Satgas Tegaskan Wakil Wali Kota Depok Positif Covid-19 Bukan Efek Vaksin
Merdeka.com - Juru bicara Satgas Covid-19 Kota Depok Dadang Wihana mengatakan, bahwa Wakil Wali Kota Depok Pradi Supriatna terpapar Covid-19 bukan karena efek vaksin. Dia menegaskan, vaksin yang disuntikkan seharusnya sebanyak dua kali.
"Tidak ada kaitannya dengan vaksin. Kita tidak menghubungkan dampak vaksinasi dengan terpaparnya Covid-19 pada Pak Wakil Wali Kota. Yang kita tahu, vaksinasi itu harus dilakukan sebanyak 2 kali agar terbentuk antibodi secara maksimal," kata Dadang, Senin (1/2).
Dia menjelaskan bahwa respons kekebalan tubuh yang dipicu vaksin CoronaVac baru akan muncul setelah 2 kali penyuntikan dengan rentang 2 pekan. Dan sebagai informasi bahwa Pradi mengalami demam sebelum mendapat vaksin kedua.
"Tapi mudah-mudahan antibodinya sudah terbentuk meski belum maksimal, sehingga proses penyembuhan bisa lebih cepat," ujar dia.
Sementara itu, Pradi mengaku kondisinya membaik saat ini. Dia dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Depok sejak Sabtu (30/1). Dia pun mengingatkan agar warga tidak takut divaksinasi Covid-19.
"Untuk saudaraku, tetap jangan takut untuk disuntik vaksin. Saya tidak tahu, kalau saya belum sempat disuntik vaksin, mungkin akibatnya akan lebih parah lagi," kata Pradi melalui video.
Pradi adalah salah satu penerima vaksin dari 10 nama pertama di Depok. Dia mendapatkan vaksin tahap I pada 14 Januari. Namun pada tahap II dia gagal vaksin karena tidak sehat. "Setelah seperti ini (terpapar Covid-19), baru kita tahu, begini ternyata. Sangat tidak nyaman," kata dia.
Dia mengaku tidak tahu lokasi terpapar Covid-19. Yang jelas kata dia, selalu menerapkan protokol kesehatan.
"Padahal untuk protokol kesehatan, saya sudah sangat luar biasa menjalankan protokolnya," tandasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaSaat ini tercatat ada 300 warga yang terpapar covid dari sebelumnya 100 kasus.
Baca SelengkapnyaKemenkes memperoleh beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19, salah satunya datang dari Kota Bandung.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jumlah ini naik dua kali lipat dibanding tahun 2023. Adapun rinciannya, pada Januari 2024 sebanyak 68 kasus, Februari 119 kasus, Maret 68 kasus.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengungkapkan tiga penyebab kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca Selengkapnyajumlah sampah yang terkumpul selama malam perayaan tahun baru 2024 di Jakarta mencapai 130 ton.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Baca Selengkapnya