Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Wakil Wali Kota Cirebon Ungkap Penyebab PPKM Cirebon Bertahan di Level 4

Wakil Wali Kota Cirebon Ungkap Penyebab PPKM Cirebon Bertahan di Level 4 Wakil Wali Kota Cirebon Eti Herawati. ©2021 Merdeka.com

Merdeka.com - Sejumlah kota berhasil turun level pada masa perpanjangan PPKM. Namun, dalam perpanjangan tersebut Kota Cirebon belum turun level meski kota dan kabupaten lain di Jawa sebagian besar turun level. Dalam perpanjangan PPKM sendiri, Kota Cirebon diketahui masih bertahan di level 4.

Wakil Wali Kota Cirebon Eti Herawati mengakui sudah bekerja maksimal dalam upaya menurunkan angka positif covid-19. Dia menyadari, status level 4 yang masih disandang Kota Cirebon karena beberapa faktor. Seperti keterisian pasien yang ada di rumah sakit Kota Cirebon hingga aktivitas masyarakat yang tak lepas dari Kota Cirebon.

"Seperti kita ketahui rumah sakit kita yaitu RSD Gunung Jati Cirebon menjadi RS rujukan Covid-19 se-Ciayumajakuning bahkan regional Jawa Barat," ujar Eti, Jumat (27/8/2021).

Dia mengungkapkan, sebagian besar pasien Covid-19 yang dirawat di RS wilayah Kota Cirebon adalah warga luar daerah. Eti menyebutkan, data terakhir yang diterima ada 65 persen warga Kabupaten Cirebon positif covid-19 dirawat di rs wilayah Kota Cirebon.

Dia menjelaskan, perlunya sinergitas antara Pemerintah Kota dan Kabupaten Cirebon dalam upaya penanganan covid-19. Eti mengatakan, batas wilayah Kota dan Kabupaten Cirebon sangat tipis.

"Sebagian besar aktivitas masyarakat di Kota Cirebon juga diisi warga Ciayumajakuning. Kalau siang penduduk bisa mencapai 2 juta orang kalau malam hanya warga kota saja. Untuk itu pentingnya sinergitas," ujar dia.

Selain itu, tenaga kesehatan yang ada di Kota Cirebon juga sudah maksimal melayani pasien Covid-19 dari berbagai daerah. Namun, upaya tersebut belum berbanding lurus dengan pembayaran tunjangan nakes khususnya yang menangani pasien Covid-19.

Eti mengaku, APBD Kota Cirebon masih dianggap belum maksimal memenuhi pembayaran nakes. Baik yang di rumah sakit maupun dua hotel yang disewa Pemkot Cirebon untuk menampung pasien isoman.

"Kita sudah berusaha keras tapi APBD terbatas pembayaran nakes saja tidak penuh hanya 50 persennya saja. Jadi mari kita bekerja sama Pemkab dan Pemkot Cirebon untuk menangani Covid-19," ajak Eti.

Dia mengaku, sebagian besar program kerja Pemkot Cirebon sudah difokuskan untuk penanganan Covid-19. Mulai dari pembayaran nakes sampai kepada pemberian bantuan sosial.

Termasuk, kata Eti, Pemkot Cirebon juga pernah menyediakan dapur umum yang terpusat di Dinsos. Eti mengaku, selama ini regulasi yang diterapkan Kota Cirebon cukup menghambat aktivitas masyarakat.

Namun, kata dia, hal itu semata-mata untuk mencegah angka kenaikan positif Covid-19 dan upaya menurunkan status leveling.

"Usaha kita mulai dari tracking sampai vaksin hampir tiap hari bahkan sudah hampir 51 persen. Vaksinasi kita berada di urutan kedua setelah Kota Bandung. Kita sudah luar biasa mengamankan upaya terjadi Covid," kata dia.

Pada kesempatan tersebut, Eti memohon dukungan dari pemerintah kabupaten sekitar bersama menangani Covid-19 walau levelnya sudah berbeda.

"Kalau kabupaten dibuka Kota Cirebon ditutup bagaimana ceritanya bisa kendalikan covid-19. Contoh di kawasan Tuparev buka tapi ketika masuk ke Kota Cirebon tutup pasti imbasnya ada. Orang belanja saja sebagian besar di Kota Cirebon kalau tutup juga berimbas," ujar Eti.

Reporter:Panji Prayitno

Sumber: Liputan6.com

(mdk/hhw)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi
Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi

Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Naik Usai Libur Nataru, Kemenkes: Masih Level Aman
Kasus Covid-19 Naik Usai Libur Nataru, Kemenkes: Masih Level Aman

Peningkatan kasus Covid-19 terlihat di Depok, Jawa Barat, dan sejumlah wilayah lainnya.

Baca Selengkapnya
61 Kasus Positif Covid-19 Ditemukan di DIY
61 Kasus Positif Covid-19 Ditemukan di DIY

Lonjakan kasus Covid-19 terjadi di DIY. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY saat ini sudah tercatat 61 kasus positif Covid di provinsi itu.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kemenkes: Penyintas Covid-19 yang Kena DBD Tak Muncul Bintik Merah, Tapi Demam Tak Reda hingga 10 Hari
Kemenkes: Penyintas Covid-19 yang Kena DBD Tak Muncul Bintik Merah, Tapi Demam Tak Reda hingga 10 Hari

Kemenkes memperoleh beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19, salah satunya datang dari Kota Bandung.

Baca Selengkapnya
Usai Libur Akhir Tahun, Kasus Covid-19 di Depok Naik 200 Persen
Usai Libur Akhir Tahun, Kasus Covid-19 di Depok Naik 200 Persen

Saat ini tercatat ada 300 warga yang terpapar covid dari sebelumnya 100 kasus.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.

Baca Selengkapnya
Banyak Warga Depok Belum Terima Undangan Pemilu 2024, Ini Penyebabnya
Banyak Warga Depok Belum Terima Undangan Pemilu 2024, Ini Penyebabnya

Form C6 harus sudah diterima warga sebelum pencoblosan.

Baca Selengkapnya
Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.

Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.

Baca Selengkapnya
Tahun Depan, KRL Jabodetabek Ditargetkan Bisa Angkut 1,2 Juta Penumpang per Hari
Tahun Depan, KRL Jabodetabek Ditargetkan Bisa Angkut 1,2 Juta Penumpang per Hari

Angka ini diperkirakan naik seperti sebelum pandemi covid-19.

Baca Selengkapnya