Merdeka.com - Kasus penganiayaan terhadap anak di bawah umur tengah gencar terjadi di masyarakat. Sayangnya, kasus ini bukan lagi hanya dilakukan oleh orang dewasa, namun anak di bawah umur pun juga kerap melakukan penganiayaan terhadap teman seusianya.
Setelah kasus penganiayaan bocah SD yang mengakibatkan tewasnya NA di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, kini kasus tersebut kembali terjadi di SD di wilayah Gading, Serpong. Seorang ibu bernama Yessi Caroline menceritakan pengalaman pahit yang dialami anaknya, A, karena dianiaya teman sekolahnya.
"Saya seorang ibu yang saat ini mencari keadilan untuk anak saya. Anak yang baru berusia enam tahun salah satu generasi muda penerus bangsa ini. Anak saya telah mengalami tindakan bully di sekolahnya. Beberapa waktu lalu kacamatanya selalu dirampas dan dilempar demikian juga dengan buku agama dan alat tulisnya oleh teman yang bukan sekelas dia (beda kelas dan hanya sekelas saat pelajaran agama), Jumat, 18 September, anak saya tiba-tiba panas tinggi dan dia ketakutan untuk sekolah. Kemudian dia cerita kalau dia dipukuli di sekolahnya minggu lalu," tulis Yessi melalui akun Facebooknya seperti dikutip merdeka.com, Kamis (8/10).
Mendengar pengakuan A, Yessi mencoba mencari tahu kebenarannya. Hingga akhirnya dia bertemu seorang anak yang mengaku melihat A dianiaya oleh teman sekolahnya.
Sayangnya, saat Yessi mengadukan hal itu ke pihak sekolah, mereka tidak mengakui adanya penganiayaan terhadap A. Bahkan pihak sekolah mengatakan aksi tersebut tidak terekam di CCTV. Namun, Yessi tetap merasa janggal dengan pengakuan kepala sekolah mengenai kasus anaknya itu.
"Mereka mengatakan tidak ada rekaman CCTV pemukulan anak saya. Dan mereka melihat anak saya bermain dengan teman lain dan pelaku main dengan yang lain. Enggak ada lima menit mereka bilang hari itu pelaku tidak masuk sekolah. Saya sendiri tidak dikasih liat rekam CCTV mereka hanya bilang sudah di save di flash disc. Lalu saya bilang ada saksi mata. Awalnya mereka keberatan untuk menemui saksi mata dengan berbagai alasan, kemudian saya telepon saksi mata dan saya speaker terlihat jelas mereka lemas dan ketakutan mendengar pernyataan saksi mata. Lantas saya bilang ayo kita ke rumah sakit lakukan visum. Mereka menolak dan bilang jangan seenaknya ibu sendiri semua keputusan bukan di tangan ibu tapi di tangan yayasan," imbuh Yessi.
Setelah melakukan visum, akhirnya A diketahui terkena infeksi saluran kencing dan ada nanah di saluran kencingnya. Bahkan psikolog pun mengatakan A mengalami trauma yang sangat tinggi dan butuh waktu untuk pemulihannya.
"Anak saya setiap tidur berteriak, menangis ketakutan dan kesakitan. Anak saya berubah menjadi anak yang pemurung. Sementara si pelaku bebas menikmati hari-harinya di sekolah, sementara anak saya di rumah sakit berjuang menghadapi tekanan psikisnya. Saat ini anak saya masih dalam perawatan seorang psikolog mengingat trauma yang dia dapatkan atas pemukulan tersebut masih menghantui setiap mimpi-mimpinya. Imbasnya setiap dia bermimpi pemukulan itu anak saya tidak mau makan dan minum sampai anak saya membicarakan kematian, membicarakan bagaimana seandainya dia melompat dari gedung. Anak saya juga anak bangsa yang memerlukan Perlindungan Hukum Negeri ini bukan hanya si pelaku yang dilindungi karena masih anak-anak," pungkasnya.
