Tren minum kopi di Indonesia, gaya hidup atau latah ?
Merdeka.com - Dahulu, kopi banyak dinikmati untuk menghilangkan rasa kantuk. Terlebih bagi para pria yang senang tidur hingga lewat tengah malam. Kopi juga identik dengan orang tua lengkap dengan sebatang rokok. Bagi mereka, kopi tanpa rokok ibarat sayur tanpa garam, ada yang kurang.
Zaman telah bergeser, begitu pula gaya hidup yang terbentuk di tengah masyarakat. Nyatanya kopi bukan lagi sekedar kebutuhan untuk begadang, hal itu ditunjukkan dengan menjamurnya kafe dan kedai kopi di berbagai sudut jalanan.
Para penikmat kopi pun bertambah, kini berasal dari berbagai kalangan. Pengamat gaya hidup, Sonny Muchlison menilai masyarakat Indonesia memiliki sifat "latah". Yakni, mengikuti sesuatu yang sedang menjadi tren.
Banyaknya kedai kopi juga mempunyai daya tarik tersendiri, itu akan merangsang seseorang untuk datang mencoba menu yang disuguhkan. Padahal, bagi pencinta kopi, kopi bukan hanya sekedar trend melainkan cara menikmati cita rasa kopi yang konsisten.
"Kopi itu sebenarnya tidak konsisten. Kepekatan dari kafein itu tergantung dalam proses pengolahan kopi. Kalau kopi itu digiling halus, kopinya akan lebih pahit. Biasanya dicampurkan tambahan lain untuk menghasilkan cita rasa yang diinginkan," jelas Sonny saat dihubungi merdeka.com, Jumat (22/1).
Ia menilai terkadang anak muda hari ini menikmati kopi hanya sebagai pelampiasan. Mau begadang minum kopi, kumpul-kumpul bareng sambil ngopi, melepas penat dengan kopi. Tak hanya produk kopinya, lanjut Sonny, profesi pembuat kopi atau biasa disebut barista juga mulai diminati.
Barista merupakan suatu pekerjaan yang memiliki keahlian dalam meracik kopi yang berbasis espresso. Profesi ini menjadi ternama karena dibutuhkan keahlian khusus hanya untuk menyajikan secangkir kopi. Membutuhkan jam terbang dan pengetahuan lebih tentang berbagai jenis kopi untuk mejadi seorang barista.
Bagi mereka yang memang menjadi penikmat kopi sudah barang tentu mampu membedakan barista sungguhan atau yang hanya coba-coba. Itulah sebabnya, penikmat kopi sejati tidak akan memperdulikan fasilitas yang disajikan suatu kedai kopi. Ia akan kembali jika sudah merasa cocok dengan keahlian si barista. "Bedanya dengan yang latah, pencinta kopi mengutamakan cita rasa dari kopi dan konsistensi barista dalam menyajikan secangkir kopi," tandasnya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Minum kopi di pagi hari sudah menjadi rutinitas bagi banyak orang. Ketahui cara untuk membuatnya menjadi lebih lezat dan menyehatkan.
Baca SelengkapnyaMeski sama-sama dari biji kopi, namun kopi hijau dan kopi hitam adalah dua jenis kopi yang memiliki warna, rasa, dan manfaat yang berbeda.
Baca SelengkapnyaTeh dan kopi memiliki manfaatnya sendiri, lalu mana yang lebih baik untuk dikonsumsi di pagi hari?
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Walau minum kopi bisa berdampak bagi kesehatan, namun berhenti mengonsumsinya bisa berikan manfaat pada tubuh.
Baca SelengkapnyaMasyarakat perbatasan di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat memilih belanja kebutuhan rumah tangga ke Malaysia dengan berjalan kaki.
Baca SelengkapnyaKandungan kafein pada kopi, teh, dan cokelat berbeda serta memiliki dampak yang tak sama.
Baca SelengkapnyaKonsumsi kopi dalam jumlah berlebih bisa memunculkan sejumlah kondisi bagi tubuh.
Baca SelengkapnyaKonsumsi kopi bisa menyebabkan kecanduan pada seseorang karena sejumlah hal.
Baca SelengkapnyaKurang tidur atau tidur yang tidak cukup dapat menyebabkan mata mengantuk.
Baca Selengkapnya