Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Novel Baswedan Yakin Kasus Penyerangannya Terorganisir, Bukan Dendam Pribadi

Novel Baswedan Yakin Kasus Penyerangannya Terorganisir, Bukan Dendam Pribadi Novel Baswedan di polda metro. ©2020 Liputan6.com/Johan Tallo

Merdeka.com - Penyidik Senior KPK Novel Baswedan, selesai menjalani penyidikan yang dilakukan oleh Polda Metro Jaya, Senin (6/1). Dalam pemeriksaannya, Novel mengatakan bahwa penyerangan terhadap dirinya tidak ada kaitan dengan masalah pribadi.

"Tentunya, keterangan yang saya sampaikan ke penyidik adalah konsumsi penyidikan yang berlangsung saat ini. Dan saya belum bisa sampaikan kepada rekan-rekan media. Tapi saya bisa meyakini dan hampir bisa memastikan tidak mungkin terkait urusan pribadi," ucap Novel, di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (6/1).

Novel memastikan bahwa dirinya tidak mengenal kedua pelaku yang menyerangnya pada Selasa (11/4/2017). Novel meyakini bahwa penyerangan terhadapnya terkait dengan tugasnya sebagai penyidik KPK.

"Dan saya pastikan, saya hampir bisa memastikan dengan fakta-fakta yang sudah saya sampaikan di pemeriksaan tadi, bahwa ini terkait dengan tugas-tugas saya dalam upaya memberantas korupsi di KPK," sambungnya.

Keyakinan Novel tersebut juga bersumber dari investigasi mendalam, yang dilakukan oleh Komnas HAM, dan tim gabungan yang dibentuk oleh Polri dan juga ada beberapa rekan-rekan kuasa hukum.

"Dan semuanya mendapat fakta hampir serupa, kecuali ada hal-hal yang sedikit agak bias ketika berbicara seolah-olah ini karena masalah dengan saya. Kan bias," katanya.

Hasil penyidikan dari beberapa lembaga yang menampilkan penyerangan terhadapnya terkait dengan tugas-tugasnya dalam memberantas korupsi. Novel juga menambahkan bahwa ada orang lain di belakang kedua pelaku tersebut.

"Pelakunya bukan orang perorang yang inisiatif sendiri, baik satu dua orang atau apapun, tapi suatu hal yang terorganisir," jelasnya.

"Saya ingin mengingatkan satu hal bahwa serangan kepada saya adalah bagian serangan-serangan lainnya kepada orang-orang KPK yang pernah disebut oleh rekan-rekan di KPK, lebih dari 10 kasus," tambah Novel.

Dalam kesempatan itu, Novel juga menyampaikan keberatan kepada penyidik terkait pasal yang disangkakan kepada pelaku.

"Sampaikan beberapa hal di antaranya saya sampaikan masukan kepada penyidik yang memeriksa saya bahwa terkait dengan penerapan pasal tentunya," kata Novel.

Diketahui Polri menjerat dua pelaku dengan Pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan dan Pasal 351 ayat (2) KUHP tentang penganiayaan yang mengakibatkan luka berat.

Novel menerangkan, dirinya diserang oleh dua orang eksekutor. Tapi hanya satu pelaku yang menyerang. Karena itu, kurang pas apabila yang di kedepankan adalah Pasal 170.

"Saya katakan bahwa sebaiknya hal itu betul-betul diperhatikan, sebab kalau tidak tepat pasal kan bisa menjadi masalah dalam proses selanjutnya," ujar Novel lagi.

Novel menyatakan, penyerangan terhadap dirinya sejatinya dikategorikan sebagai penganiayaan berat, atau penganiayaan berencana yang mengakibatkan luka berat. Walaupun ada peluang bahwa penyerangan tersebut merupakan upaya percobaan pembunuhan berencana.

"Tentu dua hal itu bisa jadi masukan oleh penyidik untuk bisa melakukan pendalaman lebih lanjut," ujar dia.

Diberitakan sebelumnya, Polisi telah menetapkan dua anggota Polri aktif sebagai tersangka penyerangan penyidik KPK, Novel Baswedan. Dua orang inisial RB dan RM diamankan di kawasan Cimanggis, Depok, Kamis 26 Desember 2019 malam.

