Pembongkaran makam di Cilacap, antara kepercayaan mistis dan ketimpangan sosial
Merdeka.com - Kasus pembongkaran makam bayi disertai pencurian kain kafan dan tali pocong yang terjadi di Cilacap, Jumat (12/1) menguak mitos lama di kebudayaan Banyumas yang sudah ditinggalkan. Mitos itu terkait kepercayaan mistis mulai dari praktik gaib mencari pesugihan sampai kekuatan jimat pengusir setan.
Budayawan Banyumas, Ahmad Tohari bercerita, kepercayaan terhadap hal-hal mistis di wilayah eks-karesidenan Banyumas dimana Cilacap termasuk di dalamnya, memang pernah tumbuh di kalangan masyarakat.
Dia mencontohkan, di masa silam ada orang yang percaya akan kekuatan jimat dari tulang bayi perempuan untuk pengusir setan. Ada pula kepercayaan terhadap tali pocong dan kain kafan perawan yang dipercaya bisa mendatangkan kekuatan bahkan pesugihan.
"Mitos semacam itu memang pernah hidup di Banyumas dan sekitarnya. Tapi itu buruk, tidak logis. Perlu ditinggalkan," kata Tohari penulis novel Ronggeng Dukuh Paruk, Sabtu (13/1) lewat sambungan telepon.
Baginya, daripada memaknai kasus pembongkaran makam dan pencurian tali pocong di TPU Mbeji Limbangan, Mertasinga, Cilacap Utara dalam kaitan mistis, kejadian itu menurutnya lebih tepat dimaknai sebagai fenomena ketimpangan sosial. Kemiskinan batin dan kemiskinan ekonomi, bisa jadi penyebab seseorang melakukan tindakan-tindakan di luar akal sehat.
Budayawan Banyumas Ahmad Tohari ©2018 Merdeka.com/abdul azizKemiskinan dalam makna kesulitan ekonomi, memungkinkan bagi seseorang yang sudah gelap mata melakukan hal-hal gila. Umumnya lantas melakukan tindak mencuri, merampok, bahkan hal gaib seperti mencari jimat untuk pesugihan.
"Semacam jalan pintas untuk mengubah keadaan. Kasus ini menunjukkan kemiskinan dan ketimpangan sosial masih terjadi di sekitar kita. Ini harus jadi perhatian serius untuk semuanya, termasuk pemerintah," ujar Tohari.
Pembongkaran makam di TPU Mbeji sendiri, memang jadi perhatian banyak kalangan. Hilangnya tali pocong dan robekan kain kafan, dilakukan oleh orang tak dikenal tepat 40 hari usia pemakaman putri dari Tasiwan (42) warga cilacap utara.
Menurut keterangan Tasiwan yang ditemui merdeka.com pada Jum'at (12/1), warga sempat mendapati akyifitas mencurigakan. Dua hari sebelum pembongkaran makam, ada orang yang kerap memperhatikan makam putrinya saban menjelang maghrib.
Sampai hari ini, kasus misterius ini masih ditangani Polisi. Kepala Subbagian Humas Polres Cilacap, AKP Bintoro Wasono menjelaskan bahwa makam sudah diperiksa dan saksi-saksi sudah dimintai keterangan.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mayat laki-laki ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan di Mal Kelapa Gading
Baca SelengkapnyaDari gempa bumi hingga banjir, bencana alam telah menjadi ancaman konstan bagi manusia sepanjang peradaban.
Baca SelengkapnyaPenangkapan di beberapa tampat baru-baru ini semakin menguatkan rasa aman bagi masyarakat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Akmal menjelaskan bahwa TR memang ditempatkan di ruang tahanan isolasi sendiri dan tidak tidak digabung dengan tahanan lainnya.
Baca SelengkapnyaKeberadaan Orang Bunian ini menjadi sebuah pertanyaan besar dan memantik orang-orang untuk melakukan penelitian untuk membuktikan keberadaan mereka.
Baca SelengkapnyaLokasi ini dipercaya pernah jadi tempat beribadah warga di wilayah Citorek pada 2500-1500 SM.
Baca SelengkapnyaDalam rekaman yang beredar, muncul dugaan penggunaan dana desa untuk menangkan satu paslon.
Baca SelengkapnyaDitegaskannya, sejauh ini belum ada hasil akhir penghitungan.
Baca SelengkapnyaDebat ini pada intinya dapat memaparkan visi dan misi perubahan yang digagasnya.
Baca Selengkapnya