Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Nurdin Abdullah Bantah Terima Suap Rp2,2 M: Demi Allah Saya Tolak

Nurdin Abdullah Bantah Terima Suap Rp2,2 M: Demi Allah Saya Tolak Sidang lanjutan Nurdin Abdullah. ©2021 Merdeka.com/Ihwan Fajar

Merdeka.com - Gubernur nonaktif Sulawesi Selatan (Sulsel), Nurdin Abdullah membantah adanya uang titipan dari kontraktor sebesar Rp1 miliar dari Robert Wijoyo dan Rp2,2 miliar dari Ferry Tanriadi. Bantahan tersebut disampaikan Nurdin Abdullah saat mengikuti sidang secara virtual di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Makassar, Rabu (29/9).

Dalam persidangan, Nurdin Abdullah membenarkan adanya bantuan beras sebanyak 10 ton dari Robert Wijoyo. Bantuan tersebut, kata Nurdin, untuk warga yang terdampak Covid-19.

"Izin meluruskan yang mulia agar pemahaman kita sama. Jadi beras itu diserahkan ke saya dan rasanya lebih enak daripada beras Jepang sehingga saya sarankan untuk dijadikan varietas unggulan," kata dia.

Nurdin mengaku beras bantuan dari Robert Wijoyo tersebut, dirinya terima selaku Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 pada saat itu. Ia mengaku bantuan beras tersebut disimpan di Baruga Pattingaloang Rujab Gubernur Sulsel.

"Beras disimpan di Baruga Patingalloang sebagai pusat bantuan Covid-19. Selain pak Robert, ada juga yang Bulog yang serahkan beras, ada bantuan sembako, gula, dan lain-lain. Kita tidak gunakan APBD tetapi sumbangan dari masyarakat," tuturnya.

Sementara terkait kesaksian anak buah Ferry Tanriadi, yakni Yusman Yusuf bahwa dirinya pernah menerima uang sebesar Rp2,2 miliar bantuan operasional, Nurdin Abdullah juga membantah.

"Jujur, kalau pun benar Syamsul Bahri meminta dana operasional ke saudara (Yusman Yusuf) saya ingin sampaikan, Demi Allah saya tidak pernah meminta Syamsul meminta uang itu karena Ferry itu sudah tiga kali mau kasih uang dan saya tolak jadi bilang kasih ke masjid saja kalau mau beramal," tegasnya.

Penasihat Hukum (PH) Nurdin Abdullah, Arman Hanis menerangkan bahwa kesaksian Robert sudah sangat jelas. Kardus bukan berisi uang, akan tetapi isinya beras Tarone dari Luwu Utara.

"Sudah dikonfirmasi Pak Nurdin juga sampai beliau jelaskan secara detail tentang beras itu. Sehingga dakwaan jaksa mengenai gratifikasi Rp1 miliar itu perlu dipertanyakan kembali," jelasnya.

Arman menambahkan berdasarkan keterangan Syamsul Bahri dalam berita acara pemeriksaan (BAP) tidak secara tegas menyebutkan bahwa isi dalam kardus uang Rp1 miliar dari anak buah Robert Wijoyo. Apalagi, kata Arman, Syamsul Bahri tidak melihat langsung apa isi dalam kardus tersebut.

"Apalagi kan dalam BAP, Syamsul Bahri hanya menduga kardus tersebut isinya uang belum pernah benar-benar dilihat isinya. Nantilah kita konfirmasi. Kesaksian saksi lain juga jelas bahwa tidak ada atensi atau intervensi dari gubernur untuk memenangkan kontraktor tertentu," bebernya.

Sebelumnya, Robert Wijoyo bercerita bahwa pernah melakukan pertemuan dengan Gubernur nonaktif Sulsel, Nurdin Abdullah di Rumah Jabatan (Rujab) Gubernur. Pada saat itu, ia berniat memberikan sampel beras khas Kabupaten Luwu Utara yaitu beras Tarone.

"Saya mau kasih beras Tarone khas Luwu Utara untuk Pak Nurdin. Bapak bilang titip saja di ajudan (Syamsul Bahri)," ujarnya.

Setelah pertemuan tersebut, Robert mengaku bertemu dengan Syamsul Bahri (SB) di parkiran Rujab. Ia kemudian menyampaikan niatnya untuk menitipkan beras.

"Saya bilang ada mau saya titip ke beliau (Syamsul Bahri), besok mau diantar ke mana? Pak Syamsul menjawab di sekitaran perintis (Jalan Perintis Kemerdekaan) saja," kata Robert.

Selanjutnya Robert memerintahkan karyawannya untuk membawa beras ke Syamsul Bahri di Jalan Perintis Kemerdekaan. Beras contoh sebanyak 10 Kg tersebut dimasukkan ke dalam sebuah kardus.

"Isinya bukan uang, tapi beras. Intinya saya mau Pak Nurdin coba beras Tarone. Harganya waktu itu Rp15 ribu per kilo," ucapnya.

JPU KPK, Siswandono mengaku saat persidangan tersebut pihaknya menemukan perbedaan keterangan antara saksi Syamsul Bahri dan Robert Wijoyo. Siswandono mengaku akan mengkaji kebenaran keterangan siapa yang benar.

