Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

PoliticaWave: Dampak Medsos Bisa Baik dan Buruk, Bijaklah Menggunakan

PoliticaWave: Dampak Medsos Bisa Baik dan Buruk, Bijaklah Menggunakan Ilustrasi media sosial. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Di era informasi yang serba cepat, media sosial memiliki dampak positif maupun negatif jika salah dalam pemanfaatannya. Pakar komunikasi dari PoliticaWave Sony Subrata mengajak publik untuk bijak menggunakan media sosial.

"Apabila kita menggunakan media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Instagram, kita harus benar-benar bijak dalam penggunaannya. Sebab, medsos bisa menghasilkan hal-hal positif, namun bisa juga memberikan dampak negatif," ujar Sony dalam keterangannya, Jakarta, Jumat (18/10).

Sony telah menuangkan tulisannya mengenai hal itu di buku 'Jagat Digital, Pembebasan dan Penguasaan'. Ia mencontohkan, penggunaan media sosial dengan dampak negatif, seperti menyebarkan ujaran kebencian dan hoaks yang menyasar Joko Widodo (Jokowi) Pilpres lalu.

"Oleh karena itu, saya sangat berharap nantinya pemerintah harus bersikap tegas terhadap mereka yang gemar menyebarkan hoaks supaya tidak menimbulkan perpecahan bangsa," katanya.

Sementara itu, Terry Flew, Professor of Communication and Creative Industries, Queensland University of Technology, Brisbane sekaligus Presiden The International Communication Association (ICA) menuturkan, demokrasi digital telah menimbulkan krisis kepercayaan publik terhadap lembaga-lembaga demokrasi.

Krisis kepercayaan itu terjadi secara menyeluruh dan tidak hanya terhadap lembaga eksekutif, legislatif, yudkatif. Namun, juga terhadap institusi agama, media massa, perbankan dan lainnya.

"Krisis itu terjadi bersamaan dengan semakin mudahnya masyarakat mendapatkan informasi, wacana, referensi, diskusi dan konsultasi melalui media baru seperti media sosial, mesin-pencari dan e-commerce," ujar Flew.

Dalam pidatonya di konferensi yang bertajuk "Searching for the Next Level of Human Communication: Human, Social, and Neuro (Society 5.0), Flew menegaskan, ketika banyak hal bisa ditransaksikan dengan e-money, maka orang perlahan melupakan fungsi perbankan, betapa pun e-money sarat dengan kejahatan.

"Ketika informasi mudah didapatkan melalui media sosial, maka orang mulai meninggalkan media massa, betapapun akhirnya terbukti media massa sesungguhnya lebih dapat dipercaya. Ketika referensi keagamaan begitu mudah didapatkan melalui youtube atau facebook, maka institusi resmi keagamaan juga mulai ditinggalkan," ujar Flew.

Indonesia mungkin menjadi pengecualian dalam kasus ini. Menurut paparan Edelman Trust Barometer, secara global tingkat kepercayaan publik terhadap Pemerintah dan media massa hanya sebesar 44% tahun 2018 dan 47 persen tahun 2019. Namun di Indonesia, temuan Edelman Trust Barometer menyebut jika tingkat kepercayaan masyarakat di Indonesia terhadap media massa masih cukup tinggi.

Temuan Flew juga menyebutkan jika saat ini sedang terjadi ketidakpercayaan terhadap elite politik oleh masyarakat. Krisis kepercayaan ini menurut Flew, juga diperparah oleh krisis pada aras media massa. Hal ini diperumit oleh kenyataan banyak pengelola media massa yang menjadi follower media sosial dalam penyebaran spekulasi, disinformasi, dan hoaks

"Sudah tahu suatu informasi mengandung hoaks disebarkan juga oleh media massa untuk mendapatkan share atau hit tanpa verifikasi memadai. Media massa dalam hal ini tidak menjadi sumber informasi yang lebih baik daripada media sosial," tegas Flew.

(mdk/bal)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Cara Mudah Melawan Stres di Media Sosial

Cara Mudah Melawan Stres di Media Sosial

Penggunaan medsos tidak selalu memberikan dampak positif tapi juga negatif.

Baca Selengkapnya
Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri

Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri

Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.

Baca Selengkapnya
Sosok Ratna Ani Lestari, Bupati Perempuan Pertama Banyuwangi yang Memutuskan Berhenti dari Dunia Politik

Sosok Ratna Ani Lestari, Bupati Perempuan Pertama Banyuwangi yang Memutuskan Berhenti dari Dunia Politik

Selama menjadi bupati, ia diterjang cobaan besar akibat melanjutkan program bupati pendahulunya yang bermasalah

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Akademisi Nilai Menjatuhkan Calon Lain Malah Jadi Budaya Dibanding Tonjolkan yang Didukung

Akademisi Nilai Menjatuhkan Calon Lain Malah Jadi Budaya Dibanding Tonjolkan yang Didukung

Hal ini bisa dilihat langsung di media sosial, banyak yang melakukan framing pihak lawan dengan citra negatif.

Baca Selengkapnya
Media Sosial: Kekuatan Tersembunyi yang Mempengaruhi Pemilih di Pemilu 2024

Media Sosial: Kekuatan Tersembunyi yang Mempengaruhi Pemilih di Pemilu 2024

Data tahun 2023, pengguna media sosial di Indonesia sudah mencapai 167 juta orang.

Baca Selengkapnya
Depan Prabowo, Jokowi Puji Inisiasi Kemenhan Bangun RS Pertahanan Negara Panglima Besar Soedirman

Depan Prabowo, Jokowi Puji Inisiasi Kemenhan Bangun RS Pertahanan Negara Panglima Besar Soedirman

Jokowi juga memuji sejumlah peralatan media yang diklaim tercanggih yang terpasang di dalamnya.

Baca Selengkapnya
Hari Pers Nasional 2024, Ini Pesan Kaesang untuk Pemilik Media

Hari Pers Nasional 2024, Ini Pesan Kaesang untuk Pemilik Media

Kaesang berharap pers Indonesia semakin independen dalam mengedukasi masyarakat dengan beragam pemberitaan.

Baca Selengkapnya
Respons Melki Dinonaktifkan dari Ketua BEM UI, Benarkah Buntut Kritik Pemerintah?

Respons Melki Dinonaktifkan dari Ketua BEM UI, Benarkah Buntut Kritik Pemerintah?

Tudingan Melki melakukan kekerasan seksual pertama kali ramai diperbincangkan di media sosial setelah diunggah akun @BulanPemalu.

Baca Selengkapnya
Mengenal Sosok Roestam Effendi, Sastrawan Sumatera yang Memperjuangkan Kemerdekaan Lewat Politik

Mengenal Sosok Roestam Effendi, Sastrawan Sumatera yang Memperjuangkan Kemerdekaan Lewat Politik

Pria asal Minangkabau ini merupakan sastrawan yang beralih menjadi politikus dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Baca Selengkapnya