Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sebelum Setnov dirawat, Fredrich pantau kamar rawat VIP di RS Medika Permata Hijau

Sebelum Setnov dirawat, Fredrich pantau kamar rawat VIP di RS Medika Permata Hijau Sidang Fredrich Yunadi. ©2018 Merdeka.com/Dwi Narwoko

Merdeka.com - Jaksa Penuntut Umum KPK menghadirkan sejumlah saksi dalam persidangan perintangan penyidikan korupsi e-KTP atas terdakwa Fredrich Yunadi. Dalam keterangan saksi terkuak sebelum Setya Novanto mengalami kecelakaan, Fredrich terlebih dahulu mengunjungi Rumah Sakit Medika Permata Hijau, Jakarta Barat, guna memantau kamar rawat inap yang akan ditempati Setya Novanto.

Hal itu terkuak dari keterangan Pelaksana tugas Manager Pelayanan Medik, Alia. Dia menjelaskan, awal mula mengenal Fredrich saat Dokter Bimanesh Sutarjo menghubunginya dan memberitahukan akan ada pasien bernama Setya Novanto dan diminta siapkan kamar rawat inap VIP. Saat itu, ujar Alia, Bimanesh sedang bersama dengannya dan memperkenalkan diri sebagai kuasa hukum Setya Novanto.

Alia mengonfirmasi ada tidaknya konsekuensi hukum terhadap Setya Novanto. Saat itu Fredrich meyakinkan Alia tidak ada akibat hukum terkait pemesanan kamar inap VIP untuk Setya Novanto.

Lebih lanjut, setelah mendapat informasi kesediaan kamar. Fredrich mengutus asistennya memantau kamar yang akan ditempati mantan Ketua DPR tersebut. Sebelumnya, asisten tersebut menelepon Alia.

"Dia mengatakan. Dok saya asisten Pak Setya Novanto saya mau ketemu dengan dokter lalu saya kembali lagi ke rumah sakit. Katanya Dok saya mau lihat ruangan tempat Bapak mau dirawat nanti, saya jawab oh iya silakan dari lobi naik lift ke lantai 3," cerita Alia saat asisten Fredrich meminta izin memantau ruang rawat Setya Novanto, Kamis (15/3).

"Sampai di lantai 3, dia (asisten Fredrich) foto-foto, enggak lama saya dapat telepon dari pengacara Setya Novanto, dia tanya dokter di mana? Saya di atas ruangan VIP akhirnya datanglah pengacara Setya Novanto. Fredrich saya katakan ya ini ada di ruangan Pak Novanto dirawat di kamar 323," imbuhnya.

Lebih lanjut, dia mengatakan setibanya di kamar rawat inap VIP, Fredrich menerima telepon, sementara Alia mengaku tidak mendengar percakapan Fredrich dengan seseorang di telepon tersebut.

Usai berbincang di telepon, Fredrich kemudian mengatakan bahwa Setya Novanto akan masuk ke ruang kamar inap VIP dengan kondisi kecelakaan.

Pernyataan itu diakui Alia aneh. Sebabnya, belum ada pemeriksaan namun sudah ada permintaan alasan rujukan pasien ke rawat inap.

"Beliau menutup telepon dan sampaikan ke saya. Dok ini masuknya dengan kecelakaan yah, yang ngomong Pak Fredrich," ceritanya.

"Saya bingung belum tahu kondisi pasien pemeriksaan. Karena kalau dokter harus tahu kondisi pasien dulu. Kan informasi awal Bapak sakitnya hipertensi gangguan jantung makanya saya bingung tapi saya cuma ngomong ini di dalam hati saya saja," tukasnya.

Seperti diketahui, Fredrich didakwa melakukan upaya merintangi penyidikan korupsi proyek e-KTP dengan mengarahkan Setya Novanto menghindari pemeriksaan oleh penyidik KPK. Dengan alasan, Fredrich akan mengajukan uji materi atas pemanggilan DPR harus mendapat persetujuan dari Presiden.

