Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Relawan Vaksin Sinovac: Saya Ingin Kehidupan Normal Seperti Dulu

Relawan Vaksin Sinovac: Saya Ingin Kehidupan Normal Seperti Dulu Swab Test Massal oleh BIN. ©2020 Liputan6.com/Faizal Fanani

Merdeka.com - Hati Fauzi tergugah untuk membantu penanganan Covid-19 di Indonesia. Dia merasa selama lima bulan pandemi menyerang Tanah Air, hanya diam saja tanpa berbuat apapun. Itu yang membuat tekadnya bulat, meski keluarga tidak setuju.

Akhirnya, Fauzi memberanikan diri untuk ikut menjadi relawan vaksin Covid-19 dalam uji klinis tahap III. Fauzi mengaku termotivasi untuk menjadi relawan karena ingin memberikan kontribusi dalam usaha menangani pandemi Covid-19.

"Ingin berkontribusi dalam penanganan pandemi ini, karena merasa selama pandemi ini kaya tidak bantu apa-apa. Selain itu juga ingin cepat ada vaksin supaya kehidupan bisa normal seperti dulu," ujar Fauzi saat diwawancara, Rabu (2/9).

Fauzi juga mengatakan, awalnya ia memiliki kekhawatiran terkait risiko yang mungkin saja terjadi pada kesehatannya jika menjadi relawan. Fauzi kemudian, melakukan konsultasi mengenai uji klinis vaksin dengan temannya yang memiliki latar belakang farmasi dan kesehatan. Dari hasil konsultasi tersebut, teman Fauzi mengatakan, risiko untuk mengikuti uji klinis tersebut tidak terlalu besar.

“Saya menekan kekhawatiran dengan mengasumsikan jika vaksin tidak ada, justru hidup ke depannya akan lebih mengkhawatirkan lagi," kata dia lagi.

Fauzi sendiri mengakui bahwa orang-orang di sekitarnya kaget dengan hal yang berbau uji coba vaksin. Meski demikian, Fauzi mencoba meyakinkan orang-orang di sekitarnya bahwa risiko dari uji klinis vaksin tersebut tidak seberapa dan mereka yang melakukan uji klinis vaksin merupakan orang-orang yang memang sudah ahli di bidangnya.

"Saya juga bilang bahwa siapa lagi kalau bukan kita yang jadi relawan? Pada akhirnya orang-orang sekitar turut mendukung," tambah dia.

Fauzi mendaftar pada 10 Agustus melalui formulir online. Lima hari kemudian ia dihubungi oleh tim dari Puskesmas Dago untuk mengonfirmasi kesediaannya menjadi relawan.

Setelah melakukan konfirmasi, Fauzi mendapat Google Form yang meminta identitas diri, riwayat penyakit, riwayat alergi, dan kesediaannya mengikuti relawan vaksin ini.

Setelah itu, pada tanggal 19 Agustus, Fauzi diberikan informasi terkait jadwal yang harus ia ikuti selama melakukan uji klinis vaksin. Ia mendapatkan jadwal untuk memulai proses uji pada bulan September 2020 hingga Maret 2021 yang terdiri dari 5 kali pertemuan di Puskesmas Dago.

"Saya kebagian tahap 0 itu, tanggal 1 September 2020. Di tahap 0 ini, relawan diberikan penjelasan terkait apa yang akan dilakukan dan diuji selama uji vaksin ini. Selain itu juga, relawan harus menandatangani Surat Persetujuan Uji Klinis jika setuju. Setelah relawan setuju, selanjutnya adalah penentuan kelayakan. Penentuan ini didasarkan pemeriksaan fisik (tinggi badan, berat badan, tensi darah, dan suhu tubuh), wawancara riwayat kesehatan oleh dokter, dan Swab Test (RT-PCR). Selama proses di pertemuan ini, waktu yang ditempuh kurang lebih 1 jam. Setelah semua selesai, saya diberi makanan dan kompensasi," tambah dia.

Fauzi juga menjelaskan, protokol kesehatan yang diterapkan di Puskesmas diterapkan dengan baik. Semua tenaga medisnya menggunakan APD dan para relawan disediakan tempat duduk yang menerapkan social distancing.

Selain itu, pada awal pertemuan, Fauzi sudah dibekali dengan berbagai informasi terkait tujuan uji klinis vaksin, syarat untuk menjadi relawan uji vaksin, prosedur uji vaksin, manfaat, risiko, kerahasiaan data penelitian, perlindungan bagi relawan, penghentian partisipasi, kompensasi, dan kontak peneliti yang dapat dihubungi.

