Pengungsi Pergeseran Tanah di Sukamakmur Bogor Bertambah, Logistik Menipis
Merdeka.com - Pengungsi terdampak pergeseran tanah di Desa Sukawangi, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor bertambah. Pada hari kelima pascabencana, Rabu (17/11), warga yang tinggal di pengungsian berjumlah 221 orang atau 69 Kepala Keluarga (KK).
Kepala Desa Sukawangi Budiyanto menjelaskan, warga semakin banyak mengungsi karena pergeseran tanah masih terus terjadi. Apalagi curah hujan cukup tinggi di sekitar lokasi.
"Untuk antisipasi, warga yang ada di daerah rawan kita minta mengungsi dulu di SDN Gunungbatu," kata Budiyanto.
Semakin banyaknya pengungsi berimbas pada kian tingginya kebutuhan logistik. Ketersediaan logistik diperkirakan hanya cukup untuk tiga hari ke depan.
"Insyaallah cukup untuk tiga hari ke depan. Yang kami khawatirkan pergeseran tanah dan longsor susulan yang masih ada. Karena hujan terus," kata dia.
Saat ini pengungsi sangat membutuhkan susu hingga popok, karena ada pengungsi yang masih bayi, balita, hingga lansia. Budiyanto pun berharap ada pasokan logistik tambahan.
Sebelumnya, pada Selasa (16/11), 57 Kepala Keluarga (KK) terdiri dari 198 jiwa terdampak pergeseran tanah yang mulai terjadi pada Kamis (11/11) malam. Sebagian besar warga mengungsi di SDN Gunungbatu yang relatif aman dari pergeseran tanah.
Sejauh ini, ada empat rumah yang terdampak cukup parah. Sementara 53 rumah lainnya dalam posisi terancam.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beberapa kecamatan yang tercatat mengalami pergeseran suara antara lain, Ciseeng, Klapanunggal, Gunungputri, Bojonggede, Jasinga, dan Citeureup.
Baca SelengkapnyaPolres Bogor tengah menyelidiki permasalahan tersebut.
Baca SelengkapnyaDirektur Utama Perum BULOG Bayu Krisnamurthi memantau langsung Penyaluran Bantuan Beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor (15/2).
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemerintah Kabupaten Bogor mengusulkan 2.235 formasi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tahun 2024.
Baca SelengkapnyaPolres Bogor tetap melanjutkan rekayasa lalu lintas dengan alasan mengantisipasi kemacetan.
Baca SelengkapnyaMunculnya busa di Aliran Sungai Ciliwung, Kelurahan Kedung Halang, kali pertama dilihat oleh warga pada hari Sabtu (23/3).
Baca SelengkapnyaMulai pukul 18.00 sampai 06.00 WIB dan arus kendaraan akan dialihkan ke jalur alternatif Jonggol dan Sukabumi.
Baca SelengkapnyaKabupaten Garut dan Bogor terjadi ketidaksetaraan dalam kapasitas fiskal dan birokrasi.
Baca SelengkapnyaBagja menyebut biasanya dugaan penggelembungan suara terjadi dalam pemilihan anggota legislatif (pileg), termasuk DPRD.
Baca Selengkapnya