Koordinator BEM SI Mengaku Banyak Pihak Tawari Uang agar Tak Demo
Merdeka.com - Koordinator BEM SI Wilayah Se-Jabodetabek Banten, Muhammad Abdul Basit mengaku ada pihak-pihak yang mencoba menghalangi aksi mahasiswa dengan menjanjikan sejumlah uang. Namun, Abdul tidak menyebut identitas dari orang tersebut
"Banyak banget, terkait dengan menjanjikan sesuatu lah untuk kita tidak aksi. Banyak banget. Tetapi kami konsisten, tujuan kami untuk memperlihatkan bahwa kami tidak sama sekali ditunggangi," kata Abdul di Patung Kuda, Jakarta Pusat Kamis (17/10).
Abdul mengatakan, pihak kampus pun siap mengucurkan dana besar apabila mahasiswa memilih mengadakan seminar ketimbang unjuk rasa. Bahkan, pihak kampus berharap aksinya dialihkan di kampus. Tetapi mahasiswa menolak karena tujuan untuk mendesak Presiden menerbitkan Perppu KPK.
"Kami minta kepada Jokowi untuk tegas dan berpihak kepada rakyat," ucap dia.
Pantauan di lapangan sejumlah mahasiswa mulai memenuhi Jalan Merdeka Barat, sejak pukul 14.00 WIB. Mereka berkumpul di Patung Kuda dengan mengenakan almamater hijau dan membentangkan spanduk dan poster. Salah satunya bertuliskan #RawamangunBergerak.
Hampir seluruhnya melengkapi dengan masker, buff atau penutup wajah. Para mahasiswa membentuk barisan melingkar setibanya di Patung kuda.
Awalnya, hendak menggelar aksi di depan Istana Presiden. Namun, diadang polisi wanita. Mereka membentuk barikade tepat di depan kawat berduri dan road barrier.
Mahasiswa akhirnya hanya bisa berunjuk rasa di depan Gedung Kementerian Pariwisata. Disela-sela koordinator berorasi peserta unjuk rasa lain sempat menumpahkan kekesalan ke pihak kepolisian yang berjaga-jaga tersebut.
"Ayah, ibu istighfar yang banyak. Jangan sampai kelewat batas memukuli kami. Katanya mengayomi tapi malah memukuli," teriak salah satu mahasiswa.
Demonstrasi masih berlangsung. Mahasiswa semakin mendekati kepolisian. Uniknya, yang berhadap-hadapan pada demo kali ini adalah polwan dan mahasiswi.
Terpisah, Kapolsek Gambir, Kompol Wiraga menjelaskan alasan menempatkan Polwan di garis terdepan pengamanan. Hal itu tak lain untuk mendinginkan suasana.
"Kita mengedepankan persuasi jadi terkesan polisi tidak sangar atau antimahasiswa," ucap dia.
Reporter: Ady Anugrahadi
Sumber: Liputan6.com
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jalan Panjang dan Berliku Pemakzulan Presiden
Kampus bergerak menuntut Presiden menghentikan penyalahgunaan kekuasaan
Baca SelengkapnyaKetua KPU Ingatkan Pentingnya Mencoblos: Satu Suara Sangat Menentukan
Pemilih adalah penentu terhadap siapa yang akan menduduki jabatan.
Baca SelengkapnyaBawaslu Jadikan Temuan PPATK untuk Verifikasi Sumber Dana Kampanye
Setiap pasangan calon diperbolehkan menerima sumbangan dari sejumlah pihak.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bulog Tegaskan Bantuan Pangan Bebas dari Kepentingan Apapun
Bayu Krisnamurthi menegaskan kegiatan penyaluran Bantuan Pangan Beras yang saat ini tengah disalurkan oleh Bulog bebas dari kepetingan apapun.
Baca SelengkapnyaApresiasi Adalah Bentuk Pemberian Penghargaan, Berikut Penjelasannya
Apresiasi adalah proses menghargai dan mengakui nilai suatu karya atau prestasi seseorang atau sesuatu.
Baca SelengkapnyaPKS Minta Publikasi Sirekap Dihentikan, Ini Alasannya
KPU diminta tidak mempublikasikan hasil yang justru berbeda karena banyaknya temuan kesalahan.
Baca SelengkapnyaKPU Ajak Perwakilan Asing Lihat Langsung Pemungutan dan Perhitugan Suara Pemilu
Para peserta akan diajak KPU RI melihat langsung pemungutan dan penghitungan suara.
Baca SelengkapnyaSekjen PSI soal Dana Kampanye Rp180 Ribu: Bukan Salah, tapi Belum Selesai Diinput
PSI telah menyelesaikan penginputan laporan penggunaan dana kampanye ke KPU.
Baca SelengkapnyaKPU Akui Terjadi Permasalahan dalam Sirekap
KPU sedang fokus dalam memerhatikan dokumen yang diunggah ke dalam Sirekap.
Baca Selengkapnya