Muhammadiyah Siapkan Skenario Antisipasi Ledakan Kasus Covid-19
Merdeka.com - Muhammadiyah COVID-19 Command Center menyiapkan berbagai skenario dalam mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan terburuk, seperti ledakan kasus COVID-19, pascalibur Lebaran.
"Kami siap menerima lonjakan seandainya itu terjadi dan kita berharap betul, itu tidak terjadi. Tapi lebih baik kami mempersiapkan diri kemungkinan yang paling buruk, daripada kita tidak siap apa-apa," ujar Ketua Muhammadiyah COVID-19 Command Center (MCCC) Agus Samsudin dalam webinar yang dipantau dari Jakarta, Senin (17/5).
Kekhawatiran terjadinya lonjakan kasus muncul setelah ada warga yang tetap lolos mudik, meski jumlahnya tidak sebanyak kondisi normal. Kemudian mobilitas warga saat berwisata tanpa protokol kesehatan dan arus kedatangan WNA di tengah-tengah penyekatan yang dilaksanakan secara ketat bagi WNI.
Selain potensi peningkatan kasus COVID-19 pascalibur Idulfitri 1442 H, kata dia, Indonesia juga dihadapkan dengan ancaman munculnya varian COVID-19 yang berasal dari berbagai negara. Varian baru tersebut adalah B.117 asal Inggris, kemudian B.1351 asal Afrika Selatan dan varian mutasi ganda dari India B.1617.
Menurut Agus, 64 rumah sakit di antara 86 rumah sakit Muhammadiyah yang terlibat dalam penanganan COVID-19 pun telah bersiap untuk kemungkinan terburuk itu. Mereka telah menyiapkan sedikitnya 1.800 tempat tidur, termasuk ICU, ventilator dan peralatan standar penanganan pasien COVID-19.
"Di samping itu kami juga ada kamar isolasi di beberapa tempat, di Unisa, PP ‘Aisyiyah, Zaitun, Unires UMY, Pusdiklat Jakarta, dan Shelter Gose PKU Bantul," kata dia.
Data 16 Mei 2021 dilaporkan bahwa 86 rumah sakit Muhammadiyah telah merawat 3.774 pasien ODP, 3.366 pasien PDP, 2.684 pasien probable, 13.914 pasien suspect, dan 17.820 pasien positif.
Menurut dia, program edukasi dan pencegahan juga konsisten dilakukan oleh MCCC selama 14 bulan ini. Sebanyak 68.000 vaksinasi yang telah dilakukan Muhammadiyah dan rencananya akan diluaskan ke Indonesia bagian timur, seperti Ternate hingga Makassar.
"Muhammadiyah sebagai organisasi yang punya komitmen terhadap penanganan COVID-19 ini akan terus melakukan usaha-usaha yang bisa membantu kita semuanya, baik pemerintah maupun masyarakat, untuk segera keluar dari pandemi COVID-19," katanya.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Muhammadiyah: Indonesia Butuh Persatuan untuk Jadi Lebih Baik
Masyarakat tidak lagi memperdebatkan Pemilu 2024 saat Lebaran
Baca SelengkapnyaSejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Muhammadiyah Umumkan 1 Ramadhan 2024 Pada 11 Maret dan Idulfitri 10 April 2024
Persamaan hasil penghitungan penetapan Ramadan tahun ini sangat mungkin terjadi.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaCovid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun
Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaDaftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO
WHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.
Baca SelengkapnyaMuhammadiyah Tetapkan Awal 1 Ramadan pada 11 Maret dan Lebaran 10 April 2024
Surat tersebut ditandatangani oleh Wakil Ketua dan Wakil Sekretaris Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Hamim Ilyas dan Atang Solihin.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker
Imbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Baca Selengkapnya