Menutup Ruang Gerak Kelompok Radikal Terorisme di Indonesia
Merdeka.com - Kelompok garis keras terus melakukan propaganda menyebarkan ideologi bertentangan dengan Pancasila. Upaya meredam gerakan itu dengan merangkul tokoh agama dan mensterilkan rumah ibadah dinilai sudah tepat.
"Kalau kita berhasil menyadarkan masyarakat, mereka tidak laku," kata Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia, Islah Bahrawi dalam keterangannya, Jumat (24/6).
Menurut Islah, kelompok itu masih terus bergerak mencari celah mempengaruhi masyarakat. Namun, dengan terus menerus memberikan edukasi, masyarakat akan semakin paham pergerakan kelompok tersebut.
"Mereka hanya numpang atas nama agama, membangun kekuasan atas nama agama. Mereka takut masyarakat pintar dan sadar sehingga gerakan mereka ditolak. Itu yang takuti," tuturnya.
Islah menegaskah, kelompok itu hanya penipu berjubah agama. "Perjuangan tidak boleh berhenti. Intinya titik puas kita itu bukan pada bukan titik sadar masyarakat, tapi berhenti pada ketika mereka sudah betul-betul mati, gerakan mereka tidak bangkit lagi," jelasnya
Dia juga mengkritik kelompok-kelompok penunggang Islam yang sedikit-sedikit menuding pemerintah Islamafobia. Yang ada malah masyarakat harusnya fobia terhadap gerakan-gerakan radikal yang menunggangi Islam.
"Tidak mungkin kita takut pada agama yang kita anut sendiri. Justru kita takut pada penungang Islam yang hanya ingin merusak dan mencemari nilai-nilai itu sendiri," tegas Islah.
Menurut Islah, pola gerakan radikal kerap menunggangi agama pemeluk mayoritas di suatu negara. Namun, ia memuji upaya pemerintah dalam menanggulangi penyebaran radikalisme dan ekstremisme.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jangan sampai dimanfaatkan untuk menyebarkan narasi intoleransi, bahkan mengarah pada aksi radikal terorisme.
Baca SelengkapnyaDi tengah upaya membumikan toleransi pada keberagaman, kelompok radikal melakukan framing terhadap moderasi beragama.
Baca SelengkapnyaPenyidik telah berkoordinasi dengan Densus 88 Antiteror. Hasilnya, pelaku dipastikan bukan bagian dari jaringan terorisme.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
SL adalah warga Tangerang. Tetapi dua tahun terakhir tinggal di rumah meretuanya.
Baca SelengkapnyaRumah kosong ditinggal pemilik pulang kampung kerap menjadi sasaran pencurian dan kebakaran.
Baca SelengkapnyaMasyarakat jangan mudah terpapar informasi hoaks dan ujaran kebencian yang dapat memicu konflik.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, ketupat pernah digunakan oleh Sunan Kalijaga dalam penyebaran agama Islam di Pulau Jawa.
Baca SelengkapnyaSiapa sangka, rumah sederhana ini bisa dihuni puluhan keluarga.
Baca SelengkapnyaRumah itu sempat menjadi tempat tidur para pemulung dan anak jalanan.
Baca Selengkapnya