Migrant Care harap pemuka agama di Arab bisa berperan cegah hukuman mati
Merdeka.com - Direktur Eksekutif Migrant Care Anis Hidayah mengkritisi sikap Pemerintah Arab Saudi mengulang eksekusi mati bagi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) secara diam-diam atau tanpa pemberitahuan. Negara yang dipimpin Raja Salman bin Abdulaziz al Saud itu dinilai tidak menghormati hukum internasional.
Faktor lain yang menjadi sorotan Migrant Care adalah pemuka agama setempat. Saat menghadiri acara tahlil dan doa bersama di kantor DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Anis berharap pemuka agama di Arab mampu mengajak warga lebih berbesar hati sehingga hukuman mati tidak terus menerus terjadi.
"Kita memang tidak bisa mengatur negara orang lain, cuma andai saja pemuka agama di sana bisa melunakkan masyarakat di sana agar misalnya mau memaafkan supaya kejadian seperti ini tidak terus terulang," ujar Anis, Selasa (20/3).
Anis juga menyinggung organisasi masyarakat yang selama ini membawa bendera ormas keagamaan di Indonesia. Mereka diharapkan ikut menyuarakan dan mengkritisi kasus semacam ini.
Diketahui, pemerintah Indonesia kembali dikejutkan dengan adanya eksekusi mati terhadap TKI bernama Zaini Misrin lantaran dianggap telah membunuh sang majikan. TKI asal Bangkalan, Madura itu dijatuhi vonis mati tahun 2008.
Pemerintah Indonesia pun berupaya melakukan diplomasi dengan Arab Saudi hingga tingkat tertinggi antara Presiden Joko Widodo dengan Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz al Saud. Eksekusi pun sempat tertunda sambil pemerintah Indonesia melakukan upaya hukum banding, dan peninjauan kembali.
Namun, saat upaya hukum masih bergulir, Pemerintah Arab Saudi justru melakukan eksekusi mati.
Di satu sisi, mengenai eksekusi mati tidak ada aturan bagi Pemerintah Arab Saudi menginformasikan waktu eksekusi ke negara asal pelaku pidana. Aturan inilah yang kerap kali menjadi kritik keras oleh beberapa pihak.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Migrant Care Bongkar Modus Dugaan Pelanggaran Pemilu di Malaysia, Surat Suara Diperjualbelikan 25-50 Ringgit
Dugaan kecurangan itu terjadi melalui surat suara pos dilakukan Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) di Malaysia.
Baca SelengkapnyaMigrant Care Sebut Ada Ketua Bawaslu dan KPU Saat Uya Kuya Diduga Kampanye di Malaysia
Migrant Care mempertanyakan alasan Bawaslu menolak laporan terkait dugaan pelanggaran Uya Kuya
Baca SelengkapnyaSempat Dianggap Gila oleh Keluarganya, Mantan Pekerja Migran Ini Sukses Jadi Ahli Pijat Standar Eropa
Mentor pijat yang terkenal di berbagai negara ini menggratiskan layanannya untuk orang miskin
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pasca Pandemi Covid-19, Penempatan Pekerja Migran Terus Meningkat
Pemerintah akui penempatan pekerja migran masih memiliki berbagai tantangan.
Baca Selengkapnya10 Adab Masuk Rumah Orang Lain dalam Islam, Perlu Diketahui
Adab masuk rumah orang lain dalam Islam memiliki makna mendalam dan penting untuk menjaga tata krama dan hubungan antar-sesama.
Baca SelengkapnyaKini Sukses di Tanah Rantau, Begini Kisah Transmigran Asal Kebumen yang Tinggal di Sulbar
Hidup di lokasi transmigrasi memang berat, tapi Pak Tumiran membuktikan bahwa ia bisa hidup sejahtera asal mau bekerja keras
Baca SelengkapnyaAhlan Wa Sahlan Artinya Selamat Datang, Berikut Penjelasannya
Ungkapan Ahlan Wa Sahlan mencerminkan budaya ramah tamah dalam masyarakat Arab dan menunjukkan sikap terbuka dan ramah terhadap tamu atau orang yang baru datang
Baca SelengkapnyaHeboh, Emak-emak Kompak Pakai Mukena Motif Macan Tutul Saat Salat Tarawih
jemaah wanita terlihat mengenakan mukena dengan motif macan tutul yang mencolok.
Baca SelengkapnyaMahfud Depan PMI: Saudara Pilih Pasangan Capres-Cawapres yang Peduli Pekerja Migran
Mahfud menyebut, hak pilih para pekerja migran dijamin dan dilindungi undang-undang.
Baca Selengkapnya