Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pengamat: Dulu Perempuan di Belakang, Kini di Garis Depan Lakukan Aksi Terorisme

Pengamat: Dulu Perempuan di Belakang, Kini di Garis Depan Lakukan Aksi Terorisme Karopenmas Polri Tunjukkan Kerusakan di Lokasi Ledakan Bom Sibolga. ©Liputan6.com/Faisal Fanani

Merdeka.com - Husain alias Abu Hamzah terduga teroris di Sibolga, Sumatera Utara ditangkap hidup-hidup oleh Densus 88 Mabes Polri pada penggerebekan, Selasa (12/3) lalu. Ironisnya, dalam upaya penggeledahan di rumahnya, sang istri tak mau menyerahkan diri. Malah, bersama kedua anaknya memutuskan untuk meledakkan diri.

Abu Hamzah mengakui, apabila istrinya tersebut lebih ekstrem terpapar paham radikalisme ISIS. Sehingga tak mau menyerah dan pilih meledakkan diri bersama kedua anaknya di rumah sebelum polisi berhasil meringkus.

Padahal, Densus 88 maupun Polda Sumut bekerjasama dengan seluruh tokoh masyarakat yang ada di Sibolga sudah melakukan pendekatan persuasif kepada istri Hus alias AH. Negosiasi sudah berlangsung kurang lebih 10 jam.

Pakar terorisme dari UIN Jakarta, Zaki Mubarok melihat, ideologi radikal yang dimiliki perempuan bukan hal baru. Bahkan di Indonesia, sudah sering ditemukan seorang perempuan nekat melakukan aksi teror.

Dia menjelaskan, dalam 3 tahun terakhir banyak perempuan yang terlibat dalam gerakan jihadis. Pada 2016 misalnya, Dian Yulia Novi, juga merencanakan bom bunuh diri di Istana Negara. Tapi berhasil digagalkan.

"Tahun lalu, istri Dian Aprianto dan anak-anaknya juga terlibat dalam aksi bom bunuh diri di gereja di Surabaya," jelas Zaki saat dihubungi merdeka.com, Kamis (14/3).

Zaki melanjutkan, sejumlah perempuan juga tercatat berangkat ke Suriah untuk bergabung dengan Daulah Islamiyah ISIS. Jadi memang, menurut dia, telah terjadi proses radikalisasi yang menyasar perempuan.

"Bila duluanya mereka ada di garis belakang, saat ini perempuan-perempuan sudah ada di garis depan dalam melakukan aksi-aksi teror. Istri Abu Hamzah hanya salah satu contoh saja, masih banyak yang lain," tutur Zaki.

penggerebekan teroris di sibolga

Penggerebekan Teroris di Sibolga ©2019 Merdeka.com/Yan Muhardiansyah

Dia menduga, jumlahnya sampai ratusan para perempuan yang siap melakukan aksi teror. Sebab, dia melihat, doktrin tentang kewajiban jihad sebagai fardhu ain masih hidup di Indonesia. Maka potensi-potensi kekerasan oleh perempuan-perempuan jihadis ini juga masih menjadi ancaman.

Zaki menambahkan, kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan JAD ini mencontoh praktik jihad ISIS yang mulai banyak melibatkan perempuan dan anak-anak untuk melakukan bom bunuh diri saat mereka dalam posisi terdesak.

Dia mengungkap, pasca bom Surabaya tahun lalu, hampir sekitar 300 pendukung JAD, pendukung ISIS, yang telah ditangkap. Dari sini, potensi meluasnya paham radikal menyasar para perempuan di Indonesia.

"Mereka kan punya istri atau anggota keluarga yang perempuan yang seideologi dengan suami atau saudara mereka yang mendukung ISIS. Hanya saja saat ini sebagian mereka tampil di garis depan," jelas Zaki.

Pemerintah Kalah Langkah

Pemerintah, diminta memperluas pengawasan kepada anggota-anggota keluarga termasuk istri pelaku teror. Karena mungkin saja jaringan jihadis terus berjalan melalui istri atau anggota keluarga lainnya setelah suaminya tertangkap atau dipenjara.

Dia melihat selama ini, deradikalisasi yang dilakukan oleh pemerintah hanya sebatas pelaku teror saja, belum mencakup keluarga para pelaku. Terlebih, ada jihadis yang ogah ikut program deradikalisasi. Ditambah, strategi pada jihadis dalam memperluas jaringan membuat pemerintah ketinggalan langkah.

"Insentif-insentif ekonomi dan sosial bagi keluarga teroris, supaya mereka mampu memutus jaringan, nyaris tidak berjalan. Sebaliknya, sejumlah kelompok teror justru memberikan santunan-santunan kepada para janda teroris dan keluarga yang bapaknya di penjara atau ditangkap supaya tetap bersama gerakan jihadis. Sebagian berasal dana fa'i (rampokan). Mereka juga aktif membina jaringan melalui anggota keluarga terdekat. Pemerintah kalah langkah. Jadi ini sangat ironis," kata Zaki lagi.

