Ruhut: Tugas berat, jabatan ketua Komnas HAM tak bisa 1 tahun
Merdeka.com - Anggota Komisi III DPR Ruhut Sitompul menilai, permintaan sembilan dari 13 Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) yang meminta aturan masa kerja pimpinan dalam Undang-Undang (UU) diubah dari 2,5 tahun menjadi 1 tahun sulit terwujud. Sebab, Ruhut menilai masa kerja satu tahun bukan merupakan waktu kerja yang ideal.
"Mereka (Komisioner Komnas HAM) minta diubah undang-undangnya supaya bisa satu tahun menjabat, tapi susah itu, setahun itu belum bisa," ujar Ruhut di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Senin (11/2).
Ruhut mengatakan, apabila masa kerja pimpinan Komnas HAM dipaksakan menjadi satu tahun, hal itu tidak sebanding dengan beban kerja yang diemban. Bahkan, menurut dia, masa kerja satu tahun yang diminta tidak akan dapat memberikan kontribusi berlebih terhadap upaya menangani pelanggaran HAM.
"Tugas mereka berat, berkaitan dengan pelanggaran HAM. Apa sih yang bisa dikerjakan dalan waktu satu tahun," kata Ruhut.
Ruhut berharap, para komisioner dapat lebih mengeratkan kerjasama daripada harus mengubah masa kerja pimpinan. "Masih banyak masalah HAM yang harus mereka atasi," ujarnya.
Sebelumnya, para komisioner Komnas HAM saling berselisih mengenai masa kerja pimpinan yang dalam ketentuannya diatur selama 2,5 tahun diganti menjadi 1 tahun. Akibatnya, tiga orang komisioner mengundurkan diri karena tidak sepakat dengan gagasan itu.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Komnas HAM tengah melakukan penyelidikan terhadap kasus pembunuhan Munir.
Baca SelengkapnyaIsu hoaks di sektor kesehatan ternyata masih marak. Hal ini terbukti dari patroli Kominfo selama 2023.
Baca Selengkapnya14 Mahasiswa Penerima Beasiswa Otsus Papua di AS Terancam Dipulangkan, Orang Tua Lapor Komnas HAM
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Usahanya membuka peluang lapangan pekerjaan baru bagi teman-teman ataupun lingkungan sekitar.
Baca SelengkapnyaKomisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menilai situasi konflik dan kekerasan di Papua semakin mencederai HAM.
Baca SelengkapnyaSalah satu yang disorot soal netralitas aparat selama mengawal jalannya Pemilu tahun ini.
Baca SelengkapnyaKAI juga telah menyiapkan armada kereta tambahan yang difokuskan untuk mengangkut para pemudik
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang pantun pembukaan ceramah lucu yang bisa bikin jemaah terhibur.
Baca SelengkapnyaSebanyak 1,6 juta lebih saksi akan mengawal suara Ganjar-Mahfud dan partai pendukung pada hari pencoblosan Pemilu 2024, 14 Februari nanti.
Baca Selengkapnya