Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kesaksian Kerabat Soal Pria di Boyolali Bawa Jasad Ibunya dengan Motor

Kesaksian Kerabat Soal Pria di Boyolali Bawa Jasad Ibunya dengan Motor Ilustrasi Mayat. ©2015 Merdeka.com/Angeline Agustine

Merdeka.com - Sebuah video merekam pemotor membawa kain jenazah yang sudah dibalut kain jarik ramai diperbincangkan. Peristiwa itu terjadi di Boyolali, Jawa Tengah.

Seperti apa kejadian sebenarnya? Pemotor adalah Sutejo (50). Kala itu, dia membawa jenazah ibunya Ginem Suharti (80).

Deddy Septri Nugroho, kerabat Sutejo, menjelaskan Ginem Suharti meninggal dunia di rumah anak pertamanya di Kecamatan Banyudono, Boyolali. Jenazah wanita yang sebelumnya tinggal di Kecamatan Simo, Boyolali itu kemudian dibawa pulang Sutejo ke kawasan Simo yang jaraknya sekitar 15 kilometerdari Banyudono. Jenazah ibunda dibawa Sutejo dengan sepeda motornya dan diletakkan di atas bronjong.

"Itu rencananya mau dimakamkan di pekarangan Desa Kedunglengkong, Simo," katanya, Jumat (30/10).

Setelah sampai di TPU Simo, lanjut dia, keluarga melarang jenazah ibunya tersebut untuk dimakamkan. Dengan alasan, selain belum disucikan, jenazah juga belum dikafani.

"Kita keluarga melarang untuk langsung dimakamkan sebenarnya, tapi dia nekat. Setelah itu kita tetap melarang dan kita bujuk Sutejo agar jenazah ibu Suharti dimakamkan secara layak. Jenazah sudah kita makamkan secara layak," jelasnya.

Peristiwa dibawanya jenazah Suharti oleh anaknya dengan sepeda motor juga menjadi pembicaraan di Desa Jambungan. Bahkan sempat muncul kabar jika jenazah Suharti tak dimakamkan di desa tersebut lantaran tidak mempunyai biaya.

Kepada wartawan, Kasi Pemerintahan Desa Jambungan, Banyudono, Andi, membantah jika jenazah Suharti tidak boleh dimakamkan di desa tersebut karena ada beban biaya. Ia menduga, jika langkah yang dipilih Sutejo membawa pulang ibunya ke Simo disebabkan kurangnya komunikasi dengan para tetangga.

"Saya berani menjamin, jenazah siapapun tetap bisa memakamkan di TPU Desa Jambungan," tegas Andi.

Andi menilai, Sutejo sebagai orang yang mempunyai kepribadian tertutup. Pihaknya bahkan sanggup dan akan menyewakan ambulans jika hal tersebut dikomunikasikan.

"Kalau Pak Tejo mau memakamkan jenazah ibunya ke Simo, kami siap menyewakan ambulans. Tapi karena tidak ada komukasi sama sekali ya seperti itu kejadiannya," katanya.

Andi mengaku pihaknya mencari berkas data kependudukan dari keluarga Sutejo. Diketahui, jika Sutejo bukan warga asli desanya. Sutejo merupakan warga baru yang menempati rumah beberapa tahun yang lalu usai membelinya.

Tindakan Tejo Diketahui Setelah Anak Kecil Melapor

Ditambahkan Andi, tindakan Sutejo membawa jasad ibunya diketahui setelah seorang anak kecil melaporkan kejadian tersebut.

"Yang tahu pertama malah anak kecil. Ia melihat, katanya Pak Tejo membawa ikatan jarik di atas beronjong," ujar Andi.

Andi menjelaskan, Sutejo selama ini memang merawat ibunya yang sakit di kediamannya di Banyudono untuk dirawat.

"Ibunya itu warga Desa Kedunglengkong, Kecamatan Simo, dirawat di rumahnya di sini beberapa hari," katanya.

Namun lantaran sakit yang diderita, Ginem Suharti kemudian meninggal dunia. Atas inisiatif sendiri, Sutejo membawa jenazah ibunya dengan bronjong menggunakan sepeda motor Honda GL-100 ke Desa Kedunglengkong yang jaraknya sekitar 15 kilometer.

"Jadi tetangganya itu tidak ada yang tahu. Mungkin karena Pak Tejo ini orangnya tertutup dan minim berinteraksi dengan warga," katanya.

Menurut Andi, setelah tiba di rumah ibunya Desa Kedunglengkong, Setejo mencoba memakamkan ibunya. Kondisi jenazah Ginem sendiri, lanjut Andi, masih mengenakan pakaian dan dibungkus dengan kain jarit. Sehingga belum sempat disucikan dan dikafani.

"Jenazahnya itu masih menggunakan pakaian dibungkus jarit dan belum disucikan. Warga di sana (Kedunglengkong) tahu pertama kali saat Pak Tejo meminjam cangkul," jelasnya.

Warga, lanjut dia, kemudian menanyakan dan kemudian mengetahui jika Sutejo akan memakamkan jenazah ibunya di pekarangan rumah. Warga yang terkejut kemudian membujuk Sutejo agar terlebih dulu mensucikan jenazah ibunya dan tak memakamkannya di pekarangan.

