Menteri Nadiem: Saya Sangat Tertarik dengan Filsafat Marhaenisme
Merdeka.com - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, mengaku sangat tertarik dengan aliran pemikiran Marhaenisme yang kerap disematkan dengan Soekarno. Menurutnya, Marhaenisme berfokus pada upaya-upaya untuk memerdekakan rakyat kecil dari beragam belenggu.
"Saya sangat tertarik dengan filsafat Marhaenisme yang mengenai rakyat kecil dan potensi dari rakyat kecil pada saat kita memerdekakan mereka," ujar Nadiem dalam sebuah acara pada Selasa (29/6).
Nadiem menambahkan, filsafat itu pulalah yang mendorongnya untuk mendirikan Gojek Indonesia serta menjadi menteri dalam Pemerintahan Joko Widodo atau Jokowi. Menjabat sebagai menteri, bagi Nadiem bentuk pengabdian untuk memerdekakan seluruh masyarakat.
Ia memandang saat ini instrumen kemerdekaan bukan lagi soal kemerdekaan fisik. Namun juga soal kemerdekaan ekonomi dan merdeka dari keterbatasan.
"Saya setiap hari sebelum memulai Gojek itu, setiap kali mengambil ojek, saya berbincang-bincang dan nongkrong sama pangkalan ojek setiap hari, dan baru dengan diskusi itulah saya menemukan pada saat kita dekat seperti halnya dengan rakyat. Baru kita menyadari potensi rakyat itu seperti apa," ucap dia.
Saat mendirikan Gojek Indonesia, Nadiem banyak mendapat masukan dari sejumlah orang yang menyebut para ojek itu tidak profesional dan tak bisa dipercaya. Namun pernyataan itu terbantahkan kala dirinya bersentuhan langsung dengan para tukang ojek pangkalan. Justru, kata Nadiem, dia melihat jiwa keprofesionalan para tukang ojek.
"Semuanya itu mencerminkan suatu profesionalisme, suatu motivasi, dan kemauan kerja keras yang luar biasa, dan itu yang menjadi rahasia saya, kenapa saya tiga tahun mau terus, gak ada yang mau danain (Gojek). Saya danain sendiri, sampai saya pun hampir bokek sendiri untuk percaya bahwa dengan adanya dukungan instrumen generasi kami adalah teknologi," ujarnya.
Akrab dengan Perjuangan
Menurut Nadiem dirinya cukup familier dengan semangat perjuangan. Bagaimana tidak ia mengaku kerap dicekoki semangat itu dari leluhurnya.
"Perjuangan itu adalah suatu hal yang memang dari kecil, kakek saya dan nenek saya berjuang dalam kemerdekaan Indonesia. Juga kenal baik Bung Karno dan Bung Hatta dan orang tua saya adalah aktivis di bidang hukum, di bidang antikorupsi dan di jurnalisme dan demokrasi," jelasnya.
Bahkan saat pertama kali dirinya masuk ke sektor swasta. Nadiem mengaku diancam oleh ayahnya bahwa ia tak banggan dengan jalan yang dipilih anaknya itu.
"Orang tua saya selalu menyebut bahwa 'saya nggak akan bangga sama kamu Nadiem, kalau kamu hanya mencari duit saja'. Itu tidak masuk kriteria kesuksesan di dalam sistem penilaian keluarga saya. Kakek saya, waktu almarhum selalu bercerita mengenai Bung Karno. Bercerita mengenai Konferensi Asia-Afrika, bercerita mengenai proklamasi kemerdekaan," katanya.
Semua cerita-cerita itulah yang menurut Nadiem benar-benar sudah masuk dan mendarah-daging di kehidupan orang tua. Hal itu juga secara tidak langsung juga amat mempengaruhi hidupnya.
"Dan itu menjadi landasan dari berbagai macam jenis keputusan saya itu di dalam hidup ini," pungkasnya.
Reporter: Yopi MakdoriSumber: Liputan6.com
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Jokowi memerintahkan Mendikbudristek Nadiem Makarim menambah anggaran untuk riset, khususnya di perguruan tinggi pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaJokowi yang duduk di antara Kepala Otorita IKN Bambang Susantono dan Kurator Pembangunan IKN Ridwan Kamil, menikmati malam dengan menyantap nasi goreng.
Baca SelengkapnyaDua hari lagi, rakyat Indonesia akan memilih pemimpin baru
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
NasDem juga menolak pemilihan Gubernur DKI dilakukan oleh Presiden.
Baca SelengkapnyaPatung Presiden Joko Widodo masih berdiri tegak di ruangan Ketua Umum NasDem Surya Paloh.
Baca SelengkapnyaMenurut Cak Imin, ketidaknetralan dalam Pemilu akan merusak demokrasi.
Baca SelengkapnyaMa'ruf Amin merahasiakan pilihannya dan bakal menyoblos pada 14 Februari mendatang.
Baca SelengkapnyaJokowi menegaskan, dirinya menghargai apapun yang menjadi pilihan politik para menterinya.
Baca SelengkapnyaJokowi Sebut Presiden Boleh Memihak, Nasdem: Penyelenggara Negara Itu Harus Netral
Baca Selengkapnya