Sumut Siapkan Layanan Kesehatan Bagi Warga Riau yang Mengungsi karena Asap
Merdeka.com - Sejumlah warga Riau memilih mengungsi ke Sumatera Utara (Sumut) untuk menghindari kabut asap di daerahnya. Gubernur Edy Rahmayadi memerintahkan Dinas Kesehatan setempat memberikan pelayanan kesehatan bagi pengungsi yang sakit akibat asap kebakaran hutan dan lahan (Karhulta) .
"Kita membantu kesehatannya, kita maksimalkan kesehatannya dengan obat obat yang ada. Saya sudah panggil kepala Dinas Kesehatan yang sudah koordinasi dengan wilayah kabupaten," ujar Edy seusai mengikuti rapat koordinasi Karhulta dengan sejumlah pejabat terkait di Kantor Gubernur Sumut, Jumat (20/9).
Sementara Karhulta juga sudah mengancam Sumut. Sejumlah daerah bahkan sudah terpapar kabut asap. “Hari ini sudah sampai ke (Kabupaten) Nias asap, untuk itu segera kita waspadai khususnya kesehatan, untuk menjaga rakyat kita dari dampak asap itu,” ucap Edy.
Sepanjang September terdata 83 hotspot atau titik panas tersebar di 19 kabupaten dan kota di Sumut. Sementara dalam 3 hari terakhir, masih tersisa 8 hotspot lagi yang tersebar di Asahan, Dairi, Humbang Hasundutan, Labuhan Batu, Padang Lawas Utara, dan Tapanuli Tengah.
Di antara daerah-daerah itu, Dairi dan Labuhan Batu Selatan (Labusel) yang paling parah terpapar asap. "Untuk itu segera siapkan masker untuk rakyat khususnya di wilayah Labusel yang asap sudah mulai tebal di sana," ujar Edy.
Untuk mengantisipasi agar Karhultra tidak terjadi di Sumut, Edy mengatakan Pemprov Sumut bersama pihak kepolisian sepakat mencabut izin perusahaan yang menyebabkan terjadinya kebakaran.
"Kita akan lakukan tindakan tegas sampai ke tingkat pencabutan izin kalau itu benar benar dilakukan suatu perusahaan yang lalai," sebut Edy.
Bupati dan Wali Kota di Sumatera Utara juga diminta untuk menginventarisasi usaha perkebunan yang tidak menggunakan lahannya. Jika terbukti, izin usahanya terancam dicabut. Sementara Wakapolda Sumut Brigjen Pol Mardiaz Kusin Dwihananto mengatakan akan memproses direksi perusahaan pemilik lahan yang terbakar.
"Izin lokasi atau HGU juga akan kita lakukan pemeriksaan terhadap direksi jadi kita mencoba untuk direksi bertanggung jawab juga kepada pertama anak buahnya atau karyawannya, kedua juga wilayah yang dia kuasai yang diberikan izin oleh pemerintah. Kita lihat buktinya, jika ada perintah untuk melakukan ya kita proses, jika tidak kita lakukan penahanan, supaya mereka bertanggung jawab. Jangan nanti ada wilayah HGU, yang dikorbankan karyawan, warga setempat," tegasnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemkab Banyuwangi menyiagakan 1.071 tenaga kesehatan untuk pelayanan kesehatan selama libur Lebaran.
Baca SelengkapnyaPemkab Banyuwangi menyiagakan 1.071 tenaga kesehatan (nakes) untuk pelayanan kesehatan selama libur Lebaran.
Baca SelengkapnyaAir bah tersebut merupakan kiriman dari Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Hujan deras mengguyur sejak siang. Intensitasnya meningkat pada sore hari hingga menjelang petang.
Baca SelengkapnyaIsu hoaks di sektor kesehatan ternyata masih marak. Hal ini terbukti dari patroli Kominfo selama 2023.
Baca SelengkapnyaDi musim hujan, risiko terkena diare meningkat karena kelembaban udara yang tinggi dan penurunan daya tahan tubuh.
Baca SelengkapnyaTim dokter saat ini masih melakukan perawatan dan observasi terkait kemungkinan gejala sisa.
Baca SelengkapnyaAM sebelumnya dikabarkan tewas usai mengalami luka tusuk di tangan kanan dan pinggang kiri setelah dikeroyok lima orang di Kafe MB, Kemang, Mampang Prapatan.
Baca SelengkapnyaAncaman cuaca ekstrem ini diprediksi terjadi hingga 18 Maret 2024 mendatang
Baca Selengkapnya