"Karena Syamsul saat sidang kasus terpidana Agung Sucipto mengaku itu adalah uang, bukan beras. Nanti kami nilai apakah benar yang disebutkan (Robert Wijoyo)," kata dia.

Siswandono enggan menanggapi apakah titipan beras tersebut sebagai kode ataupun kata sandi pemberian uang kepada Nurdin Abdullah melalui Syamsul Bahri. "Silakan diterjemahkan. Pokoknya tadi dia sampaikan (disidang) pak saya mau menitip ke bapak. Apakah itu kode atau bukan ya terjemahkan sendiri," tuturnya.

Ia mengatakan pada sidang selanjutnya, KPK sudah mengagendakan untuk menghadirkan Syamsul Bahri untuk menguji keterangan Robert Wijoyo. Pasalnya, JPU KPK juga menemukan kejanggalan lain dari keterangan Robert Wijoyo.

"Seperti keterangan yang dia (Robert Wijoyo) yang mengaku sudah lupa siapa nama karyawannya yang mengantar titipan itu ke Syamsul Bahri. Itukan juga meragukan, masa dia tidak tahu nama karyawannya," ucapnya.

Sekadar diketahui, dalam persidangan selain menghadirkan Robert Wijoyo, JPU KPK juga menghadirkan kontraktor lainnya seperti Yusman Yusuf, Yohannes Tios, Yusuf Rombe, Petrus Yalim, dan Andi Indar. Ketujuh saksi tersebut dihadirkan JPU KPK untuk mengungkap dugaan pemberian uang kepada dua terdakwa yakni Nurdin Abdullah dan Edy Rahmat.

(mdk/rhm)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sido Muncul Donasikan Rp533 Juta untuk Operasi Bibir Sumbing Gratis di Belu, NTT
Sido Muncul Donasikan Rp533 Juta untuk Operasi Bibir Sumbing Gratis di Belu, NTT

Bantuan sosial berupa operasi gratis yang bernilai Rp533 juta dari Sido Muncul ini ditujukan untuk 60 penderita bibir sumbing, khususnya bayi dan anak-anak.

Baca Selengkapnya
Bansos Beras, Daging Ayam dan Telur Telan Anggaran Rp17,5 Triliun
Bansos Beras, Daging Ayam dan Telur Telan Anggaran Rp17,5 Triliun

Anggaran tersebut mencakup kucuran bansos hingga Juni 2024. Namun, Kemenkeu akan melakukan tinjauan setelah tiga bulan.

Baca Selengkapnya
Tahun Depan, Pemerintah Bagi-Bagi Beras Lagi ke 22 Juta Keluarga Miskin
Tahun Depan, Pemerintah Bagi-Bagi Beras Lagi ke 22 Juta Keluarga Miskin

Sejak Maret-Desember 2023, Bulog sudah mendistribusikan 1,4 juta ton bantuan pangan beras kepada keluarga miskin.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Menteri Airlangga Buka-bukaan Soal Tujuan Penyaluran Bansos untuk 22 Juta Masyarakat Penerima
Menteri Airlangga Buka-bukaan Soal Tujuan Penyaluran Bansos untuk 22 Juta Masyarakat Penerima

Airlangga menjelaskan berbagai bantuan sosial yang diberikan pemerintah adalah program yang dijalankan setiap tahun.

Baca Selengkapnya
Warga Terdampak Kekeringan di Jateng Capai 9.153 Jiwa, Ini Penjelasan BPBD
Warga Terdampak Kekeringan di Jateng Capai 9.153 Jiwa, Ini Penjelasan BPBD

Bantuan air bersih sudah dibagikan pada beberapa desa yang terdampak kekeringan.

Baca Selengkapnya
Ibu Jubaedah Mekaarkan Senyum Di Desa Miskin
Ibu Jubaedah Mekaarkan Senyum Di Desa Miskin

Ibu Jubaedah bercerita bahan dasar yang digunakan kerupuk ini adalah kencur.

Baca Selengkapnya
Bansos Dibutuhkan Masyarakat Miskin, Tak Ada Kaitan dengan Pemilu
Bansos Dibutuhkan Masyarakat Miskin, Tak Ada Kaitan dengan Pemilu

Masyarakat terkini itu sudah cerdas dan pandai memilah dan menjadi wewenang rakyat juga untuk memilih paslon tertentu.

Baca Selengkapnya
Tiga Orang Terdampar di Pulau Tak Berpenghuni, Ditemukan Setelah Tulis
Tiga Orang Terdampar di Pulau Tak Berpenghuni, Ditemukan Setelah Tulis "HELP" di Atas Pasir

Mereka terdampar di pulau yang sangat terpencil di Samudra Pasifik.

Baca Selengkapnya
Serahkan Bantuan Beras di Bantul, Jokowi: Setelah Juni Kalau APBN Cukup akan Dilanjutkan
Serahkan Bantuan Beras di Bantul, Jokowi: Setelah Juni Kalau APBN Cukup akan Dilanjutkan

Jokowi menjelaskan bahwa bantuan pangan berupa beras bisa dilanjutkan setelah bulan Juni jika anggaran negara mencukupi.

Baca Selengkapnya