Serangan KKB ke Pos TNI di Papua Terindikasi Ganggu PON & Pilkada
Merdeka.com - Serangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) ke Pos TNI di Banti, Mimika, Papua diduga untuk mengganggu agenda olah raga nasional yakni PON ke-20 serta Pilkada 2020.
"Ada indikasi seperti itu," kata Wakapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Dax Sianturi, kepada Liputan6.com, Kamis (5/3/2020).
Dia menuturkan sejauh ini pihaknya siap mengantisipasi. Dengan terus mendukung upaya pihak Polri menangani gangguan keamanan tersebut.
"Sejauh ini pihak TNI, dalam hal ini Kodam XVII/Cenderawasih dalam posisi mem-back up aparat Polri untuk melakukan upaya penegakan hukum terhadap kelompok-kelompok tersebut," ungkap Dax.
Sementara itu, di kantor Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Jakarta, Menko Polhukam Mahfud Md mengatakan, gangguan tersebut sudah diantisipasi. Sehingga, menurut dia, masalah PON akan tetap berlangsung dengan baik.
"Itu sudah dibicarakan bahwa PON akan tetap berlangsung dengan baik. Dan pemerintah sudah mengantisipasi semuanya," jelas Mahfud.
Dia menuturkan, bahwa pihak Polri sudah menjalankan sesuai prosedur. Sehingga masalah ini sudah diatasi.
"Bahwa memang ada gangguan seperti itu, dan sudah diatasi berdasarkan SOP yang ada di Polri," tukasnya.
Sebelumnya, Kapolda Irjen Paulus Waterpau, mencium adanya dugaan serangan KKB untuk mengganggu jalannya PON. "Saat ini sedang didalami mengingat beberapa hari terakhir ini sering terjadi penembakan di beberapa daerah," Jelas Paulus.
Jika indikasi itu benar, TNI/Polri tidak akan tinggal diam dan akan melakukan berbagai tindakan pencegahan hingga PON, tetap berlangsung sesuai rencana.
Waterpauw menegaskan, pihaknya akan tegas terhadap kelompok tersebut, termasuk kelompok lain yang ingin menggagalkan PON. Selain KKB yang ingin mengagalkan PON, menurut Kapolda, juga ada indikasi kelompok mahasiswa eksodus juga ingin mengagalkan ajang olahraga nasional utama itu.
Khusus untuk mahasiswa eksodus yang hingga kini belum mau kembali ke kampusnya untuk melanjutkan pendidikannya, Waterpauw berpesan kepada mereka jangan menjadi kelompok yang mengganggu kamtibmas karena akan berhadapan dengan aparat keamanan.
"Masa depan mahasiswa masih panjang. Pergunakan sebaik mungkin dengan menuntut ilmu demi masa depan," pesan Kapolda kepada mahasiswa eksodus yang belum kembali ke kampusnya.
Reproter: Putu MertaSumber : Liputan6.com
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seperti diketahui, teror KKB tak pernah berhenti. Tak hanya menyasar personel Polri dan prajurit TNI yang bertugas. Mereka juga melukai warga sipil.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi melakukan kunjungan ke IKN guna meninjau kembali progres pembangunan.
Baca SelengkapnyaJukius Tabuni terlibat dalam peristiwa perampasan senjata api anggota Pospol KP3 Udara Polres Puncak pada 1 Februari 2024
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jelang hari pencoblosan Pemilu 2024, TNI AD menyiapkan sejumlah rangkaian antisipasi pengamanan
Baca SelengkapnyaJokowi meminta KPU dan para penyelenggara Pemilu memastikan tata kelola pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan dengan baik.
Baca SelengkapnyaAkibat serangan KKB itu, anggota Satgas Pamtas Mobile Yon 7 Marinir TNI-AL gugur.
Baca SelengkapnyaAKBP Abdus Syukur mengakui memang menerima seorang warga sipil dan saat ini masih diperiksa apakah terlibat dalam kelompok bersenjata atau tidak.
Baca SelengkapnyaTNI Ungkap Peran 13 Prajurit Tersangka Penganiayaan Anggota KKB di Papua
Baca SelengkapnyaWalaupun sudah mengamankan sejumlah pihak, namun belum ada keterangan dari KPK.
Baca Selengkapnya