Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tan Malaka, Bapak Republik Indonesia yang mahir revolusi

Tan Malaka, Bapak Republik Indonesia yang mahir revolusi Tan Malaka. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Ketokohan Tan Malaka di era 1920-an hingga 1940-an tak bisa diragukan. Meski pada 1922, Tan Malaka berada di luar negeri karena dibuang oleh Belanda, namanya tetap berkibar di kalangan tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia.

Setelah kembali ke tanah air pada 1942, Tan Malaka tak langsung membuka identitas aslinya. Tan Malaka baru membuka identitasnya kali pertama kepada Soebardjo pasca Proklamasi Kemerdekaan.

Tan Malaka lantas dipertemukan dengan Soekarno dan Hatta. Setelah itu, Tan Malaka melakukan perjalanan keliling jawa, termasuk ke Surabaya. Saat itu, Surabaya tengah dalam kondisi perang sengit dengan Inggris pada November 1945.

Kabar keberadaan Tan Malaka di Surabaya tercium oleh media massa. Namun, hanya harian merdeka saja yang saat itu yakin memberitakan keberadaan Tan Malaka di Surabaya.

Keragu-raguan publik soal telah kembalinya Tan Malaka ke tanah air pun hilang setelah Moh Yamin menulis sebuah artikel panjang di surat kabar Jakarta 'Ra'jat' pada 22 Desember 1945. Yamin memberi judul artikel itu dengan 'Tan Malaka Bapak Republik Indonesia.'

Artikel Yamin tersebut seakan mematahkan keraguan Tan Malaka untuk tampil di depan publik dalam waktu dekat. Dengan gaya tulisannya yang khas, Yamin mengungkapkan kegembiraannya atas pulangnya sang Patjar Merah ke tanah pertiwi.

"Di atas lembaran sedjarah Negara Indonesia selama lima boelan ini, maka perdjoeangan Rakjat Moerba mengalami soeatoe kegembiraan jang penoeh dengan kechidmatan sanoebari dan kesjoekoeran hati terima kasih karena kesoenggoeh-soenggoehan telah sampai kepada kepastian chabar jang menggirangkan, bahwa di tengah-tengah njalaan api Revolusi Proletariat Indonesia teroetama di kota Soerabaja tampak tersemboenji ikoet berjoeang dengan Boeroeh dab Pemoeda gagah perwira di bawah kibaran Merah Poetih pandji-pandji kedaoelatan internasional seorang poetera Indonesia jang telah beroemoer kira-kira lima poeloeh tahoen dengan bernama Ibrahim dan memikoel gelar warisan Tan Malacca, Bapak Republik Indonesia," tulis Yamin seperti dikutip dari 'Tan Malaka: Gerakan Kiri dan Revolusi Indonesia' Jilid 1 Karya Harry A Poeze.

Dalam artikelnya, Yamin juga menulis Tan Malaka akan ikut serta dalam perjuangan besar Republik Indonesia sesuai yang diinginkannya sejak lama. Yamin bahkan mensejajarkan Tan Malaka dengan Jefferson dan Washington yang telah membangun kemerdekaan Amerika Serikat.

"Ia (Tan Malaka) pantas menerima segala kehormatan sebagai Bapak Republik Indonesia, seperti telah diramalkannya di dalam risalahnya tahun 1924," kata Yamin.

Tak berbeda dengan Yamin, Presiden Soekarno juga memiliki rasa kagum terhadap Tan Malaka. Bung Karno bahkan menyebut Tan Malaka sebagai 'orang yang mahir dalam revolusi.

Soekarno mengenal risalah-risalah dan pemikiran Tan Malaka sejak tahun 1920-an. Dari 'Naar de Republiek Indonesia' sampai 'Massa Actie' telah dilahap habis oleh Soekarno untuk dipelajari. Terutama 'Massa Actie' sangat berpengaruh kepada pemikiran politik Soekarno.

Bahkan pada 1931, Soekarno diadili pemerintah Belanda karena dituduh menghasut pemberontakan. Saat itu, dalam vonis sidang berkali-kali disebut 'Massa Actie' merupakan salah satu referensi utama Soekarno dalam pemikiran.

