Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Orangtua Murid JIS Berharap Pengadilan Berhasil Ungkap Kebenaran

Orangtua Murid JIS Berharap Pengadilan Berhasil Ungkap Kebenaran JIS. ©2014 merdeka.com/henny rachma sari

Merdeka.com - Kontroversi dan dugaan adanya rekayasa dalam kasus Jakarta Intercultural School (JIS) terus menjadi perhatian banyak kalangan. Orangtua siswa di JIS yang juga merasa menjadi korban kasus ini berharap pengadilan dapat menjadi pembuka tabir kebenaran dalam kasus ini.

Salah satu perwakilan orangtua siswa JIS Sandiaga S. Uno‎ menilai, sejak awal kasus ini bergulir banyak sekali kejanggalan dan fakta yang tidak masuk akal yang digulirkan ke masyarakat. Dia juga mengecam‎ upaya kriminalisasi yang dilakukan sebagian orang terhadap institusi pendidikan untuk mendapatkan materi.

"Yang mengerikan lagi kasus ini telah menghancurkan masa depan keluarga dan anak-anak para pekerja kebersihan PT ISS dan kedua guru yang saya yakin menjadi pihak yang dizhalimi dalam kasus ini," tegasnya di Jakarta, Selasa (10/3).

Dia mengungkapkan, sejak kasus ini bergulir publik sengaja digiring untuk memvonis bahwa para pekerja kebersihan PT ISS dan guru-guru JIS bersalah. Bahwa kemudian fakta-fakta medis menyatakan kondisi si anak yang dilaporkan mengalami dugaan kekerasan seksual itu normal, tak pernah menjadi perhatian.

Padahal untuk menentukan ada tidaknya kasus seperti ini, fakta medis harusnya menjadi unsur terpenting. Sementara hasil pemeriksaan berbagai rumah sakit menyatakan bahwa kondisi si anak normal.

"Banyak orangtua JIS merasa kasus ini tidak memiliki dasar hukum yang kuat, namun didukung oleh pembentukan opini yang luar biasa. Janganlah kita mendzolimi orang lain hanya untuk kekuasaan, apalagi uang. Kami sangat berharap pengadilan bisa benar-benar obyektif melihat dan memeriksa kasus ini. Ada masa depan anak-anak dan keluarga yang dipertaruhkan disini," jelas Sandiaga.

Orangtua JIS lainnya Joyce Nugroho‎ yang juga mengikuti kasus ini sejak awal menilai bahwa kasus ini sengaja dimunculkan untuk kepentingan tertentu. Apalagi kasus yang telah membuat nyawa salah satu pekerja kebersihan PT ISS melayang saat proses penyidikan di Polda Metro Jaya ini, hanya didasarkan pada cerita ibu yang mengaku anaknya menjadi korban tanpa didukung fakta-fakta yang kuat.

"Pada awalnya kami mendukung upaya ibu tersebut untuk mengungkap kasus ini. Tapi setelah mencermati dan melihat fakta-fakta yang muncul belakangan, memang ada motif berbeda dibalik kasus ini. Hal itu yang membuat banyak orangtua siswa di JIS prihatin dan berusaha membantu para pekerja kebersihan serta dua orang guru JIS. Mereka adalah orang-orang baik yang dikorbankan untuk kepentingan duniawi," jelasnya.

Banyak orang tidak bersalah mengalami tuduhan keji dan harus menjalani hukuman berat tanpa tahu penyebabnya. Padahal awalnya kasus ini hanya berasal dari cerita si ibu yang menurutnya didasarkan dari pengakuan anak yang tidak diikuti dengan pemeriksaan medis dan pemeriksaan psikolog secara benar.

Saat ini, kasus yang melibatkan dua guru masih berlangsung di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. "Dengan berjalannya waktu, kami berharap dan percaya akan semakin banyak pihak dan masyarakat yang percaya kasus ini adalah kasus anomali. Kami sangat mengutuk segala bentuk tindakan kekerasan pada anak. Namun kami juga tidak ingin ada orang-orang tidak bersalah yang dizholimi dengan tuduhan lemah dan tidak berdasar. Kami berharap dua orang guru JIS akan dapat menemukan keadilan dalam kasus ini," tambah Sandi.

Sementara, Sekretaris Jenderal Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait menegaskan pihaknya sangat memperhatikan perlindungan anak dalam kasus JIS. "Perlindungan anak adalah kewajiban bagi kita untuk melakukannya. Tapi jangan sampai hal itu dilakukan dengan menghukum orang yang tidak bersalah," tegasnya secara terpisah.