"Setelah dibujuk dan dibilangi baik-baik akhirnya pak Tejo mau. Jenazah bu Ginem akhirnya dimandikan, dikafani dengan layak dan langsung dimakamkan di TPU desa sana," paparnya.

Salah satu tetangga Sutejo, Eko (39), menyampaikan, keseharian Sutejo berprofesi sebagai petani dan berjualan tas. Ia mengerjakan semuanya hanya bersama istri, tanpa bantuan orang lain. Di rumah tersebut, selain istri Sutejo juga tinggal bersama kedua anaknya.

"Dia itu bertani, terus kadang-kadang bikin tas anyaman dari bambu. Itu dikerjakan sama istrinya sendiri. Nandur pari (bercocok tanam) juga dikerjakan sendiri sama istrinya sampai sehari," terangnya lagi

"Jadi mulai dari menanam benih, memupuk sampai memanen tanaman padi tak pernah meminta bantuan orang lain," imbuhnya.

(mdk/lia)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kesal Motor Sering Digadaikan Diam-Diam, Ayah di Palembang Penjarakan Anak Kandung
Kesal Motor Sering Digadaikan Diam-Diam, Ayah di Palembang Penjarakan Anak Kandung

Kesabaran BH (69) habis karena putranya RN (26) kerap menggadaikan sepeda motor diam-diam. Dia melapor ke polisi dan anak kandungnya itu pun ditangkap.

Baca Selengkapnya
Motor Teman Pria Ini Tertukar saat Parkir Bersebelahan, Bikin Bingung Warganet: Kuncinya Kok Bisa Sama
Motor Teman Pria Ini Tertukar saat Parkir Bersebelahan, Bikin Bingung Warganet: Kuncinya Kok Bisa Sama

Motor milik temannya ini dibawa pengendara lain yang memiliki jenis sama. Apakah kunci motornya sama?

Baca Selengkapnya
Gara-Gara Tolak Ajakan Minum Sopi, Pria di Kupang Dikeroyok Lalu Motornya Dibakar
Gara-Gara Tolak Ajakan Minum Sopi, Pria di Kupang Dikeroyok Lalu Motornya Dibakar

Pelaku sebanyak tiga orang berinisial AL (20), MS (25) dan JS (20).

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Pria Ditemukan Tewas dengan Leher Hampir Putus di Dalam Mobil yang Terkunci
Pria Ditemukan Tewas dengan Leher Hampir Putus di Dalam Mobil yang Terkunci

Tubuhnya bersimbah darah dan leher hampir putus ditemukan di dalam mobil yang terkunci

Baca Selengkapnya
Wanita Ini Alami Kejadian Tak Terduga saat Ingin Ambil Pesanan Makanannya, Motor Tercebur ke Got
Wanita Ini Alami Kejadian Tak Terduga saat Ingin Ambil Pesanan Makanannya, Motor Tercebur ke Got

Ketika ingin mengambil pesanan risol, wanita ini mengalami kejadian tak terduga saat di perjalanan.

Baca Selengkapnya
Kebakaran Ruko di Mampang Prapatan Tewaskan 7 Orang yang Terjebak di Lantai 2, Ada Anak dan Balita
Kebakaran Ruko di Mampang Prapatan Tewaskan 7 Orang yang Terjebak di Lantai 2, Ada Anak dan Balita

Api dapat dijinakkan oleh petugas sekitar empat jam lebih setelah berkobar sejak pukul 19.30 Wib.

Baca Selengkapnya
Pria Tak Dikenal Lempar Batu ke Mobil yang Parkir di Halaman Rumah, Aksinya Bikin Warganet Geram
Pria Tak Dikenal Lempar Batu ke Mobil yang Parkir di Halaman Rumah, Aksinya Bikin Warganet Geram

Terlihat dua orang pria asing tiba-tiba melakukan aksi kejahatan. Mereka melempar batu besar ke arah mobil yang tengah parkir di halaman rumah.

Baca Selengkapnya
Momen 2 Pria Sigap Bantu Pengendara yang Sedang Dorong Motornya saat Hujan Deras, Aksinya Tuai Pujian
Momen 2 Pria Sigap Bantu Pengendara yang Sedang Dorong Motornya saat Hujan Deras, Aksinya Tuai Pujian

Mendapati seorang pengendara yang sedang mendorong motornya di tengah derasnya hujan, dua pria ini langsung membantunya.

Baca Selengkapnya
Diremehkan Mantan Suami & Diganggu Preman, Janda Cantik 2 Anak Nekat Jualan Bakso Gerobak Kini Omzetnya Rp100 Juta
Diremehkan Mantan Suami & Diganggu Preman, Janda Cantik 2 Anak Nekat Jualan Bakso Gerobak Kini Omzetnya Rp100 Juta

Sempat kerja di Bandara Soekarno-Hatta selama dua tahun, Opi memutuskan buat banting setir berjualan bakso ikan dengan gerobak.

Baca Selengkapnya