Pak Ngah, penyerang Mapolda Riau merupakan pimpinan kelompok pemanah JAD
Merdeka.com - Salah satu dari 4 terduga teroris yang tewas saat penyerangan di Mapolda Riau merupakan salah satu pimpinan kelompok jaringan Jamaah Anshorut Daulah (JAD) di Kota Dumai. Namanya Mur Salim alias Pak Ngah (48).
Pak Ngah tewas ditembak polisi bersama 3 anak buahnya, Adi Sugiyanto (26) Suwardi, (29) dan Pogang (45). Satu terduga teroris lain yang berperan sebagai sopir masih diburu polisi.
"Pak Ngah disebutkan sebagai pimpinan jaringan mereka. Para pelaku merupakan warga Kota Dumai," ujar Kabid Humas Polda Riau, AKBP Sunarto kepada merdeka.com, Kamis (17/5) malam.
Sunarto menyebutkan, Pak Ngah merupakan pimpinan kelompok pemanah dari jaringan teroris di Dumai tersebut. "Dia terdeteksi dari kelompok pemanah," kata Sunarto.
Dia menjelaskan, pascapenyerangan yang terjadi di Mapolda Riau, tim gabungan langsung melakukan penggeledahan di beberapa lokasi Kota Dumai, yang diduga sebagai kediaman dari para terduga teroris yang tewas.
Dalam penggeledahan itu, personel dibagi dalam tiga tim. Tim pertama, melakukan penggeledahan di rumah Mur Salim atau Pak Ngah yang tewas di tembak di Mapolda kemarin.
"Tim kedua melakukan penggeledahan di rumah Suwardi yang tewas kemarin dan tim ketiga melakukan penggalian di jaringan Mur Salim atau Pak Ngah," bebernya.
Hasilnya, delapan orang pun diamankan. Diantaranya yakni Harmidi (HAR) yang merupakan kakak Suwardi dan ibunya Nilam (NI). Lalu, Aan Santoso (AS), Dede Supriadi (DS), Syafrizal alias Ijal (SY/IJ).
Kemudian Sri Wahyuni (SW) yang merupakan ibu dari Adi Sufyan dan dua adiknya, Hardiyanto (HD) serta Yuyut Eko Prasetyo (YEP).
"Delapan orang hasil pengembangan dari penyerangan di Mapolda Riau saat ini sedang dalam pendalaman di Polres Dumai," ucapnya.
Delapan terduga teroris yang diamankan beberapa di antaranya diketahui memiliki hubungan darah dengan Suwardi dan Adi Sufyan, dua pelaku yang tewas saat penyerangan di Mapolda Riau.
"Perkumpulan yang mereka lakukan terbiasa dengan panah. Beberapa dari mereka merupakan satu keluarga," ucap Sunarto.
Dari hasil penggeledahan diamankan beberapa barang bukti. Itu berupa senapan angin, buku-buku tentang jihad, buku yang berbahasa Arab, busur dan anak panah, sasaran target panah yang terbuat dari kayu.
Diberitakan sebelumnya, kelompok terduga teroris menyerang Mapolda Riau, Rabu (16/5) sekitar pukul 09.00 WIB. Mereka menerobos masuk di gerbang depan Mapolda Riau dengan menggunakan mobil Avanza warna putih dengan nopol BM 1192 RQ.
Mobil menabarak Aiptu Auzhar hingga meninggal dunia. Bahkan dua orang jurnalis televisi juga turut ditabrak, namun selamat dan mengalami luka-luka.
Kemudian terduga teroris dengan pedang samurai tersebut menyerang polisi secara membabi buta. Akibatnya, dua orang petugas mengalami luka bacok.
Salah satunya Bripka Jhon Hendrik yang mengalami luka pada jempol tangan kanan. Kemudian Kompol Farid Abdullah Bidkum mengalami luka di belakang kepala.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polda Papua akan merekrut 2.000 pemuda untuk menjadi Bintara yang akan ditempatkan di polres
Baca SelengkapnyaJenazah alamarhum disemayamkan di Batalyon Padang untuk diserahkan kepada pihak keluarga dan dimakamkan di Provinsi Jambi.
Baca SelengkapnyaGeramnya Panglima TNI soal Danramil Aradide Ditembak OPM: Saat Persemayaman pun Masih Diganggu
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Polisi menggandeng sejumlah pihak agar Pemilu berjalan aman dan damai
Baca SelengkapnyaDi perayaan itu, Maruli juga memuji jajarannya yang telah banyak membuat kegiatan sosial khususnya di daerah Papua.
Baca SelengkapnyaBukan TNI dan Polri, ini adalah satuan yang menjadi garda terdepan dalam mengawal KPu di tahun pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaKudapan dari Pariaman ini terbuat dari kacang tanah yang dicampur dengan gula aren dan kerap dijadikan oleh-oleh.
Baca SelengkapnyaAgus Rohendi tetap berjualan meski mengeluh sakit di bagian dada, demi mencari rezeki.
Baca SelengkapnyaDPR menyoroti pemecatan 249 nakes Non-ASN di Manggarai dan gagalnya 500-an bidan pendidik gagal jadi P3K
Baca Selengkapnya