Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Memahami Apa Itu Zona Megathrust, Dampak dan Penyebarannya di Indonesia

Memahami Apa Itu Zona Megathrust, Dampak dan Penyebarannya di Indonesia Ilustrasi gempa. ANTARA

Merdeka.com - Zona megathrust segmen Mentawai-Siberut mengalami pergerakan pada Senin (14/3). Aktivitas ini memicu terjadinya gempa bumi dengan magnitudo 6,7 di wilayah pantai selatan Nias Selatan, Sumatera Utara, pukul 04.9 Wib.

Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono menjelaskan lebih detail mengenai zona megathrust. Dia menyebut megathrust adalah istilah untuk menyebut sumber gempa di zona subduksi lempeng.

Megathrust merupakan lajur zona subduksi lempeng yang kedalamannya dangkal kurang dari 50 km. Megathrust sendiri berasal dari kata mega yang artinya besar dan thrust dimaknai dorongan naik.

"Megathrust merupakan lajur subduksi yang masih landai dan dangkal. Zona subduksi megathrust ini dianalogikan sebagai 'patahan naik yang besar', sehingga disebut zona megathrust," jelasnya kepada merdeka.com, Selasa (15/3).

Zona megathrust cukup berbahaya dan menimbulkan dampak tsunami dan kerusakan. Sumber gempa megathrust mampu mengakumulasi medan tegangan tektonik yang sangat besar sehingga membangkitkan gempa dengan magnitudo besar 7,8 bahkan 9,0.

"Dampaknya tentu akan menimbulkan kerusakan jika terjadi gempa kuat bersumber di zona megathrust, karena dangkal dengan mekanisme naik maka dapat memicu tsunami," ujarnya.

Di Indonesia, tercatat ada 13 segmentasi megathrust. Dengan rincian, di selatan Selat Sunda Jawa hingga Sumba ada 4 segmen. Kemudian, di barat Sumatera ada 6 segmen, di utara Sulawesi 1 segmen, di laut Maluku 1 segmen, dan utara Papua 1 segmen.

Gempa Magnitudo 6,7 di Nias Selatan

Wilayah pantai selatan Nias Selatan diguncang gempa bumi dengan magnitudo 6,7 kemarin. Pusat gempa terletak pada koordinat 0,71° LS ; 98,50° BT dengan kedalaman hiposenter 25 km.

Gempa yang terjadi merupakan jenis dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng di zona megathrust segmen Mentawai-Siberut. Hasil analisis sumber menunjukkan bahwa gempa ini memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault) yang merupakan ciri khas dari gempa megathrust.

"Gempa ini terletak di Zona Seismic Gap atau zona kekosongan gempa besar di Kepulauan Mentawai bagian utara," kata Daryono, Senin (14/3).

Gempa kali ini patut diwaspadai. Sebab, zona megathrust segmen Mentawai pernah memicu terjadinya gempa bumi dahsyat dan tsunami pada 10 Februari 1797. Tsunami ini menewaskan lebih dari 300 orang.

Guna mengantisipasi risiko tsunami, masyarakat pesisir diimbau untuk melakukan evakuasi mandiri saat terjadi gempa yang lebih kuat. Caranya, menjauh dari pantai tanpa menunggu peringatan dini tsunami dari BMKG. Evakuasi mandiri adalah ikhtiar yang dapat menjamin keselamatan dari tsunami.

Skenario Terburuk Gempa Nias Capai M 8,9

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengungkap skenario terburuk jika zona megathrust segmen Mentawai bergerak. Berdasarkan perkiraaan pakar kegempaan, kekuatan gempa bumi bisa mencapai hingga magnitudo 8,9.

"Magnitudo 8,9 itu adalah perkiraan maksimum yang dapat terjadi berdasarkan perhitungan panjang segmen dan kecepatan pergerakan di bidang pergeseran," ungkap Dwikorita, Senin (14/3).

Dia mencatat, segmen Mentawai telah memicu gempa bumi sebanyak 16 kali. Gempa pertama berkekuatan 8,5 skala richter pada 10 Februari 1797 yang menyebabkan tsunami di Mentawai, Sumatera Barat, Sumatera Utara.

Kemudian pada 1971 dengan magnitudo 6,3, menimbulkan kerusakan. Selanjutnya pada 1977 magnitudonya 5,5. Lalu pada 1979 magnitudonya 5,8 mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan.