Saat ini Yessi masih memposting keadaan A di akun Facebooknya hingga hari ini. Sejumlah komentar simpati pun banyak ditujukan ke Yessi. [did]
Baca juga:
Siswa SMK bacok 2 ibu guru dikeluarkan dari sekolahan
Aniaya kakeknya saat rebutan batu akik, Rifan dipenjara 4 bulan
Parahnya kelakuan pelajar zaman sekarang, guru saja dibacok
Nurdiansyah balas dendam hajar tukang becak dengan batang besi
Bolos sekolah 3 hari, bocah kelas IV dipukul ayah tiri pakai gesper
Demi Anak, Tukang Becak Tambal Jalan Berlubang Bermodal Palu dan Aspal Bekas
Sekitar 6 Menit yang laluTingkat Kerawanan Pemilu di Jabar Masuk Kategori Tinggi
Sekitar 36 Menit yang laluTiga Kurir Sabu Divonis Hukuman Mati
Sekitar 1 Jam yang laluDMI Tegaskan Masjid Tidak Boleh Jadi Tempat Kampanye Politik
Sekitar 4 Jam yang laluTabrakan di Tol Tebing Tinggi-Medan, Dua Orang Meninggal
Sekitar 4 Jam yang laluWanita Bunuh Diri Lompat dari Kapal di Danau Toba
Sekitar 4 Jam yang laluTingkatkan Keselamatan Penerbangan, Bandara I Gusti Ngurah Rai Perbaiki Landasan Pacu
Sekitar 5 Jam yang laluPanik Dipergoki Curi Petai, Dua Pria Bunuh Petani di Rejang Lebong
Sekitar 5 Jam yang laluIni Solusi Jangka Pendek dan Panjang Pemerintah Atasi Banjir di Semarang
Sekitar 5 Jam yang laluKunci T Patah Saat Digunakan, Pencuri Motor di Garut Tertangkap
Sekitar 6 Jam yang laluGenjot Penurunan Stunting, Ganjar Gaet Ahli Gizi sampai Tingkat Puskesmas
Sekitar 6 Jam yang laluSilaturahmi ke Dayah Tgk Chiek Oemar Diyan Aceh Besar, PPP Didoakan Jadi Partai Besar
Sekitar 6 Jam yang laluRelawan Nilai Ganjar Pranowo Pilihan Paling Ideal Bagi Milenial
Sekitar 6 Jam yang laluNasDem Pastikan Koalisi Perubahan Solid
Sekitar 7 Jam yang laluVIDEO: Sopir Angkot Cabul Lancang ke Perempuan Dicari Polisi!
Sekitar 12 Jam yang laluVIDEO: Anggota Provos Lapor Kasus Tanah ke Polda Metro, Malah Diminta Rp 100 Juta
Sekitar 12 Jam yang laluVIDEO: Anggota Provos Bripka Madih Ngamuk Depan Perumahan Elite, ini Penyebabnya
Sekitar 12 Jam yang laluVIDEO: Terungkap Sosok Eks Polisi Penabrak Mahasiswa UI, Mantan Kapolsek & Mau Nyaleg
Sekitar 13 Jam yang laluRaut Bharada E Sampaikan Pembelaan Terakhir Jelang Sidang Vonis
Sekitar 11 Jam yang laluSidang Vonis Bharada E Digelar pada 15 Februari 2023
Sekitar 12 Jam yang laluTuntut Bharada E Lebih Berat dari Putri, Jaksa Dinilai Keliru Pahami Hukum Pidana
Sekitar 12 Jam yang laluLIVE STREAMING: Sidang Duplik Richard Eliezer Tanggapi Replik Jaksa
Sekitar 13 Jam yang laluVIDEO: Wajah Tegang Eliezer di Sidang, Sempatkan Lempar Senyum Manis Sapa Pendukung
Sekitar 11 Jam yang laluSidang Vonis Bharada E Digelar pada 15 Februari 2023
Sekitar 12 Jam yang laluTuntut Bharada E Lebih Berat dari Putri, Jaksa Dinilai Keliru Pahami Hukum Pidana
Sekitar 12 Jam yang laluSidang Vonis Putri Candrawathi Digelar pada 13 Februari 2023
Sekitar 14 Jam yang laluRaut Bharada E Sampaikan Pembelaan Terakhir Jelang Sidang Vonis
Sekitar 11 Jam yang laluVIDEO: Wajah Tegang Eliezer di Sidang, Sempatkan Lempar Senyum Manis Sapa Pendukung
Sekitar 11 Jam yang laluSidang Vonis Bharada E Digelar pada 15 Februari 2023
Sekitar 12 Jam yang laluApakah Boleh Memperoleh Vaksin Campak Bersamaan dengan Booster COVID-19?
Sekitar 3 Hari yang laluAntisipasi Penyakit Ngorok, Dinas Pertanian Madina Maksimalkan Penyuntikan Vaksin
Sekitar 1 Minggu yang laluBRI Liga 1: Kemenangan Buyar di Depan Mata Hadapi Persita, Persikabo Terlalu Banyak Buat Peluang
Sekitar 6 Jam yang laluMarselino Ferdinan Masih Punya Kontrak, Persebaya Dapat Transfer Fee dari KMSK Deinze?
Sekitar 7 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami