Sadapan soal upeti ke Komisi VII diputar, Waryono tetap berkelit
Merdeka.com - Jaksa penuntut umum pada Komisi Pemberantasan Korupsi hari ini memutar rekaman pembicaraan telepon hasil sadapan antara mantan Kepala SKK Migas, Rudi Rubiandini, dengan mantan Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Waryono Karno.
Dalam rekaman itu terdengar Waryono membicarakan soal rencana pemberian upeti kepada Komisi VII DPR yang diistilahkan dengan sebutan 'buka-tutup kendang.'
Rekaman itu diputar di dalam sidang Rudi, digelar di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Selasa (25/2). Dalam rekaman itu, terdengar Rudi siap menalangi uang setoran awal kepada Komisi VII. Tetapi, dia tidak sanggup memberikan upeti lanjutan dan ingin supaya hal itu disiapkan oleh Direktur Utama PT Pertamina. Galaila Karen Kardania.
Berikut ini adalah transkrip rekaman sadapan antara Rudi dan Waryono:
Rudi (R): Insya Allah saya hadir.
Waryono (W): Nah untuk antisipasi itu, barangkali yang ini, hanya arahan Pak Menteri, memang itu lewat Pak ZA (Zainudin Amali. Pak yang sajubu dana nya gitu. Bagaimanan 'ini'-nya, bapak kepada Pak SB (Sutan Bhatoegana) itu bagaimana ya? Tapi kan kayaknya bapak proses advance dulu, oleh karena itu, mohon arahan karena kita talangan pakai APBN nggak mungkin Pak Rudi (Waryono mulai menurunkan volume suara).
R: Kemarin saya coba yang 'buka kendang'-nya dari kita. Tadinya minta, 'tutup kendang'-nya saya pikir dari Pertamina. Ee, Pertamina sudah dihubungi Pak, Bu Karen.
W: Pertamina itu, Pertamina hanya mau oke kalau SKK yang kontak. Kalau institusi kita, institusi pemerintah kayaknya enggak.
R: Kalau gitu saya telepon Bu Karen supaya nanti saya buka kendang, jadi biar sharing gitu. Yang handle acara nanti siapa? ZA bukan?
W: Nanti SB langsung dengan kita.
R: Saya telepon Bu Karen kalau gitu
Setelah rekaman diputar, Jaksa Riyono lantas mencecar Waryono soal pembicaraan 'buka-tutup kendang' itu. Tetapi, Waryono tetap berkelit tidak pernah tahu soal itu. Dia bahkan menjawab berbelit dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara tidak pernah tersedia duit buat memberi upeti itu. Mendengar jawaban itu, Ketua Majelis Hakim Amin Ismanto nampaknya jengah.
"Sudahlah, kita kan sudah sama-sama tua," ujar Hakim Ketua Amin.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Debat calon wakil Presiden berlangsung seru. Kehadiran Raffi Ahmad dan sang istri yakni Nagita Slavina di acara tersebut sukses mencuri perhatian.
Baca SelengkapnyaDari sejumlah uang tersebut ada yang mengalir untuk keperluan pribadi SYL, keluarga dan ke Partai NasDem.
Baca SelengkapnyaKejaksaan Agung menegaskan tetap netral di Pemilu 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Cak Imin juga tak setuju dengan pernyataan pemberian Bansos sama saja melestarikan kemiskinan masyarakat.
Baca SelengkapnyaMenteri BUMN, Erick Thohir selaku RUPS memberhentikan dengan hormat Komjen. Pol. (Purn) Ari Dono Sukmanto.
Baca SelengkapnyaBudi Waseso atau Buwas menanggapi soal namanya disebut dalam Sidang Sengketa Hasil Pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK).
Baca SelengkapnyaAndri menjelaskan saat ini kedua pelaku ditahan di Polres Tebo untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Baca SelengkapnyaKehadiran relawan Prabowo-Budiman Bersatu (Prabu) di desa-desa penting untuk konsolidasi suara.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin rapat di Istana Negara untuk membahas sejumlah isu penting terkait kebijakan sawit di Indonesia.
Baca Selengkapnya