Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Penelitian CSRC UIN Jakarta sebut banyak pemuda muslim terjebak paham radikal

Penelitian CSRC UIN Jakarta sebut banyak pemuda muslim terjebak paham radikal Pemaparan hasil penelitian CSRC. ©2018 Merdeka.com/intan umbari

Merdeka.com - Lembaga Center for the Study of Religion and Culture (CSRC) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta melakukan sebuah penelitian mengenai arah dan corak keberagaman kaum muda muslim Indonesia. Dari hasil penelitian tersebut menurut koordinator peneliti, Chaider S. Bamualim, banyak pemuda-pemuda terjebak di dalam pemahaman radikal.

Berdasarkan hasil penelitian di 18 kota/kabupaten yang dilakukan CSRC, muncul tren yang dianut oleh kaum muda muslim di usia 15-24 tahun terhadap beberapa isu toleransi dan intoleransi.

Yang pertama, menurut Chaidar muncul toleransi komunal dan skriptural ketika kaum muda menggunakan dalil Alquran dan hadits dengan pemahaman yang literal. Namun kata dia, pemahaman ini tidak diikuti dengan kontekstualisasi makna teks sesuai dengan sebab munculnya ayat atau hadits tersebut.

"Contohnya, di satu sisi kaum muda muslim merasa tidak masalah bergaul dengan siapa saja. Namun saat menyentuh wilayah politik, mereka akan bertindak dengan menggunakan pedoman agama seperti pada isu pemimpin muslim dan non muslim," kata Chaider ketika pemaparan seminar sosialisasi hasil penelitian Arah dan Corak Keberagamaan Kaum Muda Muslim Indonesia di Hotel Cemara, Jakarta Pusat, Jumat (23/2).

"Yang kedua, toleransi kewargaan dan pluralisme yaitu toleransi yang berangkat dari nilai-nilai kesetaraan antar warga dan penghormatan terhadap kebebasan asasi yang dimiliki dan dijamin oleh negara," ungkapnya.

Chaider menjelaskan untuk meminimalisir kaum muda muslim di Indonesia dari paham ekstrem yaitu memperbanyak dan memperluas dialog dari berbagai kalangan. Bukan hanya kaum muda muslim tetapi dari etnis, agama.

"Bertemu dengan hal tersebut membuat kaum muda muslim bisa mempelajari kelompok lain dengan cara yang lebih terbuka," ungkap Chaider.

(mdk/bal)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Berziarah ke Makam Kyai Damar, Konon Utusan Wali Songo dan Tokoh Penyebar Agama Islam di Semarang

Berziarah ke Makam Kyai Damar, Konon Utusan Wali Songo dan Tokoh Penyebar Agama Islam di Semarang

Masyarakat setempat menganggap sosoknya seperti "damar" atau lentera yang menerangi dalam gelap

Baca Selengkapnya
Perangi Radikalisme dan Terorisme dengan Moderasi Beragama

Perangi Radikalisme dan Terorisme dengan Moderasi Beragama

Di tengah upaya membumikan toleransi pada keberagaman, kelompok radikal melakukan framing terhadap moderasi beragama.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jadikan Perbedaan Kekuatan Cegah Masuknya Paham Radikal Intoleran

Jadikan Perbedaan Kekuatan Cegah Masuknya Paham Radikal Intoleran

Masyarakat jangan mudah terpapar informasi hoaks dan ujaran kebencian yang dapat memicu konflik.

Baca Selengkapnya
Mencicipi Lezatnya Ragit Jalo, Kudapan Andalan Masyarakat Palembang saat Bulan Ramadan

Mencicipi Lezatnya Ragit Jalo, Kudapan Andalan Masyarakat Palembang saat Bulan Ramadan

Kudapan favorit masyarakat Palembang ini tak jauh berbeda dengan kue jala khas India. Perbedaannya ada pada kuah kari yang cenderung encer.

Baca Selengkapnya
Perempuan Harus Waspadai Doktrin Sesat Kelompok Radikal Intorelan

Perempuan Harus Waspadai Doktrin Sesat Kelompok Radikal Intorelan

Musdah menyayangkan jika masih banyak perempuan terjebak doktrin mengharuskan mereka tunduk dan patuh tanpa memiliki hak bertanya atau menolak.

Baca Selengkapnya
Arti Kejatuhan Cicak Mitos atau Fakta? Begini Penjelasannya Menurut Islam

Arti Kejatuhan Cicak Mitos atau Fakta? Begini Penjelasannya Menurut Islam

Kejatuhan cicak merupakan salah satu fenomena yang sering terjadi dan menimbulkan berbagai reaksi dari masyarakat. Ada yang kaget, ada pula yang khawatir.

Baca Selengkapnya
Gencarkan Narasi Damai, Perbedaan Jangan Dianggap Permusuhan

Gencarkan Narasi Damai, Perbedaan Jangan Dianggap Permusuhan

Narasi-narasi provokatif dapat memicu perpecahan harus dihindari terlebih di tahun politik.

Baca Selengkapnya
Jangan Termakan Hasutan Kelompok Intoleran Jelang Nataru

Jangan Termakan Hasutan Kelompok Intoleran Jelang Nataru

Jangan sampai dimanfaatkan untuk menyebarkan narasi intoleransi, bahkan mengarah pada aksi radikal terorisme.

Baca Selengkapnya