Saat ini, Fauzi tinggal menunggu hasil dari swab test yang akan keluar pada Jumat mendatang. Jika swab menunjukkan hasil negatif, maka selanjutnya Fauzi akan masuk ke tahap 1, yaitu dilakukan rapid test lagi dan jika hasilnya sudah baik, maka ia akan langsung diberikan vaksin.

Reporter magang: Maria Brigitta Jennifer

Penularan Makin Tinggi

Anggota Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Dewi Nur Aisyah, mengatakan, penularan Covid-19 di lingkungan masyarakat semakin tinggi. Hal ini dilihat dari positivity rate Covid-19 di Indonesia dalam tiga bulan terakhir.

Positivity rate adalah persentase orang yang memiliki hasil tes positif Covid-19 dibandingkan jumlah orang yang dites.

"Jadi kita melihat masih adanya penularan di masyarakat yang terjadi semakin banyak, semakin tinggi," ujarnya saat mengisi Talk Show Covid-19 Dalam Angka yang disiarkan melalui YouTube BNPB Indonesia, Rabu (2/9).

Dia menjelaskan, pada Juni 2020, positivity rate Covid-19 nasional berada di angka 11,71 persen. Sebulan berikutnya atau Juli 2020, positivity rate naik menjadi 14,29 persen.

Pada Agustus 2020, positivity rate naik lagi menjadi 15,43 persen. Ini menunjukkan, positivity rate di Indonesia lima kali lipat dari target organisasi kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO), yakni di bawah 5 persen.

Menurut Dewi, kontribusi terbesar positivity rate nasional ini berasal dari pasien Covid-19 yang menjalani perawatan di rumah sakit.

"Positivity rate lebih banyak dari pasien yang datang ke rumah sakit. Jadi memang karena beberapa daerah saja melakukan active case finding sehingga yang kita lihat orang datang ke rumah sakit sekitar 60 atau 70 persen dari angka yang ada di sini (positivity rate)," ujar dia.

Data per 1 September 2020, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia mencapai 177.571 orang. Ada penambahan 2.775 kasus baru dari data Senin (31/8) lalu, yang masih 174.796 orang.

Temuan 2.775 kasus baru berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap 30.625 spesimen dari 15.293 orang yang dites Covid-19. Rinciannya, 14.909 orang diperiksa menggunakan real time polymerase chain reaction (RT-PCR), sedangkan 384 lainnya melalui tes cepat molekuler.

Total keseluruhan spesimen yang sudah diperiksa sejak Indonesia terjangkit Covid-19 pada Maret lalu adalah 2.270.265. Jumlah kumulatif orang yang dites Covid-19 mencapai 1.312.477.

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.

Baca Selengkapnya
Kondisi Terkini Atta Halilintar Usai Jalani Operasi, Masih di Rumah Sakit Ditemani Keluarga Tercinta
Kondisi Terkini Atta Halilintar Usai Jalani Operasi, Masih di Rumah Sakit Ditemani Keluarga Tercinta

Atta merasa sangat beruntung karena dikelilingi oleh orang-orang terdekatnya yang selalu mendampinginya dalam suka maupun duka.

Baca Selengkapnya
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya

Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kondisi Terkini Parto Patrio yang Sempat Mendadak Dilarikan ke Rumah Sakit dan Harus Jalani Operasi
Kondisi Terkini Parto Patrio yang Sempat Mendadak Dilarikan ke Rumah Sakit dan Harus Jalani Operasi

Kabar terbaru mengenai Parto Patrio sungguh mengejutkan. Ia mendadak dilarikan ke rumah sakit dan harus menjalani operasi.

Baca Selengkapnya
Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.

Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi
Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi

Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.

Baca Selengkapnya
Blak-blakan Menkes soal Kenaikan Kasus Covid-19 JN.1
Blak-blakan Menkes soal Kenaikan Kasus Covid-19 JN.1

Hingga 19 Desember 2023, jumlah kasus Covid-19 JN.1 mencapai 41 kasus.

Baca Selengkapnya
Pakai Masker, Hasto PDIP Cerita Kena Flu Karena Polusi: Maklum Jakarta Lama Enggak Diurus
Pakai Masker, Hasto PDIP Cerita Kena Flu Karena Polusi: Maklum Jakarta Lama Enggak Diurus

Hasto PDIP menyindir kalau polusi udara di DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa

Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.

Baca Selengkapnya