Mengintip museum 'pahlawan' foto Indonesia di Minahasa
Merdeka.com - Perjuangan merebut kemerdekaan tak lepas dari peran besar para tokoh bangsa dan segenap rakyat Indonesia. Mereka bahu-membahu berjuang demi udara segar kemerdekaan. Puncaknya, pada tanggal 17 Agustus 1945, ketika Soekarno dan Mohammad Hatta membacakan teks proklamasi sebagai momen besar bangsa dinyatakan merdeka.
Momentum bersejarah ini tak dapat dipisahkan dari peran fotografer andal Frans Mendur. Detik-detik pembacaan teks proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 ini adalah hasil karya fotografer asal Minahasa, Sulawesi Utara tersebut. Sementara kakaknya, Alex Mendur, juga memiliki ribuan karya fotografi menceritakan perjuangan anak bangsa.
Kini, hasil jepretan kakak beradik Frans dan Alex Mendur dapat ditemui di sebuah Museum terletak di Desa Talikuren, Kecamatan Kawangkoan, Minahasa, Sulawesi Utara. Bangunan museum ini berukuran kurang lebih 8 x 8 meter dan seluruhnya terbuat dari kayu. Bangunan di cat warna putih dengan patung keduanya berada di depan.
Selain foto pembacaan teks proklamasi, beberapa karya akrab di mata terpajang di sana, seperti peristiwa Konferensi Meja Bundar (KMB), foto Bung Tomo saat membakar semangat pemuda di Surabaya, Insiden bendera di hotel oranye Surabaya, sosok Jenderal Besar Soedirman, kegiatan Presiden RI pertama Soekarno sebelum dan setelah kemerdekaan, hingga naskah asli teks proklamasi.
Menurut penjaga museum pasangan suami istri, Pierre Charles Mendur (49) dan Dina Fitrianti Soerahman (29), masih terdapat ribuan foto asli disimpan pihak keluarga di Jakarta. Bahkan, penggalan kain bendera pusaka merah putih diberikan ibu Fatmawati Soekarno masih tersimpan rapi dalam sebuah kotak pengaman.
Bangunan museum dibuat bergaya rumah adat khas Minahasa, yaitu rumah panggung. Lantai pertama merupakan rumah tinggal penjaga, sementara lantai bagian atas adalah lokasi museum. Museum ini terlihat sederhana dan tak ada satu perabotan di dalamnya. Yang ada adalah ratusan foto berjejer di semua sisi dinding.
Saat berada di dalamnya, pengunjung serasa berada pada suasana perjuangan. Tiap foto hitam putih seperti menghipnotis dan pengunjung akan larut dalam masa perang nan lara. Mulai suasana haru, sedih, hingga geram dengan aksi penjajah akan terasa ketika melihat deretan foto yang ada. Atmosfir perang begitu kental terasa.
Sebuah foto saat Jenderal Besar Soedirman bertemu dalam pelukan kasih dengan Presiden RI pertama Soekarno sungguh membuat haru. Pertemuan kedua tokoh besar bangsa dalam bingkai foto ini seperti menceritakan lelahnya rakyat Indonesia terbayar. Kemerdekaan telah dinikmati seluruh anak bangsa buah perjuangan mereka.
Sayangnya, museum ini seakan luput dari perhatian pemerintah. Museum diresmikan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 11 Februari 2013 silam ini, terlihat mulai rapuh. Tiap sambungan kayu mulai mengendur membuat bangunan berderik saat dinaiki. Bahan kayu bangunan memang terkesan murah. Penjaga museum pun tak pernah menerima bantuan dana dari pemerintah.
"Kami tidak pernah dapat bantuan dari pemerintah. Mulai pertama kali kami menjaga museum ini sampai sekarang, tagihan listrik dan air PDAM kami bayar sendiri. Biarlah, yang penting kami masih bisa merawat museum," ujar Dina yang didampingi suaminya Pierre.
Meski hidup pas-pasan, mereka terus merawat museum dan membersihkan tiap foto termasuk halaman lokasi monumen.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Frans S. Mendur, pria asal Minahasa ini menjadi fotografer pertama yang mengabadikan momen proklamasi kemerdekaan.
Baca SelengkapnyaMuseum yang sebelumnya merupakan kediaman perwira Jepang Laksamana Tadashi Maeda, kini dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran sejarah bagi masyarakat.
Baca SelengkapnyaLokomotif ini diklaim tertua di Indonesia. Begini kisahnya
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Lebih dari 42 ribu penumpang telah diberangkatkan dari Stasiun Gambir, Pasar Senen dan beberapa stasiun lainnya di wilayah Daop 1 Jakarta.
Baca SelengkapnyaDesa Penglipuran memiliki daya tarik tersendiri bagi para wisatawan baik lokal maupun mancanegara.
Baca SelengkapnyaSedianya akan digelar di Museum Diponegoro Sasana Wiratama, Jalan Hos Cokroaminoto Tegelrejo Yogyakarta
Baca SelengkapnyaPendinginan dilakukan karena cuaca pada Minggu (7/4/2024) sangat terik.
Baca SelengkapnyaKirab budaya Hari Kemerdekaan RI di sepanjang area Monas juga diikuti masyarakat hingga warga negara asing .
Baca SelengkapnyaMenurut data PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 1 Jakarta, pada Selasa (16/4), sebanyak 14.400 penumpang turun di Stasiun Gambir.
Baca Selengkapnya