Sambil uji materi berproses, pria yang akrab disapa Setnov itu diungsikan ke Hotel Sentul. Atas perbuatannya, Fredrich didakwa telah melanggar Pasal 21 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP.

(mdk/dan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Eks Kasat Narkoba Polres Lampung AKP Andri Gustami Dituntut Hukuman Mati atas Kasus Narkoba Fredy Pratama
Eks Kasat Narkoba Polres Lampung AKP Andri Gustami Dituntut Hukuman Mati atas Kasus Narkoba Fredy Pratama

Eks Kasat Narkoba Polres Lampung, AKP Andri Gustami jadi perantara peredaran narkotika jenis sabu milik jaringan Fredy Pratama.

Baca Selengkapnya
Eks Kasat Narkoba Polres Lampung Selatan Dijatuhi Hukuman Mati karena Loloskan Sabu Jaringan Fredy Pratama
Eks Kasat Narkoba Polres Lampung Selatan Dijatuhi Hukuman Mati karena Loloskan Sabu Jaringan Fredy Pratama

Majelis hakim PN Tanjungkarang, Lampung menjatuhkan hukuman mati terhadap terdakwa Andri Gustami terkait perkara peredaran narkotika jaringan Fredy Pratama.

Baca Selengkapnya
Erick Thohir Dinonaktifkan Sebagai Ketua Lakpesdam NU
Erick Thohir Dinonaktifkan Sebagai Ketua Lakpesdam NU

Erick dinonaktifkan melalui surat bernomor 285.a/PB.01/A.II.01.08/99/01/2024.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
KPK Tetapkan Kepala BPPD Sidoarjo Jadi Tersangka Korupsi Pemotongan Insentif Pegawai
KPK Tetapkan Kepala BPPD Sidoarjo Jadi Tersangka Korupsi Pemotongan Insentif Pegawai

AS ditahan 20 hari pertama terhitung tanggal 23 Februari 2024 sampai dengan 13 Maret 2024 di Rutan KPK.

Baca Selengkapnya
Politikus NasDem Rajiv Dipanggil KPK Terkait Kasus Korupsi Kementan
Politikus NasDem Rajiv Dipanggil KPK Terkait Kasus Korupsi Kementan

Panggilan tersebut dipenuhi oleh Rajiv yang telah tiba di gedung Merah Putih KPK.

Baca Selengkapnya
Eks Penyidik KPK: 'Kotak Pandora' Ditemukan, Harun Masiku akan Segera Ditangkap
Eks Penyidik KPK: 'Kotak Pandora' Ditemukan, Harun Masiku akan Segera Ditangkap

KPK diduga tengah mencari tahu keberadaan mantan Caleg PDIP Harun Masiku.

Baca Selengkapnya
KPK Periksa IRT Usut Kasus Bupati Sidoarjo Potong Dana Insentif ASN
KPK Periksa IRT Usut Kasus Bupati Sidoarjo Potong Dana Insentif ASN

Dalam kasus ini, KPK telah menetapkan Kasubag Umum dan Kepegawaian BPPD Siska Wati sebagai tersangka korupsi pemotongan dana insentif ASN Sidoarjo

Baca Selengkapnya
OTT KPK di Labuhanbatu Terkait Korupsi Pengadaan Barang & Jasa, Bupati Erik Adtrada Ritonga Ikut Terjaring
OTT KPK di Labuhanbatu Terkait Korupsi Pengadaan Barang & Jasa, Bupati Erik Adtrada Ritonga Ikut Terjaring

Nawawi belum memberikan keterangan lebih lanjut soal sektor pengadaan barang dan jasa yang menyeret bupati Labuhan Batu.

Baca Selengkapnya
93 Pegawai KPK Diduga Pungli, Mahfud MD: Tangkap Saja!
93 Pegawai KPK Diduga Pungli, Mahfud MD: Tangkap Saja!

KPK independen demi mengatasi korupsi di Indonesia apabila memenangi Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya