Vaksinolog Sebut Vaksin Dapat Izin Edar BPOM Aman dan Efektif
Merdeka.com - 60 Persen masyarakat Indonesia ragu hingga tidak bersedia menerima vaksin Sinovac jika terinfeksi Covid-19. Data ini merupakan hasil survei Koalisi Warga LaporCovid19.org.
Vaksinolog, Dirga Sakti Rambe, meminta masyarakat tak ragu untuk mendapat suntikan vaksin Covid-19. Dia mengatakan, vaksin yang akan diberikan kepada masyarakat sudah mendapat izin edar sehingga aman secara klinis.
"Sebuah vaksin pasti melalui perjalanan panjang dalam riset sampai produksi mendapatkan izin edar," ujarnya melalui keterangan tertulis, Minggu (22/11).
Dalam tahap uji klinis fase 3, vaksin Covid-19 diuji coba kepada ribuan subjek penelitian. Proses pengujian membutuhkan waktu sedikitnya enam bulan.
Di Indonesia sendiri, uji klinis fase 3 vaksin Sinovac dilakukan kepada 1.620 orang relawan. Uji klinis tersebut dimulai pada Agustus lalu di Bandung, Jawa Barat.
"Tujuan uji klinis untuk pastikan vaksin aman dan efektif. Setelah itu, vaksin dapat izin edar, kalau di Indonesia dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)," sambungnya.
Bila vaksin mendapat izin edar BPOM, lanjut Dirga, maka keamanan dan efektivitasnya terjamin. Vaksin tersebut pasti memberikan dampak positif bagi kesehatan dan mampu mengurangi risiko terpapar Covid-19.
Pemerintah belum memastikan vaksin yang digunakan dalam vaksinasi Covid-19 ke depan. Sebab, vaksin yang ada di sejumlah negara sedang dalam tahap uji klinis fase 3.
Perusahaan farmasi asal Amerika Serikat, Pfizer yang bekerjasama dengan BioNtech baru-baru ini, mengklaim telah menemukan vaksin Covid-19. Vaksin itu juga disebut-sebut memiliki efektivitas hingga 90 persen mengurangi gejala Covid-19.
Menurut Dirga, klaim efektivitas hingga 90 persen tersebut belum final. Perlu menunggu sampai uji klinis fase 3 rampung untuk melihat efektivitas vaksin.
"Dari situ ketahuan berapa efektivitas sesungguhnya. Setelah itu, produsen atau pembuat vaksin harus mengajukan izin edar ke BPOM kalau di Indonesia. Kalau BPOM setuju, melalui sebuah review panjang untuk menjamin vaksin aman dan efektif. Setelah keluar izin BPOM baru kita gunakan secara luas," tandas Dirga.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Namun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaIndonesia merupakan negara dengan peringkat keempat terbesar di dunia yang melakukan vaksinasi COVID-19.
Baca SelengkapnyaVaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI menyebut vaksin nOPV2 telah dikembangkan sejak tahun 2011 dan mulai diberikan sejak tahun 2021.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaMaxi berujar, kelompok pertama yang bisa mendapatkan vaksin gratis adalah yang belum pernah menerima vaksin Covid-19 sama sekali.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca Selengkapnya