Pemprov Banten Dinilai Tidak Serius Tangani Pandemi Covid-19
Merdeka.com - Wakil Ketua DPRD Banten, M. Nawa Said Dimyati menilai, Pemprov tidak serius melakukan penanganan dan pencegahan wabah pandemi Corona. Pihak eksekutif dinilai tidak punya langkah konkret dalam menghadapi virus dari Wuhan, China itu.
"Saya melihat Pemprov tidak begitu serius melakukan pencegahan dan penanganannya," kata Nawa dalam keterangan tertulisnya, Rabu (1/4).
Dia mengatakan, pada 14 Maret 2020, Propinsi Banten tetapkan KLB Covid 19, saat itu baru 2 orang dinyatakan positif Covid-19. Dan setelah 28 hari kemudian jumlah Covid-19 di Propinsi Banten bertambah menjadi 93 orang dimana 13 orang meninggal dunia.
"Dilihat dari bertambah banyaknya korban, masa Pemprov cuma menganggarkan Rp 107,76 miliar, tidak ada satu persen dari total APBD 2020 yang dipatok di angka Rp 13,2 triliun, angka Rp 107, 76 miliar untuk lakukan pencegahan aja enggak cukup," ujarnya.
Politikus Demokrat ini menuturkan alih-alih memberikan stimulus untuk pencegahan dan penanganan, yang ada malah meminta Pemerintah kabupaten/pemkot menggunakan bantuan keuangan Provinsi yang sudah di plot oleh Kabupaten/Kota untuk urusan dasar, baik itu pendidikan, kesehatan dan infrastruktur.
"ini kan menunjukkan Pemprov tak punya strategi, hanya membuat edaran kepada Kabupaten/kota tanpa melihat sisi lain yang dialami oleh mereka," terangnya.
Ia menyayangkan sikap BPBD Banten yang langsung melakukan tindakan secara teknis di lapangan. "Ngapain BPBD Banten dalam hal ini sebagai Wakil Ketua Gugus Tugas Covid-19 melakukan langsung penyemprotan disinfeksi di Desa dan kelurahan? Apalagi sebelum beraksi yang dilakukan pasang spanduk bergambar Gubernur dan Wakil Gubernur," kata Nawa.
Ia mengingatkan, ini bukan pertunjukan, tapi lagi perang lawan corona yang hancurkan sendi kehidupan. Dan ia meminta kepada Gubernur itu Wakil Pemerintah Pusat di Daerah, disinfeksi masal bisa diserahkan ke Desa dan Lurah.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi
Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaSejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaPemerintah Jokowi Setop Sementara Bagi-Bagi Bansos, Ini Alasannya
Penghentian sementara penyaluran bansos ini untuk menghormati tahapan pemilu dan mendukung kelancaran pesta demokrasi tersebut.
Baca SelengkapnyaCovid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun
Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Ditemukan pada 11 Daerah di Jateng
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaPasien Covid-19 yang Dirawat di Rumah Sakit RI Naik 255 Persen
Tjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca Selengkapnya