Solusinya, Zaki melihat, pemerintah harus serius menjalankan program deradikalisasi sampai pada tahap pemenuhan kebutuhan ekonomi para keluarga teroris. Juga pemahaman tentang agama kepada para keluarga penting dilakukan.

"Ya itu dengan insentif ekonomi, sosial, pendidikan yang melibatkan keluarga teroris. Selain juga dengan pendekatan-pendekatan konvensional yang sudah berjalan. Reorientasi pemahaman Islam. Jadi pendekatan harus bersifat holistik. Perlu strategi dan planning yang lebih matang, termasuk pemetaan-pemetaan mereka pada level radikal seperti apa, sehingga pendekatannya juga bervariasi," tutup dia.

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Detik-Detik Rambut Pelaku Mutilasi Keponakan Dijambak Warga, Suasana Gaduh Polisi Langsung Bereaksi
Detik-Detik Rambut Pelaku Mutilasi Keponakan Dijambak Warga, Suasana Gaduh Polisi Langsung Bereaksi

Motif pelaku menghabisi keponakannya karena tergiur mencuri perhiasan emas yang dikenakan korban.

Baca Selengkapnya
Detik-Detik Penyelamatan Dramatis Pemuda Terperosok ke Sumur 19 Meter
Detik-Detik Penyelamatan Dramatis Pemuda Terperosok ke Sumur 19 Meter

Pihak keluarga dan rekan-rekannya berusaha menolong, namun sia-sia sehingga dilaporkan ke Basarnas Kupang.

Baca Selengkapnya
Perjalanan Hidup Anak Pemulung Hingga Punya 47 Cabang Kedai Cokelat, Gagal Berkali-kali tapi Tak Pernah Menyerah
Perjalanan Hidup Anak Pemulung Hingga Punya 47 Cabang Kedai Cokelat, Gagal Berkali-kali tapi Tak Pernah Menyerah

Irham memulai perjalanan karirnya saat masih kuliah. Saat itu dia senang mempelajari ilmu yang berkaitan dengan pengembangan diri.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Tujuh Pelaku Tawuran di Bekasi Ditangkap Polisi, Satu Masih di Bawah Umur
Tujuh Pelaku Tawuran di Bekasi Ditangkap Polisi, Satu Masih di Bawah Umur

Peristiwa itu terjadi di Jalan Raya Narogong Kelurahan Bojong Menteng Kecamatan Bekasi Timur, pada Sabtu (9/3) subuh.

Baca Selengkapnya
Ayah Tenggelam Usai Tolong Keluarga saat Perahu Terbalik, Istri Meninggal dan Anak Selamat
Ayah Tenggelam Usai Tolong Keluarga saat Perahu Terbalik, Istri Meninggal dan Anak Selamat

AN berusaha menyelamatkan istrinya, RZ (30) dan anaknya, FH, yang masih berusia lima tahun, agar tidak hanyut.

Baca Selengkapnya
4 Sekeluarga Tewas Diduga Dirampok di Musi Banyuasin, Rumah Korban Jauh dari Permukiman
4 Sekeluarga Tewas Diduga Dirampok di Musi Banyuasin, Rumah Korban Jauh dari Permukiman

Korban HR merupakan pedagang ponsel keliling. Dia tinggal bersama tiga korban lain, yakni ibunya dan dua anaknya sejak bercerai dengan istrinya dua tahun lalu.

Baca Selengkapnya
Gerebek Perampok Hingga Kena Tembak, 2 Polisi Dapat Hadiah Umrah
Gerebek Perampok Hingga Kena Tembak, 2 Polisi Dapat Hadiah Umrah

Penggerebekan perampok tersebut berjalan dramatis. Pelaku sempat melakukan perlawanan, menembak kedua petugas.

Baca Selengkapnya
Detik-Detik Eks Casis Bintara Iwan Dihabisi Serda Adan, Korban Dicekik, Ditusuk Lalu Dibuang ke Jurang
Detik-Detik Eks Casis Bintara Iwan Dihabisi Serda Adan, Korban Dicekik, Ditusuk Lalu Dibuang ke Jurang

Polisi ungkap detik-detik peristiwa tewasnya eks calon siswa Bintara Iwan oleh anggota TNI AL Serda Adan.

Baca Selengkapnya
Ibu Pembunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Bilang ke Suami ‘Sebentar Lagi Kiamat’
Ibu Pembunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Bilang ke Suami ‘Sebentar Lagi Kiamat’

Suami tidak pernah membawa istri berobat karena hanya menganggap mengalami gangguan pikiran sesaat.

Baca Selengkapnya