Namun sayang, Tan Malaka dan Soekarno akhirnya berbeda jalan. Tan Malaka tak suka dengan jalan diplomasi dan perundingan yang dilakukan Soekarno terhadap penjajah Belanda. Sebab, menurut Tan Malaka, kemerdekaan harus diraih 100 persen dengan jalan diperjuangkan bahkan jika perlu lewat perang, bukan lewat perundingan.

Perundingan baru bisa dilakukan jika Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia 100 persen dan menarik pasukannya dari wilayah Indonesia. Tan Malaka menyatakan, tak ada penjajah yang mau memberi kemerdekaan kepada wilayah yang dijajahnya.

"Tuan rumah tak akan berunding dengan maling yang merampok rumahnya," demikian prinsip Tan Malaka.

(mdk/ded)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
KSAD Asal Malang Ini Tak Segan Mengkritik Atasan, Ibu Negara hingga Presiden Pernah Merasakannya
KSAD Asal Malang Ini Tak Segan Mengkritik Atasan, Ibu Negara hingga Presiden Pernah Merasakannya

Ia pernah menolak perintah Presiden Soeharto dan menjelaskan kesalahan sang kepala negara memberi perintah tersebut

Baca Selengkapnya
Peristiwa 23 Maret: Adam Malik Menjadi Wakil Presiden ke-3 Menggantikan Sri Sultan HB IX
Peristiwa 23 Maret: Adam Malik Menjadi Wakil Presiden ke-3 Menggantikan Sri Sultan HB IX

Tepat hari ini, 23 Maret pada 1978 silam, Adam Malik dilantik menjadi Wakil Presiden Indonesia ketiga.

Baca Selengkapnya
Cak Imin Tunggu Kedatangan Prabowo Sowan ke PKB Usai Ditetapkan Jadi Presiden Terpilih
Cak Imin Tunggu Kedatangan Prabowo Sowan ke PKB Usai Ditetapkan Jadi Presiden Terpilih

Cak Imin belum bisa memastikan apakah tamu yang menjanjikan akan bersilaturahmi benar datang atau tidak.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Pemenang Pemilu Tahun 1955, Berikut Sejarahnya
Pemenang Pemilu Tahun 1955, Berikut Sejarahnya

Pemilu 1955 di Indonesia merupakan salah satu tonggak sejarah penting dalam proses demokratisasi dan konsolidasi negara setelah merdeka pada tahun 1945.

Baca Selengkapnya
Prabowo Sebut Kenal Dekat Presiden ke-2, Pendukung Teriaki Balikan, Titiek Soeharto Senyum-senyum Malu Sambil Melirik Sang Anak
Prabowo Sebut Kenal Dekat Presiden ke-2, Pendukung Teriaki Balikan, Titiek Soeharto Senyum-senyum Malu Sambil Melirik Sang Anak

Menegaskan kedekatannya dengan Soeharto, Prabowo mengaku jika dia kerap melakukan makan siang bersama.

Baca Selengkapnya
Cak Imin: Pak Jokowi Sudah Saya Ingatkan Berkali-Kali, Jangan Berpihak Meskipun Anakmu Maju
Cak Imin: Pak Jokowi Sudah Saya Ingatkan Berkali-Kali, Jangan Berpihak Meskipun Anakmu Maju

Cak Imin mengaku sudah berkali-kali mengingatkan Presiden Jokowi untuk tidak berpihak meskipun anaknya Gibran maju Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya
Cak Imin: Indonesia Ibarat Mobil Kencang tapi Belum Ada Sopir yang Membawanya Melaju
Cak Imin: Indonesia Ibarat Mobil Kencang tapi Belum Ada Sopir yang Membawanya Melaju

Calon Wakil Presiden nomor urut 1 Muhaimin Iskandar, menegaskan Indonesia memiliki sumber daya melimpah namun tidak diimbangi pemimpin yang tangguh.

Baca Selengkapnya
Ganjar Sepakat dengan JK: Pemimpin Harus Jaga Emosi
Ganjar Sepakat dengan JK: Pemimpin Harus Jaga Emosi

Wakil Presiden (Wapres) ke-10 dan 12 RI, Jusuf Kalla (JK) menyinggung soal pemimpin yang baik. Dia menyindir capres yang kerap marah-marah.

Baca Selengkapnya