Dia mengharapkan fakta yang terungkap di persidangan digunakan majelis hakim untuk memutuskan vonis yang adil. Dengan demikian persidangan kasus JIS dapat mengungkap kejadian yang sebenarnya, tanpa rekayasa dan tanpa intervensi.

(mdk/siw)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mahasiswa UGM Kecelakaan saat Mau Sidang Skripsi, Sebelum Meninggal Bilang ‘Aku Mau Sidang’
Mahasiswa UGM Kecelakaan saat Mau Sidang Skripsi, Sebelum Meninggal Bilang ‘Aku Mau Sidang’

Dewi tetap diwisuda dan mendapatkan ijazah sarjana diwakilkan oleh orangtuanya

Baca Selengkapnya
Sisi Menarik Jaka Sembung, Tokoh Fiksi Indramayu yang Benci Penjajahan dan Berhasil Kalahkan Ilmu Rawa Rontek
Sisi Menarik Jaka Sembung, Tokoh Fiksi Indramayu yang Benci Penjajahan dan Berhasil Kalahkan Ilmu Rawa Rontek

Jaka Sembung jadi tokoh fiksi yang berasal dari Indramayu Jawa Barat. Intip fakta menariknya.

Baca Selengkapnya
Detik-Detik Eks Casis Bintara Iwan Dihabisi Serda Adan, Korban Dicekik, Ditusuk Lalu Dibuang ke Jurang
Detik-Detik Eks Casis Bintara Iwan Dihabisi Serda Adan, Korban Dicekik, Ditusuk Lalu Dibuang ke Jurang

Polisi ungkap detik-detik peristiwa tewasnya eks calon siswa Bintara Iwan oleh anggota TNI AL Serda Adan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Sosok Polisi Nabung di Toko Bangunan Demi Bangun Sekolah Bikin Jenderal Polisi Takjub
Sosok Polisi Nabung di Toko Bangunan Demi Bangun Sekolah Bikin Jenderal Polisi Takjub

Demi menebus asa membangun sekolah, seorang polisi rela menyisihkan gaji untuk menabung.

Baca Selengkapnya
Jatuh Bangun Sering Diremehkan, Pria Ini Kini Sukses Budidaya Belut dan Miliki 200 Kolam
Jatuh Bangun Sering Diremehkan, Pria Ini Kini Sukses Budidaya Belut dan Miliki 200 Kolam

Seorang pembudidaya belut mampu kembangkan hingga 200 kolam meski sempat diremehkan hingga merugi.

Baca Selengkapnya
13 Saksi Diperiksa Ungkap Senjata Penembakan Relawan Prabowo-Gibran di Sampang
13 Saksi Diperiksa Ungkap Senjata Penembakan Relawan Prabowo-Gibran di Sampang

Kasus penembakan ini mulai menemui titik terang.. Diduga, pelaku penembakan satu orang.

Baca Selengkapnya
Misteri Kasus Kematian Santri di Tebo Jambi Hingga 3 Bulan Tanpa Tersangka, Benar Tersetrum atau Dianiaya?
Misteri Kasus Kematian Santri di Tebo Jambi Hingga 3 Bulan Tanpa Tersangka, Benar Tersetrum atau Dianiaya?

Pengacara dan keluarga menemukan banyak kejanggalan dalam kasus kematin santri AH.

Baca Selengkapnya
Satu Santri Penganiaya Junior di Tebo Jambi hingga Meninggal Dunia Divonis Lebih Rendah dari Tuntutan Jaksa
Satu Santri Penganiaya Junior di Tebo Jambi hingga Meninggal Dunia Divonis Lebih Rendah dari Tuntutan Jaksa

Putusan itu dibacakan Ketua Hakim Rintis Candra di Pengadilan Negeri Tebo, Kamis (25/4) siang.

Baca Selengkapnya
Mengenal Bawadiman Djoyodigdo Mertua R.A. Kartini, Konon Punya Ilmu Khusus dan Tak Bisa Dimakamkan dengan Cara Biasa
Mengenal Bawadiman Djoyodigdo Mertua R.A. Kartini, Konon Punya Ilmu Khusus dan Tak Bisa Dimakamkan dengan Cara Biasa

Menurut penuturan juru kunci makam, jenazah Djojodigdo bisa hidup kembali jika menyentuh tanah

Baca Selengkapnya