Tiga kali dibui karena menjual foto Soekarno
Merdeka.com - Doni (52) mungkin salah seorang pedagang yang selama hidupnya banyak didera cobaan karena barang dagangannya. Barang dagangan yang dia jajakan bukanlah sesuatu yang melanggar hukum, apalagi mendatangkan bencana bagi masyarakat. Barang tersebut tak lain hanya foto dan poster sang proklamator, Bung Karno.
Pria beranak enam ini telah menjual poster dan foto Bung Karno sejak 1975 silam. Saat itu, dia mulai menjual dagangannya dari kereta satu ke kereta lainnya. Tak disangka, secara berturut-turut di tahun 1977, 1979 dan 1980 foto ini mengantarkannya ke bui. Padahal pria asal Sumatera ini tak mengetahui benar alasan penangkapannya.
“Saya tiga kali dipenjara di tahun 77, 79, 80 zaman Soeharto karena dianggap menyebarkan ajaran Bung Karno. Pada kenyataanya saya hanya bawa foto. Saya bilang, kalau bapak bisa buktikan saya mempengaruhi masyarakat boleh ditahan,” ujarnya berapi-api pada merdeka.com, di lapaknya yang berukuran 3 x 3 meter, Manggarai, Jakarta Selatan, Minggu (1/4).
Di sana, bukan hanya ancaman, Doni yang pernah ditangkap di berbagai tempat ini, mengaku mendapat perlakuan kasar dari aparat.
“Saya ditangkap di Kota, Blok M, Senen, ditahan di Jatinegara kira-kira 2-3 minggu. Di sana saya dipukul, diinjek. Memang saat itu foto dan poster benar-benar tidak boleh beredar,” tambahnya lagi.
Tahun-tahun berlalu dan Indonesia berganti rezim kepemimpinan, namun tidak membuat cobaan yang datang kepadanya surut. Meskipun sudah bisa berdagang di lapak, bapak pengagum Soekarno ini sering mengalami ancaman penggusuran.
Saat ini surat peringatan ketiga mampir dirumah kontrakannya, dia diharuskan untuk angkat kaki lantaran tanah yang dipakainya adalah milik negara. Namun dia tak gentar, apalagi melihat ketidakadilan dalam proses penggusuran itu.
“Mau digusur sudah peringatan ketiga 1x24 jam karena ini tanah negara. Tanah ini mau dibuat taman, tapi toko yang lain tidak digusur padahal mereka lebih jelas-jelas menganggu jalan, saya akan pasang badan di tempat ini, SBY saja fotonya diturunin mahasiswa dituntut, ini seorang proklamator mau digusur, coba-coba saja,” serunya.
Bapak paruh baya ini memang tak main-main dalam mengagumi sang proklamator. Bahkan sepanjang hidupnya dia terus berkeinginan untuk mempertahankan usaha mulia ini.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jarang tersorot, berikut adalah potret kebersamaan enam anak Presiden Soeharto.
Baca SelengkapnyaSesaat setelah diberi pangkat, Soeharto mengabadikan momen dengan sosok jenderal bintang 4.
Baca SelengkapnyaSebuah video merekam ketika Soeharto didampingi oleh wakil presiden (wapres) eks jenderal TNI bintang 4. Momen nostalgianya berhasil menarik perhatian publik.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tak ada lampu, hanya beberapa lilin karena Solo mesti digelapkan saat malam pernikahan Soeharto.
Baca SelengkapnyaBerikut foto lawas Buya Hamka saat menjadi Imam salat jenazah Soekarno.
Baca SelengkapnyaTitiek dan Didiet tampil kompak mengenakan atasan kemeja berwarna putih.
Baca SelengkapnyaPotret Didit saat masih remaja dengan rambut tebal dan belah tengah banjir pujian.
Baca SelengkapnyaPotret sederhana memperlihatkan Mayjen Kunto Arief yang sedang berfoto dengan ayahnya yang bukan sosok sembarangan.
Baca SelengkapnyaTak disangka, Ibu Tien Soeharto hanya ingin diwawancara oleh pemuda ini. Siapakah dia? Berikut sosoknya.
Baca Selengkapnya