Sertifikasi dai malah bikin kontroversi
Merdeka.com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) berencana mengirimkan dai ke seluruh Indonesia untuk menyiarkan tentang Islam moderat. Nantinya, para dai tersebut akan mendapatkan sertifikat 'moderat' dari MUI.
Hal itu pun memunculkan perbedaan pendapat di masyarakat. Banyak yang menilai langkah MUI positif, namun ada pula yang mempertanyakan dan mengkritisi keinginan tersebut.
Wakil Ketua Komisi VIII Sodik Mudjahid berpendapat perlunya hal itu dilakukan MUI. Akan tetapi, tujuannya diharapkan tidak hanya untuk menangkal terorisme, radikalisme dan mewujudkan Islam moderat.
"Tujuannya jangan hanya sekadar menangkal radikalisasi itu sangat kecil, tetapi benar-benar agar ustaz punya kompetensi moral dan keilmuan," ujarnya.
Ia berharap MUI bisa melahirkan dai yang mengedepankan ajaran Islam sebenarnya, tidak hanya bersifat moderat. Dirinya juga menyarankan agar kebijakan baik ini bisa disosialisikan secara sempurna sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat.
"Sosialisasikan berikan pemahaman kepada ustaz pentingnya ustaz yang punya kualifikasi dan kompetensi, agar tidak salah paham," terangnya.
Sementara itu, ustaz sekaligus juru bicara Hisbut Tahrir Indonesia HM Ismail Yusanto berpendapat sertifikasi dengan Islam moderat dikhawatirkan bisa mengurangi peran umat untuk berdakwa.
Dirinya menilai sampai saat ini belum diketahui definisi dari Islam moderat. Ia menyarankan agar dai menyampaikan dakwah sesuai dengan ajaran Islam sebenarnya tanpa adanya kriteria.
"Yang harus diawasi bagaimana agar bisa menyampaikan Islam sebenarnya. Definisi Islam moderat juga belum tahu seperti apa," terangnya.
Sebelumnya, Ketua Komisi VIII DPR Saleh Partaonan Daulay meminta MUI mengkaji ulang wacana memberikan sertifikat kepada para dai untuk dikirim ke setiap pelosok Indonesia sebagai modal mensiarkan ajaran Islam yang moderat. Saleh menyarankan lebih baik MUI memfokuskan pada pembinaan para dai yang dinilainya memiliki paham radikal ketimbang memberikan sertfikasi bagi para dai yang menurutnya memiliki paham moderat.
"Tugas MUI itu kan sebetulnya sebagai pembina umat. Jadi menurut saya tugas itu sendirilah yang di ke depankan. Persoalan sertifikasi itu urusan belakangan," katanya.
Untuk diketahui, MUI akan mengirimkan dai-dai ke seluruh wilayah Indonesia untuk mensiarkan tentang Islam yang moderat. Dai-dai ini nantinya juga akan mendapatkan sertifikat dari MUI.
Ketua MUI Ma'ruf Amin menjelaskan, program ini merupakan salah satu peran MUI untuk menangkal terorisme dan radikalisme. Selain itu, MUI juga menyampaikan juga akan dikembangkan ekonomi masyarakat berbasis syariah.
(mdk/war)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Islam mengajarkan umatnya untuk mencari kepuasan yang bersumber dari pemenuhan kebutuhan spiritual dan moral.
Baca SelengkapnyaJika sampai tenggat waktu tersebut pelaku UMKM belum mengantongi sertifikasi halal, maka akan dikenai sejumlah sanksi.
Baca SelengkapnyaTasamuh merupakan toleransi yang sangat dianjurka untuk diterapkan bagi umat Islam di kehidupan sehari-hari.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dia tidak yakin UMKM bisa memiliki sertifikat halal hingga 17 Oktober 2024. Karena saat ini hanya bisa disertifikasi dakam setahun 200 produk.
Baca SelengkapnyaEdy berpendapat kewajiban sertifikasi halal diharapkan dapat menjadi perlindungan industri mikro lokal terhadap produk impor yang banyak membanjiri pasar lokal.
Baca SelengkapnyaTeten khawatir banyak UMKM yang tidak dapat mempunyai sertifikat halal dalam waktu yang ditetapkan itu.
Baca SelengkapnyaMembaca doa witir memiliki keutamaan dan kepentingan yang besar dalam agama Islam.
Baca SelengkapnyaIndonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak kedua di dunia dengan 86,7% populasi beragama muslim.
Baca SelengkapnyaMendaftar sertifikat halal melalui Shopee, lebih efisien dibandingkan jalur lain.
Baca Selengkapnya