PKB duga JK tolak Densus Tipikor karena tak diberi penjelasan oleh Polri
Merdeka.com - Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Kadir Karding menduga Wakil Presiden Jusuf Kalla belum diberi penjelasan sehingga menolak rencana pembentukan Densus Tipikor. Menurutnya, tak ada yang istimewa dengan pembentukan Densus Tipikor.
Densus Tipikor, kata Karding, dibentuk agar Polri punya fokus dalam menjalankan tugas pemberantasan korupsi. "Mungkin Pak JK belum mendapatkan penjelasan yang utuh dari Polri terkait hal tersebut," kata Karding saat dihubungi, Rabu (18/10).
Karding mengatakan, jika telah resmi dibentuk, Densus Tipikor harus mendahului pencegahan sebelum melakukan penindakan perkara di daerah. Hal ini bertujuan agar hukum tidak terkesan menjadi alat untuk menakut-nakuti seseorang.
"Diatur bahwa dalam penegakan hukum yang didahului penekanan pada pencegahan. Dan kita dorong supaya hukum tidak menakut-nakuti, kecuali memang bersalah makanya harus profesional," tukasnya.
Diketahui, Wakil Presiden Jusuf Kalla menolak pembentukan Densus Anti korupsi di tubuh Kepolisian RI. Dia menyarankan agar Kepolisian membantu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam memberantas korupsi.
"Difokuskan dulu lah di KPK itu, dan KPK dibantu, sambil bekerja secara baik," ujarnya di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa (17/10).
Wapres JK menilai, tidak ada hal mendesak dalam memberantas korupsi sehingga belum diperlukan Densus Antikorupsi. Apalagi, KPK masih bisa menjalankan tugasnya dengan baik. "Tim yang ada sekarang (di KPK) juga bisa," ucapnya.
Mantan Ketua Umum Partai Golkar ini khawatir jika Densus Antikorupsi dibentuk malah menimbulkan ketakutan bagi kepala daerah. Akibatnya, kinerja kepala daerah terhambat dan mempengaruhi situasi nasional.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meski demikian, ia tetap menghargai pilihan politik mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).
Baca SelengkapnyaJK mengatakan, partai politik didirikan sebagai kendaraan politik untuk mendapatkan kekuasaan dan kewenangan.
Baca SelengkapnyaJK menyatakan bahwa semua pejabat sampai kepala pemerintah, presiden turut diambil sumpahnya agar berlaku adil bagi masyarakat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Wapres ke-10 dan 12, Jusuf Kalla atau JK memperkirakan, siapa pun yang menggantikan Jokowi akan menghadapi tantangan berat.
Baca SelengkapnyaJusuf Kalla (JK) buka-bukaan awal mula kepemilikan lahan 340 ribu hektare milik Prabowo Subianto di Kalimantan.
Baca SelengkapnyaJK bercerita asal usul Prabowo memiliki lahan ratusan ribu hektare.
Baca SelengkapnyaJK kembali mengajak pihak-pihak keberatan dengan hasil Pemilu 2024 menempuh jalur konstitusional.
Baca SelengkapnyaJK menilai, dengan ucapan selamat menandakan bahwa semua pihak harus menerima kenyataan hasil dari Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaJokowi meminta KPU dan para penyelenggara Pemilu memastikan tata kelola pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan dengan baik.
Baca Selengkapnya