Puncak kemarau diprediksi Oktober, petani di NTT mulai was-was
Merdeka.com - Puncak musim kemarau diprediksi akan terjadi di wilayah Nusa Tenggara Timur pada awal bulan Oktober mendatang, namun para petani mulai mengeluhkan lahan mereka yang mengalami kekeringan akibat ketersediaan yang air terbatas.
Lahan pertanian mereka menguning dan mengering. Selokan yang biasa dialiri air kini kering, bahkan ternak sapi milik petani pun dilepasliarkan untuk mencari makan sendiri berupa rumput kering dilahan yang biasanya hijau ditanami padi.
Agar lahan kering tersebut tidak ditinggalkan hingga musim penghujan tiba, petani sawah di Oebufu, Kota Kupang, memanfaatkan dengan menanam palawija berupa sayur-sayuran, maupun kacang-kacangan yang kemudian akan dijual ke pasaran demi memenuhi kebutuhan setiap hari di musim paceklik seperti ini.
"Tanam padi kalo ada air itu hanya padi khusus padi saya. Kalo air sudah mulai kering begini paling tanam bawang, sayur, tomat lombok itu saya dan kacang, kata Florida Penu, salah satu petani yang ditemui, Senin (11/9).
Sementara itu Kepala Stasiun Klimatologi Lasiana Kupang, Apolinaris Garre menyatakan, musim kemarau mulai terjadi sejak dua bulan lalu. Hal ini dibuktikan dengan berkurangnya curah hujan yang terjadi di hampir seluruh wilayah NTT.
"Sebagian besar wilayah NTT sudah mengalami tidak hujan yaitu 31 sampai 60 hari, bahkan ada yang lebih dari 60 hari sehingga kategorinya kekeringan sudah sangat panjang dan kekeringan ekstrim," ungkapnya.
Menurut Apolinaris, curah hujan yang sangat rendah terjadi di wilayah NTT diakibatkan oleh berhembusnya munson australia yang bersifat kering. Di wilayah itu juga, sudah ada dua Kabupaten yakni, Timor Tengah Selatan dan Timor Tengah Utara sudah mulai melaporkan kondisi darurat kekeringan.
"Ini sudah terjadi di semua wilayah NTT dan analisi data yang kami terima juga, bahwa kalo kita lihat di peta itu hampir atau semua sudah berwarna coklat, atau curah hujan kategorinya rendah itu 0-50 mili meter per dasaria atau per sepuluh hari," tambahnya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Yulianto, salah seorang petani mengatakan lahannya terancam gagal panen atas kondisi kerusakan tersebut.
Baca SelengkapnyaAlmarhum akan diterbangkan ke Padang hari ini pada pukul 12.45 WIT dan diperkirakan tiba di BIM Padang Pariaman pada pukul 19.15 WIB.
Baca SelengkapnyaPolisi menyita barang bukti berupa tiga batang kayu bekas terbakar dan satu mancis.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pergerakan masyarakat selama libur lebaran tahun ini diprediksi akan mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaDampak musim kemarau juga dirasakan petani karena menyebabkan mereka mengalami gagal panen.
Baca SelengkapnyaNana menyebutkan petani saat ini menghadapi tantangan yang besar, seperti dampak perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaRata-rata titik kemacetan terjadi di titik menjelang dan setelah SPBU.
Baca SelengkapnyaMereka sudah merasakan dampak kekeringan sejak Mei.
Baca SelengkapnyaMakanan tradisional khas Kepulauan Riau ini selalu diburu penggemarnya sebagai sajian berbuka puasa.
Baca Selengkapnya