Ksatria Kuda Pustaka dari desa masuk Istana
Merdeka.com - Wilayah lereng timur Gunung Slamet, sejak tahun 2014, ada seorang pria bernama Ridwan Sururi, dengan suka rela menjadi perpustakaan keliling. Uniknya, dia memakai kuda poni bernama Luna, berjalan menembus beberapa desa di pegunungan.
Biasanya dalam sepekan, pria berusia 44 tahun itu tiga kali berkeliling. Pada punggung kuda berbulu putih agak kecokelatan itu, terpasang rak kayu berisi berbagai buku.
Atas aksinya ini, warga Dusun Brobahan, Desa Serang, Kecamatan Purbalingga, berjuluk Ksatria Kuda Pustaka. Dia sudah terbiasa menempuh perjalanan sejauh 7 kilometer. Tujuannya, meminjamkan buku secara cuma-cuma untuk dibaca warga baik kaum ibu sampai anak-anak.
Atas dedikasinya menyebar ilmu pengetahuan melalui buku dan cara uniknya, Ridwan mendapat kesempatan bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara. Jokowi ternyata ingin mendengar cerita pengalamannya sebagai pegiat literasi.
"Saya ini hanya pencari rumput. Mana mungkin pernah membayangkan bertemu presiden bahkan masuk istana," kata Ridwan kepada merdeka.com di kediamannya, Selasa (9/5) kemarin.
Berada di kantor presiden, Ridwan merasa beruntung. Dia merupakan 36 pegiat literasi mendapat undangan Jokowi. Keberuntungan lainnya, dia mendapat tempat duduk berhadapan langsung dengan Jokowi.
Kepada Jokowi, Ridwan bercerita tentang kegiatannya awalnya melalui 136 eksemplar buku donasi dari pendiri Pustaka Bergerak, Nirwan Ahmad Arsuka. Antara Ridwan dan Nirwan, punya kesamaan pandangan bahwa perpustakaan aktif menyambangi warga apalagi bentuknya kuda pustaka pasti menarik minat warga.
"Mendengar cerita saya, Pak Jokowi memotivasi Kuda Pustaka jangan berhenti. Pak Presiden akan menyumbang 10.000 eksemplar buku," ujarnya.
Semangat Ridwan menjadikan kegiatan membaca buku sebagai bagian sehari-hari warga, kenyataannya tak selalu berbuntut apresiasi positif. Dia bercerita, tetap banyak suara sumbang, mencibir bahwa kegiatannya sebagai tindakan sekadar mencari sensasi.
Menanggapi pandangan itu, bapak empat orang ini tak pernah menggubris. Dalam riwayat hidupnya, buku di matanya adalah lembaran cerita penuh makna. Sejak kanak, Ridwan menyukai dongeng tapi kesulitan untuk mendapatkannya sebagai bacaan. Sebab di perpustakaan desa tempatnya tinggal kala itu, masih minim buku.
Ridwan kecil kala itu hanya bisa berpuas diri mendengar dongeng dari sang nenek, kemudian ditulis ulang di atas kertas. Itu dilakukan agar bisa mengingat berbagai kisah membuatnya takjub dan bahagia.
"Saya tidak ingin pengalaman pahit yang saya alami itu, dialami anak-anak di desa Serang. Karena itu dari 7.000 koleksi buku saat ini, mayoritas adalah cerita anak terutama bergambar. Setiap buku pasti membawa pengetahuan yang baik buat mereka di masa depan," kata Ridwan yang hanya menamatkan sekolah menengah pertama ini.
Pada awal menjalankan kuda pustaka, Ridwan memang dihantui soal minat baca masyarakat rendah. Justru fakta di lapangan sebaliknya. Dia kaget ternyata minat baca warga tinggi, tetapi selama ini terkendala sulitnya mendapat buku di sarana prasarana desa. Buktinya, kata Ridwan, dalam sehari berkeliling dua ratus buku selalu terpinjam.
"Selain itu banyak warga yang datang langsung ke rumah meminjam buku. Mereka juga bahkan bertanya jenis-jenis buku tertentu, misalnya ibu-ibu pesan buku resep masakan, remaja mencari novel atau buku pelajaran. Juga beberapa bapak yang mayoritas petani mencari buku pertanian," terangnya.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kesetiaan sang istri mendampingi pria ini tak luput dari sorotan warganet.
Baca SelengkapnyaPeristiwa sadis terjadi di Kota Raja, Kota Kupang, Sabtu (30/3) pukul 19.00 Wita. Seorang warga setempat tega membunuh ibu kandungnya yang sudah berusia renta.
Baca SelengkapnyaSeorang pembudidaya belut mampu kembangkan hingga 200 kolam meski sempat diremehkan hingga merugi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ide membuat terasi dilatarbelakangi kegemarannya makan sambal
Baca SelengkapnyaMenariknya, dengan modal yang cukup ringan, Abror bisa menghasilkan cuan melimpah dari penjualan burung perkutut.
Baca SelengkapnyaKampung ini memiliki nuansa bersejarah yang kental.
Baca SelengkapnyaDi Cirebon terdapat penutur Jawa dan Sunda lo. Yuk intip 8 keunikan kota ini
Baca SelengkapnyaDikemas dengan bahasa daerah, cerita lucu Sunda menghadirkan tawa dan senyum saat membacanya.
Baca Selengkapnya"Korban ditemukan tewas dengan banyak luka. Diduga akibat pembunuhan," ungkap Kasi Humas Polres OKU Iptu Ibnu Holdon
Baca Selengkapnya