Karopenmas Mabes Polri, Brigjen Pol Argo Yuwono mengatakan, dua tersangka itu memiliki peran yang berbeda. Argo mengungkapkan, pelaku yang menyiram cairan kimia ke Novel Baswedan adalah tersangka RB.

"Perannya ada yang nyopir ada yang nyiram, yang nyiram RB," ucap Argo, di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Sabtu (28/12).

Salah satu tersangka penyerangan Novel Baswedan, berinisial RB meluapkan emosinya di hadapan awak media. Dia yang juga merupakan anggota Polri aktif itu geram.

"Tolong dicatat, saya tidak suka dengan Novel karena dia penghianat," teriak RB saat keluar dari Gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Sabtu (28/12).

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Blak-blakan Wayan Koster soal Pemeriksaannya Terkait Kasus Korupsi
Blak-blakan Wayan Koster soal Pemeriksaannya Terkait Kasus Korupsi

Polda Bali mengatakan, terkait dugaan korupsi masih didalami kebenarannya karena hal itu baru sebatas laporan.

Baca Selengkapnya
8 Tanda Munculnya Rasa Kesepian di Dalam Dirimu Tanpa Disadari
8 Tanda Munculnya Rasa Kesepian di Dalam Dirimu Tanpa Disadari

Rasa kesepian bisa kita alami secara tiba-tiba, penting untuk mengenalinya secara tepat walau kadang kondisi ini tidak disadari.

Baca Selengkapnya
Kasus Sekeluarga Bunuh Diri Bersama-sama Lompat dari Lantai 22 Apartemen, Tangan Saling Terikat
Kasus Sekeluarga Bunuh Diri Bersama-sama Lompat dari Lantai 22 Apartemen, Tangan Saling Terikat

Hasil pemeriksaan tim identifikasi terhadap keempat jenazah ditemukan adanya tali yang mengikat antar satu korban dengan korban lain.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Polisi Tetapkan Kepala Puskesmas Bojong Tersangka Korupsi, Potong & Lakukan Pungutan dari Anggaran
Polisi Tetapkan Kepala Puskesmas Bojong Tersangka Korupsi, Potong & Lakukan Pungutan dari Anggaran

Sebanyak 48 orang saksi diperiksa sebelum penetapan tersangka

Baca Selengkapnya
Tempat ini Jadi Saksi Bisu Pangeran Diponegoro Ditangkap Belanda, Ada Kursi dengan Bekas Tancapan Kuku
Tempat ini Jadi Saksi Bisu Pangeran Diponegoro Ditangkap Belanda, Ada Kursi dengan Bekas Tancapan Kuku

Simak cerita di balik tempat bersejarah dan saksi bisu ditangkapnya Pangeran Diponegoro.

Baca Selengkapnya
Bikin Senyum-Senyum, Momen Perwira Polisi dengan Anggota Laporan Pakai Kata-Kata Istilah Saat Tugas di Jalan
Bikin Senyum-Senyum, Momen Perwira Polisi dengan Anggota Laporan Pakai Kata-Kata Istilah Saat Tugas di Jalan

Menariknya, sang komandan dan anggotanya ini menggunakan kata istilah yang bisa bikin senyum-senyum sendiri.

Baca Selengkapnya
Jenis Tindak Pidana Pemilu, Pahami Pengertian dan Penanganannya
Jenis Tindak Pidana Pemilu, Pahami Pengertian dan Penanganannya

Tindak pidana pemilu menjadi ancaman serius yang dapat merusak integritas dan legitimasi demokrasi.

Baca Selengkapnya
Sosok Polisi Nabung di Toko Bangunan Demi Bangun Sekolah Bikin Jenderal Polisi Takjub
Sosok Polisi Nabung di Toko Bangunan Demi Bangun Sekolah Bikin Jenderal Polisi Takjub

Demi menebus asa membangun sekolah, seorang polisi rela menyisihkan gaji untuk menabung.

Baca Selengkapnya
Detik-Detik Rambut Pelaku Mutilasi Keponakan Dijambak Warga, Suasana Gaduh Polisi Langsung Bereaksi
Detik-Detik Rambut Pelaku Mutilasi Keponakan Dijambak Warga, Suasana Gaduh Polisi Langsung Bereaksi

Motif pelaku menghabisi keponakannya karena tergiur mencuri perhiasan emas yang dikenakan korban.

Baca Selengkapnya