Setelah 14 tahun mangkrak, Kapolri Tito resmikan Gedung Promoter
Merdeka.com - Kapolri Jenderal Tito Karnavian meresmikan Gedung Promoter di Mapolda Metro Jaya. Nama Promoter merupakan slogan dari Tito yang artinya Profesional, Modern, dan Terpercaya.
Gedung yang berlantai 23 ini awalnya diperuntukan untuk Detasemen 88 Polri. Bangunan itu penggagasnya adalah mantan Kapolda Metro Jaya Irjen Firman Gani yang kini sudah almarhum.
Dibangun sejak September 2004, gedung ini menghabiskan biaya yang cukup besar yakni Rp 498 miliar. "13 tahun kita menunggu akhirnya gedung ini jadi juga," ujar Tito di lokasi, Jumat (19/1).
Di acara peresmian ini, mantan Kapolda Metro Jaya ini juga mengajak seluruh jajaran mendoakan mantan Kapolda Metro Jaya Irjen Firman Gani. "Lima tahun wafatnya diberikan tempat yang indah di sisinya dan diampuni dosa-dosanya," kata Tito.
"Kami hormati senior-senior kapolri pada masanya, wakapolri pada masanya. Senior-senior Kapolda dan wakapolda pada masanya, segenap pejabat utama, lebih khusus pada almarhum Firman Gani, terima kasih kehadirannya Bu," ujar Tito.
Tito menceritakan, gedung ini sudah dibangun sejak 13 tahun lalu namun baru diresmikan pada 2018. Saat itu, pada peletakan batu pertama dirinya masih menjabat Kadensus 88.
Gedung Promoter ©2018 Merdeka.com/Ronald Chaniago"Setelah 13 tahun akhirnya dapat jadi gedung ini, mengambil momentum penting saat teror marak buat Densus. Saat itu saya AKBP dan dilantik menjadi Kepala Densus 88," ujarnya.
Dalam acara itu, istri dari almarhum Irjen Firman Gani, Vivi Kabul turut hadir. Selain itu, seluruh mantan Kapolri, Wakapolri, Kapolda, dan Wakapolda hadir acara itu seperti Jenderal Polisi Badrodin Haiti, Jenderal Polisi Da'i Bachtiar, Jenderal Polisi Chairudin Ismail, Jenderal Polisi Sutanto, Jenderal Pol Roesmanhadi, Jenderal Polisi H. Bambang Hendarso Danuri, Komjen Putut Eko Bayuseno, Komjen Pol Makbul Padmanegara, Komjen Nurfaizi, Komjen Nugroho Djayusman, Irjen M. Iriawan, Komjen Pol Moechgiyarto, dan Irjen Pol Suntana.
Seperti diketahui, pembangunan gedung berlantai 23 dimulai pada 2004 yang akan digunakan untuk Densus 88. Saat itu, Kapolda Metro Jaya Irjen Firman Gani yang kini sudah tiada mengatakan, Polri akan menganggarkan biaya sebesar Rp 660,1 miliar untuk pembangunan gedung itu di atas lahan seluas 14.500 meter.
Sayangnya, hingga pembangunan dilaksanakan, biaya yang digunakan belum tercatat dalam APBN. Tetapi Firman Gani tetap melaksanakan pembangunan, dengan alasan sambil menunggu anggaran dari APBN.
Gedung Promoter ©2018 Merdeka.com/Ronald ChaniagoPergantian Kapolri dari Jenderal Dai Bachtiar kepada Jenderal Sutanto tidak memberikan dampak terhadap kelanjutan pembangunan. Justru, proses pembangunan yang direncanakan selesai selama 18 bulan, semakin tidak jelas. Akhirnya, selama Jenderal Sutanto menduduki posisi nomor satu di Polri, pembangunan tak lagi berjalan dan akhirnya mangkrak hingga 14 tahun lamanya.
Hingga akhirnya, memasuki awal 2018 atau setelah 14 tahun pembangunan dimulai, Polri berkemas melakukan persiapan peresmian gedung dengan nama Gedung Promoter.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Proses promosi itu sebagaimana tertuang dalam Surat Telegram nomor ST/429/II/KEP./2024 tertanggal 28 Februari 2024
Baca SelengkapnyaKaryoto mengharapkan dibukanya markas polisi dan TNI sebagai tempat penitipan tersebut masyarakat yang ingin berpegian ke luar kota merasa aman dan nyaman.
Baca SelengkapnyaWarga mendengar dua kali ledakan dari markas gegana Satbrimob Polda Jatim.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemprov Kaltim sedang menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) untuk 20 tahun ke depan.
Baca SelengkapnyaKapolri percaya atas semua proses penyidikan yang dilakukan Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Karyoto
Baca SelengkapnyaMenurut Boyamin, sudah tidak ada alasan lagi bagi Karyoto untuk menunda penahanan Firli.
Baca SelengkapnyaMirisnya bangunan cagar budaya ini dihancurkan untuk pembangunan mall
Baca SelengkapnyaEks Kapolri Jenderal (Purn) Tito Karnavian pulang kampung ke Palembang, Sumatera Selatan.
Baca SelengkapnyaKaryoto menjelaskan, TPS yang termsssuk kategori rawan dilihat dari letak geografis dan sosial demografi.
Baca Selengkapnya