Konflik di Adonara, warga 'perang' pakai basoka rakitan dan bom pipa

Merdeka.com - Konflik perebutan lahan antara tiga desa di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, masih berlangsung. Bahkan, skala pertikaian itu sudah memasuki tahap lanjut, lantaran mereka mempersenjatai diri dengan bahan peledak dan basoka rakitan.

Hal itu terbukti saat aparat gabungan TNI dan Polri menggelar razia sejak Rabu (21/10) hingga hari ini. Mereka berhasil menyita satu basoka dan 13 bom pipa rakitan. Senjata mematikan itu ditemukan di tiga desa sedang berkonflik.

Operasi senjata tajam itu dilakukan menyusul ketegangan kembali terjadi antarwarga tiga desa, yang berebut lahan pada Senin (19/10) petang.

"Saya masih di Pulau Adonara. Situasi memang sudah kondusif, tetapi aparat gabungan masih terus melakukan operasi senjata tajam ke rumah-rumah penduduk," kata Bupati Flores Timur, Yoseph Lagadoni Herin, melalui telepon di Kupang, seperti dilansir dari Antara, Kamis (22/10).

Konflik antarwarga tiga desa itu telah berlangsung selama beberapa tahun terakhir. Alhasil, akibat pertikaian itu sudah memakan korban jiwa dan membikin rusak sejumlah bangunan lantaran dibakar.

Selain basoka dan bom rakitan, aparat turut menyita 13 buah senjata rakitan, anak panah, tombak dan parang, 26 amunisi, serta senjata tajam lainnya.

Yoseph mengatakan, aparat gabungan Polri dan TNI masih bersiaga di lokasi dan terus melakukan operasi penyitaan senjata tajam. Razia digelar dari rumah ke rumah, maupun di kebun-kebun biasa digunakan warga menyembunyikan senjata.

Aparat, kata Yoseph, baru kembali ke Larantuka setelah kondisi di Adonara sudah benar-benar pulih, dan warga tidak lagi merasa ketakutan keluar rumah atau melakukan aktivitas sehari-hari.

"Sebenarnya tidak ada pertikaian, tetapi namanya daerah konflik. Begitu ada reaksi, masyarakat mulai ketakutan karena kondisi ini sudah berlangsung cukup lama," imbuh Yoseph.

"Keberadaan aparat TNI dan Polri di lokasi, sesungguhnya hanya untuk memberikan rasa aman bagi warga dalam melakukan aktivitas sehari-hari," tutup Yoseph. (mdk/ary)