Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Warga Desa Suger di Jember Rayakan Idulfitri Hari Ini

Warga Desa Suger di Jember Rayakan Idulfitri Hari Ini Suasana salat Idulfitri di Desa Suger. ©2022 Merdeka.com/muhammad permana

Merdeka.com - Sebagian umat Islam di beberapa wilayah Indonesia sudah merayakan Idulfitri pada Minggu (1/5). Warga dan santri Pondok Pesantren Mahfilud Durror di Desa Suger, Kecamatan Jelbuk, Jember, termasuk di antaranya.

Pelaksanaan salat Id dilaksanakan pada tiga masjid di desa yang berbatasan dengan Kabupaten Bondowoso itu.

Warga Desa Suger memang melaksanakan ibadah puasa Ramadan dan Idulfitri lebih awal sehari dari ketetapan pemerintah berdasarkan keputusan Pondok Pesantren Mahfilud Durror. "Sudah sejak tahun 1911, saat kakek saya mendirikan pesantren ini," ujar KH Ali Wafa (62), pimpinan Ponpes Mahfilud Durror.

Gunakan Metode Hisab

Sang kakek, KH M Sholeh yang merupakan pendatang dari Madura, memperkenalkan metode penetapan awal Ramadan dan Syawal dengan merujuk kitab klasik Nazhatul Majalis yang ditulis Syaikh Abdurrohman as-Sufuri as-Syafii. Dalam kitab itu, penentuan awal puasa dilakukan dengan metode hisab atau penghitungan. Hal ini berbeda dengan cara yang dilakukan oleh pemerintah dan juga NU, yakni melalui sidang itsbat dengan berdasarkan rukyatul hilal (melihat bulan).

"Lima hari awal Ramadan tahun ini, menjadi awal Ramadan yang akan datang (tahun berikutnya), " papar KH Ali Wafa.

Metode hisab yang dilakukan pesantren ini seperti yang dilakukan ormas Muhammadiyah dalam menetapkan awal puasa dan Idul Fitri. Meski demikian, secara kultural pesantren ini lebih dekat pada tradisi keagamaan maupun jalur keilmuan di Nahdlatul Ulama (NU).

"Kitab ini diajarkan oleh guru kakek saya, KH Hamid dari pesantren Batu Anyar Madura. Saya dulu waktu masih kecil awalnya juga tidak tahu, hanya ikut-ikut saja. Tetapi setelah remaja, saya menjadi santri di Ponpes Mambaul Ulum, Bata-Bata Madura, saya temukan kitab ini," ujar KH Ali Wafa yang menjadi generasi ketiga pengasuh Ponpes Mahfilud Durror.

Tidak Selalu Berbeda dengan Pemerintah

Karena melalui proses penghitungan, penetapan awal puasa dan lebaran bisa dihitung sejak jauh-jauh hari. "Saya biasanya melakukan ijtihad, yakni menghitung dengan seksama awal puasa dan Idulfitri maupun Iduladha sekaligus untuk jangka waktu delapan tahun," papar KH Ali Wafa.

Hasil penghitungan yang dilakukan KH Ali Wafa berdasarkan kitab Nazhatul Majalis tidak selalu berbeda dengan ketetapan pemerintah. Dalam jangka waktu 5 tahun misalnya, ada 2 hingga 3 kali yang bersamaan dengan pemerintah. Saat perhitungan pesantren Mahfilud Durror berbeda, selisihnya tidak lebih satu hari dari ketetapan pemerintah.

"Warga di sini sering minta ke saya, kalau bisa jangan sampai sama (dengan pemerintah). Biar dua kali lebaran. Tapi ya tidak bisa, karena ini kan penghitungan yang ada dalilnya, " papar KH Ali Wafa dengan tertawa.

Warga di Desa Suger dan sekitarnya sudah terbiasa dengan perbedaan awal Ramadan dan Syawal. "Karena perbedaan di kalangan ulama bisa membawa rahmat," pungkas KH Ali Wafa.

(mdk/yan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sejumlah Negara Muslim Tetapkan Idulfitri Jatuh Pada Rabu 10 April, Saudi akan Rayakan dengan Kembang Api dan Konser Musik
Sejumlah Negara Muslim Tetapkan Idulfitri Jatuh Pada Rabu 10 April, Saudi akan Rayakan dengan Kembang Api dan Konser Musik

Sejumlah Negara Muslim Tetapkan Idulfitri Jatuh 10 April, Saudi akan Rayakan dengan Kembang Api dan Konser Musik

Baca Selengkapnya
Meriahnya Prosesi Dugderan di Semarang, Tradisi Warga Menyambut Ramadan
Meriahnya Prosesi Dugderan di Semarang, Tradisi Warga Menyambut Ramadan

Meski di tengah guyuran hujan, prosesi Kirab Dudgeran Kota Semarang tetap berlangsung semarak dan meriah.

Baca Selengkapnya
Jelang Idulfitri, Pemkot Pasuruan Gelar Pasar Murah Ramadan
Jelang Idulfitri, Pemkot Pasuruan Gelar Pasar Murah Ramadan

Pemkot Pasuruan melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pasuruan menggelar Pasar Murah Ramadan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Warga Desa Suger Jember Salat Idulfitri Hari Ini, Ini Metode Perhitungannya
Warga Desa Suger Jember Salat Idulfitri Hari Ini, Ini Metode Perhitungannya

Ali Wafa menegaskan, penetapan 1 Syawal memiliki landasan ilmiah berdasarkan dalil hukum Islam yang kuat.

Baca Selengkapnya
22 Desember 1948: Sjafruddin Prawiranegara Mendirikan Pemerintahan Darurat RI di Sumatra Barat
22 Desember 1948: Sjafruddin Prawiranegara Mendirikan Pemerintahan Darurat RI di Sumatra Barat

Berawal dari Agresi Militer Belanda Kedua pada 19 Desember 1948, PDRI pun didirikan di Sumbar.

Baca Selengkapnya
80 Ucapan Idulfitri 2024, Rayakan Lebaran dengan Lebih Berkesan
80 Ucapan Idulfitri 2024, Rayakan Lebaran dengan Lebih Berkesan

Ucapan Idulfitri merupakan bagian tak terpisahkan dari perayaan Hari Raya Muslim yang penuh makna.

Baca Selengkapnya
Ditolak Bidan Desa, Ibu di Pelosok Jember Melahirkan di Pinggir Jalan
Ditolak Bidan Desa, Ibu di Pelosok Jember Melahirkan di Pinggir Jalan

Perempuan tersebut bernama Kholila (37), warga Desa Jambesari, Kecamatan Sumberbaru yang sehari-harinya bekerja sebagai buruh perkebunan.

Baca Selengkapnya
FOTO: Umat Muslim Khidmat Melaksanakan Salat Idulfitri 1445 H di Pelabuhan Sunda Kelapa
FOTO: Umat Muslim Khidmat Melaksanakan Salat Idulfitri 1445 H di Pelabuhan Sunda Kelapa

Umat Islam merayakan Idul Fitri 1445 Hijriah setelah pemerintah menetapkan 1 Syawal 1445 Hijriah jatuh pada Rabu (10/4/2024).

Baca Selengkapnya
Dirut Bulog: Beras Impor 500.000 Ton Masuk Indonesia di Awal Tahun 2024
Dirut Bulog: Beras Impor 500.000 Ton Masuk Indonesia di Awal Tahun 2024

Bayu menyebut keputusan untuk mendatangkan impor beras pada 2024 nanti demi memenuhi kebutuhan saat bulan suci Ramadan maupun Lebaran.

Baca Selengkapnya