Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pasokan jagung 2018 dipastikan aman hingga akhir tahun

Pasokan jagung 2018 dipastikan aman hingga akhir tahun Panen jagung. ©2018 Merdeka.com

Merdeka.com - Menanggapi berita tentang kondisi supply jagung, Kementerian Pertanian (Kementan) meyakinkan sangat aman. Direktur Serealia, Ditjen Tanaman Pangan Kementan, Bambang Sugiharto menyatakan bahwa berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS) disimpulkan produksi dan pasokan jagung tahun 2018 surplus sebesar 12 juta ton pipilan kering (PK).

Perhitungan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menyimpulkan realisasi luas tanam bulan Juni-September 2018 mencapai seluas 1.318.284 hektare, dengan perkiraan panen bulan September-Desember seluas 1.263.170 hektare. Dari perhitungan tersebut, diprakirakan produksi yang dihasilkan sebesar 7,18 juta ton PK. Dari sisi konsumsi, diperkirakan pada bulan tersebut kebutuhannya mencapai 5,13 juta ton PK yang terdiri untuk konsumsi langsung, industri pakan, peternak layer, industri pangan lainnya dan produksi benih.

"Artinya dari hitungan itu saja, kita masih ada surplus 2,05 juta ton PK di periode bulan September-Desember. Kondisi tersebut menunjukkan suplai jagung akan tetap aman sampai akhir tahun," tegas kata Bambang saat diwawancara di kantornya pada Jumat (28/09).

Bambang mengatakan bahwa pemantauan di lapangan posisi panen besar sudah mulai terjadi di berbagai daerah antara lain Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Gorontalo. Bahkan, survey bersama tim satgas pangan dengan tim Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan pada awal September menunjukkan panen sudah mulai terjadi besar-besaran di Kabupaten Bantaeng dan Jeneponto.

Panen di Sulsel diperkirakan akan mencapai 25.000 hektare di bulan September ini. Total produksi September di Sulsel diperkirakan mencapai 87.000 ton. Sedangkan di Jawa Timur Oktober-November panen jagung diperkirakan akan mencapai berturut turut 79.000 ha dan 111.000 ha. Total produksi Jawa Timur di dua bulan ke depan diperkirakan akan mencapai 320 ribu ton dan 699.000 ton.

Menurut perhitungan Kementan, dari data SP BPS-Percepatan Penyediaan Data (PPD) yang di update setiap bulan, periode September-Oktober, diprediksikan akan ada panen seluas 540 ribu hektare. Panen jagung di bulan September tersebar di beberapa wilayah sentra seperti Tuban, Sumbawa, Janeponto dan Bantaeng.

Sebenarnya panen dan produksi jagung berlangsung sepanjang tahun. Siklus tahunan produksi jagung menunjukkan bahwa puncak panen utama terjadi pada bulan Februari-April, puncak panen ke dua pada Juli-Agustus dan puncak panen ke tiga pada Oktober-Desember awal.

"Pemantauan tim dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menunjukkan panen jagung akan meluas lagi pada bulan Oktober hingga awal Desember. Periode ini merupakan puncak panen ke 3 dalam tahun ini," ungkap Bambang. "Pengamatan kita selama ini juga menggunakan drone sehingga benar-benar dapat terpetakan secara utuh sebaran luas pertanaman jagung", ungkap Bambang lebih lanjut.

Besarnya produksi jagung ini juga didorong oleh pengalokasian 2,8 juta hektare benih jagung premium telah. Sampai Bulan Agustus pertanaman jagung sudah mencapai 3,02 juta hektare, dimana 16,61% diantaranya adalah program bantuan Kementan. "Kekeringan yang terjadi saat ini juga tidak menjadi kendala pada pertanaman jagung, karena konsentrasi penanaman saat ini pada lahan-lahan bekas sawah yang masih memiliki kelembaban cukup untuk ditanam jagung," tambah Bambang.

Menjembatani disparitas harga

Harga jagung di lapangan juga tidak sebesar yang banyak diberitakan. Berdasarkan informasi dari Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan (PPHTP) Gatut Sumbogodjati, pada Bulan September harga jagung hanya sekitar Rp3.691 bahkan 3 bulan yang lalu harga jagung sempat turun di Provinsi Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara hingga Rp2.887.

Bambang meyakini bahwa harga jagung yang dinilai meningkat di akhir-akhir ini dinilai bukan karena kekurangan stok. Karena dari harga di tingkat petani tersebut, ditambahkan dengan biaya processing dan penyusutan bobot akibat pengeringan sebesar 15 persen maka harga jagung di pengguna akhir tidak lebih dari Rp 4.250 per kg. Hal ini menunjukkan disparitas harga di petani dan di industri yang menjadi indikasi diperlukannya pembenahan rantai pasok jagung.

"Persoalan jagung bukan hanya masalah produksi. Kenapa pada saat harga tinggi banyak yang komplain masalah produksi. Padahal jelas-jelas data menunjukkan produksi kita surplus", tegas Bambang. "Jadi yang harus kita garisbawahi adalah persoalan konektivitas sentra produksi ke pengguna jagung yang memusat di beberapa provinsi saja", tambah Bambang.

