Tim Riset ITB Olah Kotoran Sapi jadi Beragam Furnitur, Begini Penampakannya
Merdeka.com - Tim riset ITB memanfaatkan kotoran sapi sebagai bahan baku beragam produk furnitur, hiasan lampu, hingga speaker. Inovasi tersebut dikembangkan atas dasar ingin mengurangi limbah yang mencemari lingkungan.
Hal ini dicetuskan pertama kali oleh Dosen Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB, Adhi Nugraha. Kemudian ia membentuk tim serta melibatkan warga di sebuah desa yang memiliki hewan ternak sapi.
“Saya tinggal di desa di mana kebanyakan penduduk adalah peternak sapi yang kurang arif dalam mengatasi limbah kotorannya. Saya dapat ide untuk memanfaatkan kotoran sapi ini sebagai bahan baku agar limbah ini tidak lagi dibuang ke mana saja,” kata Adhi melalui siaran pers yang diterima, Kamis (2/3).
Setelah tim terbentuk dengan dorongan yang sama mengenai isu limbah dan lingkungan, riset dilakukan. Saat ini, penelitian dan pengembangan produk berbahan dasar kotoran sapi sudah memasuki tahun kedua.
Para anggota peneliti datang dari berbagai bidang serta para mahasiswa sebagai desainer junior. Mereka juga sudah memetakan tanggapan warga tentang kondisi lingkungan dan pengolahan kotoran sapi sebelum mulai mempersiapkan serangkaian percobaan agar mendapatkan hasil bahan yang paling optimal.
Sambutan positif diterima, karena selain bisa mengurangi limbah, warga juga menilai bahwa penelitian ini berpotensi membuat tambahan penghasilan baru.
Sebelumnya, tim peneliti berhasil memecahkan beberapa permasalahan, yakni mencari cara untuk menghilangkan bau. Oleh karena itu, mereka coba menanggulanginya dengan berbagai proses pembersihan dan menambahkan seminim mungkin bahan kimia yang dapat mengurangi baunya.
©2023 Merdeka.comMaterial inilah yang digunakan dalam pembuatan bagian luar produk, seperti lampu, pengeras suara, dan lainnya. Cetakan produk tersebut disiapkan dan diisi dengan hasil pengolahan limbah sapi. Setelah kering, cetakan dicopot dan produk siap digunakan atau melalui proses finishing.
“Isu penting lainnya adalah patent dan sertifikasi produk agar menjamin keamanan inovasi kami, terlebihnya dalam persoalan sanitasinya. Riset kami sudah menunjukkan hasil yang sangat baik,” jelas dia.
Produk hasil tim riset sudah dipamerkan di berbagai ajang pameran di dalam dan luar negeri. Di antarnya, ICAD 2022 di Jakarta, JIA 2022 di Bali, dan FINE 2022 di Singapura. Tawaran pun datang untuk mempromosikan karyanya di galeri.
Dalam pengembangan produk ke depannya, Dr. Adhi ingin fokus mendesain produk elektronik dengan material hasil olahannya sambil menyempurnakan produk-produk yang sudah dibuat. Pengembangan bahan bakunya pun terus diteliti dengan cara menggabungkannya dengan bahan-bahan limbah lain yang mudah ditemukan secara lokal, dalam rangka mendukung konsep ekonomi sirkular.
“Semoga produk yang dibuat dapat menjadi contoh dalam pemecahan isu-isu lingkungan dan sosial agar kehidupan masyarakat sekitar lebih nyaman lewat kontribusi ekonomi dan kerjasama dengan mereka yang lancar,” pungkasnya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perusahaan tersebut mengekspor sarung tangan sebanyak 339 karton
Baca SelengkapnyaMewah habis, ini potret rumah baru Indah Permatasari dan Arie Keriting
Baca SelengkapnyaMasyarakat bisa berperan dalam menyediakan bahan baku biomassa, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Es tersebut nampak terlihat segar dan menggoda selera. Bukan hanya itu, cara mengaduk dalam pembuatan es ini dinilai sangat tak biasa.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga beras bisa ‘menular' atau merambat ke berbagai komoditi bahan pokok penting lainnya.
Baca SelengkapnyaSimak potret rumah masa kecil Fikoh LIDa sebelum terbakar!
Baca SelengkapnyaDulu pabrik ini melakukan produksi secara tradisional maupun menggunakan mesin modern
Baca SelengkapnyaAda ketangguhan dan kesiapan bertempur yang nampak di setiap wajah anggota dari satuan Kopasgat berikut ini.
Baca SelengkapnyaIa merupakan salah satu tokoh militer Indonesia yang dipercaya jadi komisaris televisi nasional hingga perusahaan perabot rumah tangga.
Baca Selengkapnya