Sebelum buka kampung Inggris, Mr Kalend bikin kursus pidato santri
Merdeka.com - Lima bulanan pertama nyantri di rumah Kiai Yazid (almarhum) yang menguasai 9 bahasa secara otodidak, membuat Mr Kalend banyak menangkap peluang. Saat menjadi santri Kiai Yazid, Mr Kaled sering diajak pengajian ke berbagai pondok pesantren di sekitar Kediri.
"Gara-gara saya berkali-kali diajak oleh Ustaz Yazid mendatangi pengajian. Baik itu pengajian yang beliau isi atau orang lain yang mengisi saya selalu diajak. Ini keuntungan besar bagi saya. Yang beliau datangi biasanya pondok-pondok sekitar Kediri seperti Ponpes Sumbersari, Lirboyo dan lainnya dan setiap pengajian selalu ramai," cerita Mr Kelaend kepada merdeka.com, Rabu (11/3).
Dari menjadi pendamping Ustaz Yazid tersebut, Kalend akhirnya menemukan celah untuk berkarya. "Setiap pengajian saya memperhatikan ada yang saya lihat janggal yang saya terpanggil untuk memperbaiki, di antaranya dalam muqodimah (sambutan), ketua panitia dengan MC sering kali bahasanya sama. Bahkan bisa sama dengan mubaligh, si MC dan Mubaligh yang dibahas sama misalnya saat bulan Ramadan yakni Surah Al Baqarah ayat 186," terangnya.
Mr Kalend berpikir ngapain mereka mengulang-ngulang. Mr Kalend pun akhirnya mengubah kebiasaan itu.
Peluang kedua yang ditangkap Mr Kalend adalah soal dekorasi. Dekorasi di pengajian di kala itu terlalu sederhana dan itu membuatnya sedih. Sementara dia memiliki kemampuan untuk itu ketika nyantri di Ponpes Modern Gontor selama empat tahun sembilan bulan
"Lalu saya ngomong kepada Ustaz Yazid, bagaimana kalau kita membuat program di sini nanti saya mau mengajar kursus dasar pidato. Kita undang utusan dari pesantren-pesantren sekitar. Saya ingin memperbaiki dan beliau mendukung," tuturnya.
Restu Ustaz Yazid dianggap sebagai bekal utama dari seorang guru. Akhirnya pada tahun 1976 Mr Kalend memutuskan mendirikan dirikan kursus dasar pidato (Kurdapid).
"Tidak hanya belajar pidato, tapi nyerempet dekorasi juga. Kadang saya menemui dalam dekorasi huruf besar dibuat huruf kecil. Yang paling fatal huruf i titiknya di bawah. Paling benci saya," sindirnya.
Kenapa dia membenci kreasi huruf yang tidak sesuai kaidah? Menurut Kalend karena dirinya ingat, Kiai Zarkasi Pengasuh Ponpes Modern Gontor pernah membahas masalah ini.
"Ini pelanggaran Qoidah, orang kalau biasa melanggar qoidah, lama lama melanggar akidah, ini rumus. Saya tertarik dengan kata-kata beliau," tegasnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Korban sempat cekcok dengan istrinya hingga sang istri meninggalkannya.
Baca SelengkapnyaKalimat simple past tense ini bisa digunakan saat kita mengobrol pembicaraan suatu kejadian lampau atau yang telah berlalu.
Baca SelengkapnyaRasa kesepian bisa kita alami secara tiba-tiba, penting untuk mengenalinya secara tepat walau kadang kondisi ini tidak disadari.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Istri Kasad Jenderal Maruli Simanjuntak kesakitan saat terkena pedang Dayak di kakinya, ekspresi orang-orang jadi sorotan.
Baca SelengkapnyaDengan AI, kegiatan belajar mengaji yang umumnya mewajibkan pendampingan guru secara langsung atau tatap muka, kini bisa dilakukan di mana pun dan kapan pun.
Baca SelengkapnyaSaat ini guru silat bernama Baharudin (56) itu ditahan polisi untuk kepentingan penyidikan.
Baca SelengkapnyaMasyarakat menyematkan penutup kepala tanjak kepada Mahfud yang merupakan simbol penerimaan sebagai keluarga besar adat Melayu.
Baca SelengkapnyaSebanyak 40 orang kader ulama utusan dari berbagai pesantren ikut pelatihan
Baca SelengkapnyaTanda titik memiliki peran penting dalam membentuk struktur kalimat yang jelas dan merinci.
Baca Selengkapnya