Menkes Ingin Laju Penularan Covid-19 Ditekan Hingga Rasio di Bawah Satu
Merdeka.com - Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin ingin laju penularan infeksi COVID-19 bisa ditekan menjadi hingga satu orang di bawah satu agar kasus konfirmasi positif yang dirawat di rumah sakit tidak semakin menjadi beban bagi fasilitas kesehatan.
"Laju penularan harus bisa turun, saya pingin di bawah satu, satu orang nularin 0,8 atau 0,6, artinya tiga orang nulari dua, atau empat orang nulari tiga," kata Menkes dalam kunjungan kerja meninjau upaya penanganan COVID-19 di Puskesmas Bambanglipuro Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Senin (1/3).
"Jangan empat orang nulari empat, atau empat orang nulari 40 orang, itu bahaya. Dan tadi saya lihat tiga orang konfirmasi dilacak nulari tiga orang, itu masih satu banding satu, kalau bisa satu dibanding lebih kecil," kata Menkes.
Oleh karena itu, Menkes mendorong upaya Pemkab Bantul dalam rangka Penguatan Puskesmas Bambanglipuro dalam Akselerasi Testing, Tracing, dan Treatment (3T) dengan dukungan keterpaduan tenaga kesehatan, TNI/Polri dan Pemberdayaan Masyarakat guna menurunkan laju penularan kasus COVID-19.
"Kalau ini bisa, kasus konfirmasi positif turun, pasti tekanan di rumah sakit turun, aturannya kalau 100 konfirmasi, 80 orang perlu dirawat di selter (tempat isolasi mandiri) saja, dan 20 orang harus masuk rumah sakit, itu kalau 100 kasus," katanya.
Menteri menambahkan, kalau misalnya 1.000 kasus maka rumah sakit harus menangani 200 orang dan begitu seterusnya, dan semakin banyak kasus konfirmasi maka akan menjadi beban dan masalah bagi rumah sakit tersebut.
"Karena itu saya bilang jangan di rumah sakit yang diberesin, itu salah strateginya, kasihan, banyak nakes meninggal gara-gara itu (pasien penuh), harusnya diberesi dari 'intel'nya di surveilansnya, atau di hulunya, itu yang harus cepat, supaya dengan demikian laju penularan turun," katanya.
Dalam percepatan tracing kasus positif COVID-19, Menkes meminta agar ada pelibatan Bhabinkamtibmas dan Babinsa, karena aparat TNI dan Polri tingkat desa itu yang mengetahui kondisi di daerah masing-masing wilayah.
"Untuk itu perlu disiplin teman-teman di Puskesmas, dan untuk tracing ada aturannya 30 per 100 ribu populasi, jadi kira-kira butuh 80 ribu se-Indonesia, bagaimana caranya?, paling cepat pakai Bhabinkamtimas dan Babinsa karena di desa-desa ada, minta tolong mereka," kata Menkes.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah mempertimbangkan untuk menghentikan sementara penyaluran bantuan pangan beras saat hari tenang hingga pencoblosan pemilu yakni 11-14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaDari data terbarunya, ada 84 petugas pemilu yang meninggal dunia dengan rincian 71 dari unsur KPU dan 13 dari Bawaslu
Baca SelengkapnyaHal ini memungkinkan para pemudik untuk tetap mendapatkan perawatan medis yang dibutuhkan tanpa harus beralih ke fasilitas kesehatan baru.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Menurut Anies, berdasarkan data sementara yang dikumpulkan THN AMIN, kecurangan Pemilu 2024 terjadi jauh sebelum proses pemungutan suara, 14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaMasyarakat terkini itu sudah cerdas dan pandai memilah dan menjadi wewenang rakyat juga untuk memilih paslon tertentu.
Baca SelengkapnyaPetugas KPPS itu sempat dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Kediri dengan keluhan anggota tubuhnya lemas.
Baca SelengkapnyaBawaslu Kota Tangerang Selatan merekomendasikan pelaksanaan pencoblosan pada 16 TPS yang tertunda akibat banjir, dilaksanakan pada akhir pekan ini.
Baca SelengkapnyaPenyelenggaran PSU di 10 TPS di Kota Makassar akibat adanya warga yang tidak masuk dalam DPT dan DPTb tetapi mencoblos saat Pemilu 14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan juga menyatakan bahwa ada 13.675 petugas pemilu yang tengah dirawat.
Baca Selengkapnya