"Kemudian tahun 2004 magnitudo 5,6 juga mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan. Terjadi juga di tahun yang sama, magnitudo lebih tinggi mengakibatkan luka-luka dan kerusakan," jelasnya.

Gempa bumi yang dipicu segmen Mentawai kembali terjadi pada 2006 dengan magnitudo 6,0, mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan. Pada 2007, 2008, dan 2009 juga kembali terjadi. Bahkan, pada 2009 gempa bumi terjadi sebanyak dua kali.

Pertama terjadi di bulan Agustus dengan magnitudo 6,9 yang mengakibatkan luka-luka dan tsunami. Kedua pada September dengan magnitudo yang lebih tinggi yakni 7,6, menimbulkan tsunami, banyak korban meninggal, luka-luka, dan bangunan rusak.

Setahun berikutnya yakni pada 2010, gempa bumi terjadi lagi dengan magnitudo 6,0. Aktivitas ini hanya menimbulkan luka ringan dan sedikit kerusakan.

"Pada 2014 terjadi gempa lagi magnitudo 5,0 dan di sini ada luka ringan, beberapa rumah rusak. Terulang lagi 2017 juga mengakibatkan beberapa orang luka-luka dan satu sekolah rusak. Dan 2017 yang kedua magnitudo 6,2 juga mengakibatkan beberapa rumah rusak," jelasnya.

(mdk/rhm)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Tak Disangka, Daerah di Indonesia Ini Simpan Harta Karun 5 Miliar Barel Minyak Bumi
Tak Disangka, Daerah di Indonesia Ini Simpan Harta Karun 5 Miliar Barel Minyak Bumi

Menurut kajian geoseismik yang dilakukan pada rentang 2019-2020, Buton menyimpan potensi harta karun minyak hingga mencapai 5 miliar barel.

Baca Selengkapnya
Bali dan Lombok Diguncang Gempa 4,8 Magnitudo
Bali dan Lombok Diguncang Gempa 4,8 Magnitudo

Gempa bumi yang terjadi jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia di bawah lempeng Eurasia.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Update Terbaru Dampak Gempa Garut, Puluhan Rumah & Gedung di Tasikmalaya Rusak
VIDEO: Update Terbaru Dampak Gempa Garut, Puluhan Rumah & Gedung di Tasikmalaya Rusak

Daryono menjelaskan, gempa di Garut, bukan gempa Megathrust dan tidak berpotensi tsunami.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Ini Penyebab Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Gunungkidul
Ini Penyebab Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Gunungkidul

Daryono menyebut, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa bumi ini memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).

Baca Selengkapnya
Jejak Batu Palindo, Situs Patung Megalitik 'Sang Penghibur' di Lembah Bada Sulawesi Tengah
Jejak Batu Palindo, Situs Patung Megalitik 'Sang Penghibur' di Lembah Bada Sulawesi Tengah

Peninggalan batu megalitik setinggi 4,5 meter ini merupakan bukti sejarah dari keberadaan Suku Napu, Besoa, dan Bada yang sudah menempati Lembah ini sejak lama.

Baca Selengkapnya
Indonesia Jadi Negara Penyumbang Sampah Terbesar Kedua di Dunia, Ternyata Ini Penyebabnya
Indonesia Jadi Negara Penyumbang Sampah Terbesar Kedua di Dunia, Ternyata Ini Penyebabnya

KLHK pun memberikan perhatian terhadap menangani polusi yang merusak lingkungan, maka limbah plastik tidak luput dari perhatian pemerintah.

Baca Selengkapnya
Waspada Potensi Longsor dan Banjir Bandang Pasca Gempa Garut
Waspada Potensi Longsor dan Banjir Bandang Pasca Gempa Garut

getaran yang terjadi akibat gempa sangat mungkin mengakibatkan lereng-lereng menjadi retak-retak

Baca Selengkapnya
Sinkronasi Pembangkit Apung Pertama di Indonesia Rampung, Pasokan Listrik Wilayah Ambon Bertambah 10 Mega Watt
Sinkronasi Pembangkit Apung Pertama di Indonesia Rampung, Pasokan Listrik Wilayah Ambon Bertambah 10 Mega Watt

Untuk melistriki wilayah Maluku membutuhkan perjuangan yang berat, sebab harus menghadapi kondisi alam yang menantang.

Baca Selengkapnya
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.

Baca Selengkapnya