Minimarket Koordinasi dengan Polisi Soal Kotak Amal untuk Pendanaan Kelompok Teroris
Merdeka.com - PT Indomarco Prismatama (Indomaret) menyatakan akan melakukan koordinasi dengan kepolisian untuk mengecek ulang terkait prosedur penitipan kotak amal di gerai seluruh Indonesia. Pengecekan menyusul dugaan pendanaan dilakukan jaringan teroris Jamaah Islamiyah (JI) dengan memanfaatkan sejumlah kotak amal tersebar di minimarket beberapa wilayah Indonesia untuk menyokong aktivitasnya.
"Kami akan cek dan menunggu informasi lanjutan dari pihak berwajib," ujar Managing Director PT Indomarco Prismatama (Indomaret), Wiwiek Yusuf saat dihubungi merdeka.com pada Selasa (1/12).
Prosedur Menitip Kotak Amal
Wiwiek menjelaskan prosedur menaruh kotak amal di setiap gerainya. Dia mengatakan, pihak Indomaret telah menyiapkan sejumlah prosedur yang harus dipenuhi bagi pihak-pihak yang ingin menaruh kotak amal nantinya.
"Prosedur di kami penempatan harus jelas dari badan atau yayasan yang berbadan hukum," katanya.
Selain harus berbadan hukum, pihak Indomaret juga meminta adanya surat pemberitahuan dari Rt/Rw setempat terkait izin menaruh kotak amal di setiap gerainya. Selain itu, Wiwiek menambahkan jika menitipkan kotak amal, pihaknya telah membatasi maksimal hanya untuk dua kotak amal di setiap gerai.
"Jadi yang bersangkutan mengajukan surat ke Indomaret yang diketahui dari RT/RW setempat," ujar dia.
Polri Sebut JI Pakai Kotak Amal untuk Pendaan
Sebelumnya, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri, Brigadir Jenderal Awi Setiyono mengatakan, jaringan teroris Jamaah Islamiyah (JI) masih tetap eksis hingga saat ini lantaran memiliki dukungan finansial yang kuat.
"Polri juga menemukan bahwa JI memiliki sejumlah dukungan dana yang besar di mana dana ini bersumber dari badan usaha milik perorangan, atau milik anggota JI sendiri," katanya di Jakarta, Senin (30/11).
Dia menyebut, JI mendapatkan pendanaan dari sejumlah kotak amal yang tersebar di minimarket yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia.
"Dan penyalahgunaan fungsi dana kotak amal yang kami temukan terletak di minimarket yang ada di beberapa wilayah di Indonesia," ujarnya.
Dana-dana tersebut digunakan oleh JI untuk operasi memberangkatkan para teroris ke Suriah dalam rangka pelatihan militer dan taktik teror. Bahkan digunakan untuk membayar gaji rutin para pimpinan Markaziyah JI.
"Serta pembelian persenjataan dan bahan peledak yang akan digunakan untuk amaliyah / jihad organisasi JI," jelas Awi.
Sebelumnya, Tim Detasemen Khusus 88 atau Densus 88 Antiteror Polri telah menangkap Taufik Bulaga (TB) alias Upik Lawanga, terduga perakit bom di Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz-Carlton, Senin (23/11).
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gerak gerik pelaku membuat pegawai minimarket curiga. Sehingga saat dia meninggalkan minimarket, langsung dicegat gawai dan dilaporkan ke polisi.
Baca SelengkapnyaFirdaus mengatakan, setiap kali beraksi komplotan perampok ini selalu membekali diri dengan senjata tajam dan senjata api rakitan untuk mengancam pegawai.
Baca SelengkapnyaKapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto telah mengeluarkan maklumat melarang sejumlah kegiatan masyarakat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kapolsek menjelaskan, modus yang dilakukan sejoli ini dengan cara berpura-pura sebagai pembeli di minimarket.
Baca SelengkapnyaPara pegawai nampak memberikan tulisan bersifat peringatan untuk para pembeli di setiap barang belanjaan. Ternyata ada alasan menohok di balik aksi tersebut.
Baca SelengkapnyaPenangkapan teroris itu berjalan linier dengan menurunnya aksi terorisme di Indonesia.
Baca SelengkapnyaEmpat dari enam kawanan pencuri spesialis minimarket di wilayah Jabodetabek diringkus polisi. Dua lainnya masih diburu polisi..
Baca SelengkapnyaSeorang warga Pidie, Fajarullah (25) tewas dengan tubuh penuh luka tusuk , Senin (29/1) dini hari. Pelakunya masih diburu polisi.
Baca SelengkapnyaSelain menjadi tulang punggung keluarga, sosoknya mengungkap hal lain.
Baca Selengkapnya