Untuk mengatasi hal tersebut, Kementan berinisiatif menyediakan 1.000 alat pengering (dryer) untuk pengolahan pascapanen, agar jagung bisa disimpan dan ditransportasikan dengan baik sehingga bisa meminimalisir terjadinya disparitas harga. Di Indonesia kapasitas pengeringan industri pakan masih rendah karena sebagian masih belum memiliki dryer atau ruang penyimpanan yang cukup besar.

Bambang mengapresiasi pengusaha yang saat ini bergerak di segmen tengah yang menghubungkan petani produsen dengan end user. Ada sejumlah perusahaan seperti PT. Seger Agro Nusantara, PT. Harim, PT. Bumi Universal yang menjadi simpul utama dalam supply chain rantai pasok jagung. Pemerintah berharap akan banyak lagi pengusaha yang bergerak di segmen tengah ini karena sangat menolong dalam memproses dan mengalirkan jagung dari petani hingga pengguna akhir karena mampu meningkatkan daya serap jagung dari petani.

"Ke depan kita berharap pengguna jagung seperti industry pakan berinvestasi untuk meningkatkan kapasitas dryer dan storagenya dua sampai tiga kali dari kapasitas yang terpasang sekarang. Sehingga industry pakan bisa menyimpan jagung hingga untuk kebutuhan 6 bulan. Dengan cara demikian selain diperoleh jaminan suplai juga bisa dicapai stabilisasi harga antara off season dan peak season," beber Bambang.

Kementerian Pertanian akan senantiasa membantu industri pakan atau pengguna lainnya yang kesulitan mencari jagung. Pengguna yang kesulitan mendapatkan jagung dapat langsung berkomunikasi dengan Direktorat Serealia Kementan. Dalam jangka panjang, Kementan menyatakan siap mendampingi terbentuknya kemitraan Business to Business antara industri pakan dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) sehingga industri mendapat jagung sesuai spesifikasi yang diinginkan dan pasokan jagungnya terjamin.

(mdk/hrs)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jelang Panen Raya, Harga Beras Hanya Turun Rp200 Per Kg

Jelang Panen Raya, Harga Beras Hanya Turun Rp200 Per Kg

Penurunan harga beras terlihat dari menurunnya harga gabah kering panen di tingkat produsen.

Baca Selengkapnya
Jelang Hari Natal, Satgas Pangan Jabar Sidak Tiga Pasar di Bandung Raya

Jelang Hari Natal, Satgas Pangan Jabar Sidak Tiga Pasar di Bandung Raya

Hasil sidak terungkap terdapat tiga bahan pokok yang mengalami defisit.

Baca Selengkapnya
Terungkap, Ini Alasan Pemerintah Setop Impor Jagung untuk Pakan Ternak

Terungkap, Ini Alasan Pemerintah Setop Impor Jagung untuk Pakan Ternak

Arief menekankan bahwa prioritas utama pemerintah adalah mengutamakan produksi dalam negeri, terutama menjelang panen raya jagung.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Bantuan Pangan untuk 3.583.000 Keluarga di Jateng Mulai Disalurkan Secara Bertahap

Bantuan Pangan untuk 3.583.000 Keluarga di Jateng Mulai Disalurkan Secara Bertahap

Pemerintah mulai menyalurkan bantuan pangan cadangan beras untuk periode Januari hingga Juni 2024.

Baca Selengkapnya
Bawaslu Pastikan Jerat Pidana Paslon Ucapkan Hinaan, TKN: Sama Sekali Tak Singgung Pak Prabowo

Bawaslu Pastikan Jerat Pidana Paslon Ucapkan Hinaan, TKN: Sama Sekali Tak Singgung Pak Prabowo

Ancaman pidana itu tertuang dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 (UU Pemilu)

Baca Selengkapnya
Peristiwa 8 Januari: Meninggalnya Pangeran Diponegoro pada Usia 74 Tahun di Makassar

Peristiwa 8 Januari: Meninggalnya Pangeran Diponegoro pada Usia 74 Tahun di Makassar

Pangeran Diponegoro wafat pada tanggal 8 Januari 1855 di Makassar, Sulawesi.

Baca Selengkapnya
Satgas Pangan Polri Beberkan Penyebab Harga Telur dan Daging Masih Tinggi Jelang Lebaran

Satgas Pangan Polri Beberkan Penyebab Harga Telur dan Daging Masih Tinggi Jelang Lebaran

Harga tinggi telur dan daging itu ditemukan Satgas Pangan Polri mengecek ketersediaan stok pangan di sejumlah pasar tradisional.

Baca Selengkapnya
Siap-Siap Jaksa Agung Bakal Bongkar 2 BUMN Dana Pensiun Bermasalah ke Publik

Siap-Siap Jaksa Agung Bakal Bongkar 2 BUMN Dana Pensiun Bermasalah ke Publik

2 Perusahaan BUMN tersebut sedang menjalani pemeriksaan di Kejaksaan Agung.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Jamin Harga Beras Turun Mulai Maret, Begini Penjelasannya

Pemerintah Jamin Harga Beras Turun Mulai Maret, Begini Penjelasannya

Bapanas memperkirakan, pada panen raya kali ini produksi beras nasional akan cukup tinggi.

Baca Selengkapnya