dengan Rothschild, pengusaha besar berbasis di Eropa, AS, dan Asia.
"Kok kita ujung-ujungnya masa tunduk dengan Li Ka Shing? Ngapain Indonesia dibuat tunduk dengan asing? Jadi, sebenarnya siapa bos Lino? Bukan Pemerintah. Tapi adalah Li Ka Shing," katanya.
Selain menyerahkan aset penting seperti JICT kepada asing, menurut dia, Lino juga memiliki sejumlah kegagalan dalam memimpin manajemen perusahaan itu.
Dia mencontohkan, adanya masalah ketenagakerjaan, kisruh manajemen, dan belum selesainya terminal peti kemas baru di Kalibaru yang berdasarkan Perpres seharusnya selesai di tahun ini.
"Lalu manajemen gali lubang tutup lubang. Pinjam uang untuk menutup utang, begitu terus," ujarnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Belakangan penampilan Nino pun tengah menarik perhatian.
Baca SelengkapnyaPangkostrad Langsung Bereaksi Anak Buahnya Tertembak di Papua: Kamu Sudah Teruji!
Baca SelengkapnyaAncaman pidana itu tertuang dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 (UU Pemilu)
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Perindo minta semua pihak mengawal proses penghitungan suara
Baca SelengkapnyaAnggota TNI di Purwokerto Aniaya Anak Pejabat Pangkalpinang Tetap Diproses, Empat Saksi Diperiksa
Baca SelengkapnyaPengguna jasa permak pakaian meningkat 2-3 kali lipat dibanding hari biasa.
Baca SelengkapnyaGanjar meminta, pendukungnya harus tertib agar tidak mengganggu lalu lintas
Baca SelengkapnyaBanyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,
Baca SelengkapnyaBukannya istirahat, selepas dinas ia masih harus mengurus usaha sampingan berjualan es tersebut di pinggir jalan.
Baca Selengkapnya