Tolak Dialog di Dalam Gedung, Demonstran Adu Mulut dengan Ketua DPRD NTB
Merdeka.com - Ratusan mahasiswa yang bergabung dengan rakyat kembali demonstrasi di depan Gedung DPRD Nusa Tenggara Barat (NTB), Jalan Udayana, Kota Mataram, Senin (30/9). Dalam aksi kali kedua yang digelar di Kota Mataram ini, mahasiswa datang bersama rakyat dengan membawa tuntutan yang sama seperti unjuk rasa Kamis lalu.
Tuntutan tersebut berkaitan dengan penolakan terhadap pengesahan Undang-Undang KPK, RKUHP, RUU Pertanahan, RUU Pemasyarakatan, RUU Ketenagakerjaan.
Selain itu, penuntasan kasus kebakaran hutan dan lahan gambut di Kalimantan dan Sumatera, serta konflik sosial yang terjadi di Wamena, Papua, juga menjadi fokus tuntutan massa aksi.
Syahrul Juan, perwakilan massa aksi dari Universitas Muhammadiyah Mataram (Ummat) menjelaskan, aksi kali kedua ini digelar dengan tujuan menagih janji Ketua DPRD NTB Baiq Isvie Rupaeda yang disampaikan pada Kamis (26/9) lalu.
Dalam janji yang disampaikan pada Kamis (26/9) lalu, pihak DPRD sepakat untuk meneruskan tuntutan mahasiswa ke Presiden Joko Widodo.
Namun demikian, Baiq Isvie Rupaeda ketika berdialog langsung dengan massa aksi di depan Gedung DPRD NTB kembali menyatakan bahwa tuntutan baru akan disampaikan hari ini ke Presiden Joko Widodo.
"Hari ini juga, apa yang menjadi tuntutan teman-teman mahasiswa akan kami sampaikan ke Presiden di Jakarta," kata Baiq Isvie. Dikutip dari Antara.
Karenanya, Baiq Isvie mempersilakan kepada perwakilan mahasiswa untuk kembali menggelar dialog bersama anggota dewan di dalam Gedung DPRD NTB.
Menanggapi hal tersebut, Ketua BEM Universitas Mataram (Unram), Muhammad Amri Akbar, dalam orasinya dengan tegas menolak dan meminta agar dialog pembahasan tuntutan dilakukan langsung di hadapan seluruh massa aksi di dalam gedung DPRD NTB.
Tidak lama setelah terjadi perdebatan antara pihak DPRD dengan massa aksi di depan Gedung DPRD NTB, seketika azan zuhur berkumandang. Suara adzan yang keluar dari alat pengeras suara milik kepolisian seolah menunda perdebatan.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mahasiswa juga menyuarakan agar ASN, TNI dan Polri tetap netral dan bekerja sesuai dengan porsinya.
Baca SelengkapnyaPenyelenggaran PSU di 10 TPS di Kota Makassar akibat adanya warga yang tidak masuk dalam DPT dan DPTb tetapi mencoblos saat Pemilu 14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaSebanyak 62.217 orang yang akan mengikuti PSU di Kuala Lumpur hari ini.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Korban sempat berkomunikasi dan mengaku dari POM TNI AD
Baca Selengkapnyaanggota gabungan akan ditempatkan di titik yang telah ditentukan guna mengantisipasi adanya aksi yang anarkis
Baca SelengkapnyaAliansi Masyarakat Adat Nasional menggugat DPR dan pemerintah ke PTUN karena dianggap abai
Baca SelengkapnyaWarga juga diingatkan untuk selalu berbuat baik dalam bentuk apapun
Baca SelengkapnyaKetua KPUD tidak menjabarkan soal penyebab penundaan proses rekapitulasi suara di kecamatan.
Baca SelengkapnyaPara perajin tembaga dan warga sekitar sangat antusias menyambut kedatangan Ketua DPR RI itu.
Baca Selengkapnya