KPAI sebut calon pengantin & guru perlu diberi bimbingan antiradikalisme
Merdeka.com - Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto mengatakan calon pengantin dan calon guru perlu diberi bimbingan antiradikalisme demi menghindarkan anak terpapar paham itu sejak dini. Susanto mengatakan dari kajian yang dilakukan, anak-anak tersusupi paham radikal antara lain lewat orangtua dan guru.
"Kalau orangtua dan guru sudah terinfiltrasi oleh radikalisme maka akan berbahaya," kata Susanto dikutip dari Antara, Senin (10/9).
Oleh karena itu, selain mendapatkan bimbingan tentang membina rumah tangga, calon pengantin yang juga berarti calon orangtua perlu juga mendapatkan bimbingan tentang antiradikalisme.
Dengan demikian, kata Susanto, orangtua bukan saja tidak menularkan virus radikalisme kepada anak, tetapi juga dapat membentengi anaknya, termasuk bisa lebih selektif dalam memilih pengasuh anak.
Demikian juga dengan calon guru, kata Susanto. Dalam konteks Indonesia, guru bukan hanya sumber nilai bagi anak, melainkan juga menjadi referensi dalam semua hal, termasuk wawasan keagamaan, wawasan kebangsaan.
"Ketika seorang guru telah terinfiltrasi oleh radikalisme maka akan dimanfaatkan oleh jaringan kelompok radikal terorisme sebagai pintu masuk kepada anak," katanya.
Menyinggung karnaval anak TK yang menggunakan cadar dan memegang senjata mainan, menurut Susanto, memang tidak ditemukan indikasi adanya jaringan radikalisme. Namun, KPAI dan pihak kepolisian sepaham bahwa bagaimanapun kegiatan dengan menggunakan simbol-simbol radikalisme harus dihindari.
Dia khawatir meskipun kegiatan ini tidak disengaja, bisa menimbulkan persepsi pembenaran dan bisa menjadi pintu masuk radikalisme dan juga bisa menjadi lampu merah bagi dunia pendidikan.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dengan perilaku toleransi tinggi, Indonesia diyakini kebal dengan serangan paham radikal terorisme ingin pecah belah NKRI.
Baca SelengkapnyaJenderal Sigit memberikan atensi seluruh jajaran menjaga kamtibmas selama Ramadan untuk menjaga kekhusyukan masyarakat selama menunaikan ibadah puasa.
Baca SelengkapnyaPolisi hingga kini menyelidiki dan membidik tiga tersangka baru dalam kematian santri tersebut.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
“Bersama-sama kita mempersiapkan hal ini dengan baik guna mencegah terjadinya potensi gangguan keamanan," katanya
Baca SelengkapnyaMisalnya ada puluhan ribu guru honorer belum diangkat jadi guru P3K. Juga ada 1,6 guru belum tersertifikasi.
Baca SelengkapnyaPemerintah diminta menjadikan guru ngaji sebagai prioritas negara.
Baca SelengkapnyaJokowi meminta KPU dan para penyelenggara Pemilu memastikan tata kelola pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan dengan baik.
Baca SelengkapnyaKepala puskesmas juga menahan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang menjadi hak pegawai.
Baca SelengkapnyaPerintah itu guna mencegah terulangnya tragedi kelam saat Pemilu 2019.
Baca Selengkapnya