Komnas HAM Pastikan Rekaman CCTV Di Stadion Kanjuruhan Tidak Ada yang Dihapus
Merdeka.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) masih terus melakukan investigasi atas kejadian tragedi berdarah di stadion Kanjuruhan yang menewaskan ratusan korban.
Dari hasil sementara investigasi, ditemukan fakta tidak ada rekaman CCTV Di Stadion Kanjuruhan yang dihapus. Hal itu setelah dilakukan pendalaman terhadap teknisi dan pihak Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Malang.
"Apakah ada yang tidak terlihat atau terhapus? yang kami lihat itu semuanya ada, jadi tidak ada yang terhapus," ujar Komisioner Komnas HAM RI M Choirul Anam dalam keteranganya dikutip Jumat (21/10).
Meski tidak ada yang terhapus, Anam mengatakan memang ada problem teknis terhadap 16 titik CCTV yang mengarah pada lokasi parkir yang disebut blank atau tidak ada rekamannya.
"Itu dikatakan memang ada problem teknis terkait kamera, ada pergantian kamera sejak hari jumat oleh teknisinya cuman seting dari CCTV tersebut belum selesai sampai hari H pertandingan," ujarnya.
"Sehingga ketika merekam peristiwa kadang-kadang bisa kadang-kadang tidak karena itu ada sinkronisasi IT dan sebagainya, secara teknis itu jadi persoalan," tambah dia.
Anam mengaku keterangan persoalan teknis settingan CCTV telah didapat dari jejak perubahan IP address dan sebagainya, termasuk detil jejak digitalnya yang telah dijelaskan oleh teknisi Dispora
"Kami ditunjukan itu sama tim dari teknisinya dispora. Yang kedua terkait CCTV yang ada di lobi utama, kami ditunjukan CCTV lobi utama, dan ternyata CCTV lobi utama itu bisa terlihat utuh, dari jam sekian-sekian itu terlihat," sebutnya.
Disamping melakukan investigasi terhadap rekaman CCTV, Tim Komnas HAM juga mencari kejelasan terkait pengambilan Digital Video Recorder (DVR) yang dilakukan pihak kepolisian dengan dispora.
"Terlihat dan sebagainya termasuk tanda tangan serah terima dvr-nya, di pagi tanggal 2 (Minggu) setelah kejadian, kejadian dari jam satu sampai jam dua, DVRnya diambil dan serah terima pagi di tanggal 2 (Minggu) itu," kata Anam.
Namun demikian dari proses pengambilan CCTV tidak ada masalah, tetapi kata Anam, saat ditanyakan apakah CCTV yang sudah diambil telah diganti DVR-nya pihak dispora tak bisa berikan jawaban.
"Terkait istilah penggantian dan sebagainya itu nggak ada, yang ada adalah ini apakah bisa diganti setelah diambil kepolisian dan Dispora, karena masih perlu merekam beberapa titik agar ini aman, itu yang ada," sebutnya.
"Sampai sekarang karena nggak bisa jawab, sampai sekarang pihak dispora belum mengganti DVR yang ada sedang dikirim ke labfor, disita oleh polisi dan dikirim ke labfor untuk dilihat dan sebagainya," tambah dia.
Walaupun demikian, Anam mengatakan bahwa pihaknya telah mendapatkan rekaman CCTV yang ada dari DVR sejumlah titik di stadion Kanjuruhan. Dengan mengecek dan bertanya kepada orang-orang teknisi yang ada di dalam ruang pemantau CCTV.
"Jadi kami lihat semua, itu yang bisa kami sampaikan terkait pertanyaan dari media terkait CCTV. Jadi CCTV yang di titik parkiran itu karena problem teknis, karena pemasangan CCTV sebelum hari H dan belum disinkronisasi oleh teknisi CCTV dari pihak Dispora," ujarnya.
Polisi Dalami CCTV
Sebelumnya, Penyidik gabungan dari Bareskrim Polri dan Ditkrimsus Polda Jatim terus mengumpulkan bukti-bukti terkait dengan insiden di Stadion Kanjuruhan Malang. Terbaru, dua kamera CCTV (close circuit television) di luar stadion ditemukan dan disita polisi.
Penemuan dua CCTV dari luar stadion ini diungkapkan oleh Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo, di Mapolda Jatim, Surabaya, Rabu (7/10).
Dalam keterangannya, Irjen Dedi menyatakan, penyidik saat ini tengah mendalami kejadian insiden di Stadion Kanjuruhan dari berbagai sisi. Baik dari sisi dalam stadion, juga dari sisi luar stadion. Dalam perkara ini, ia menyebut ada dua tempat kejadian perkara (TKP).
Oleh karenanya, ia pun menyebut penyidik telah menyita sejumlah CCTV. "Juga ada CCTV yang didalami. 3 CCTV itu yang berada di dalam maupun sekitar stadion. Lalu Hari Ini ada 2 CCTV di luar stadion," katanya.
Ia menambahkan, saat ini, barang bukti berupa CCTV tersebut masih dalam proses identifikasi oleh tim dari Inafis. Identifikasi yang dimaksud adalah, untuk mempelajari kejadian yang ada di luar stadion.
"Masih di labfor dan didalami inafis untuk identifikasi kejadian yang ada di luar. Yang di dalam sudah 6 tersangka. Yang di luar akan didalami penyidik," tandasnya.
Diketahui, dalam peristiwa kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Polri telah menetapkan enam orang tersangka, masing-masing Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru AHL, Ketua Panitia Pelaksana Arema FC AH, Security Officer SS, Kabagops Polres Malang WS, Danki 3 Brimob Polda Jawa Timur H, dan Kasat Samapta Polres Malang BSA.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, korban meninggal dunia dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, sebanyak 133 orang, sementara 575 orang rinciannya, luka ringan 507 orang, luka sedang 45 orang, dan luka berat 23 orang.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aksi perampokan di Tambun Bekasi berhasil terekam kamera pengawas CCTV.
Baca SelengkapnyaRekaman CCTV dalam ruko menunjukkan petunjuk pelaku pembunuhan wanita hamil RN yang tewas bersimbah darah di Kelapa Gading.
Baca SelengkapnyaKeberadaan CCTV selama ini nyatanya tak cukup mencegah aksi kejahatan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Peristiwa penembakan itu diawali dengan aksi kejar-kejaran sebuah mobil yang masuk ke halaman Markas Polda Lampung
Baca SelengkapnyaPolisi menjerat pelaku dengan Pasal 340 tentang pembunuhan berencana
Baca SelengkapnyaLatif merinci sejumlah pelanggaran Gage pada saat arus mudik lebaran sebanyak 4.201 pemudik.
Baca SelengkapnyaIdentitas pelaku didapat setelah petugas mengecek tangkapan layar dari CCTV di sekitar TKP penemuan jasad RN.
Baca SelengkapnyaPengacara Ema Sumarna, Rizky Rizgantara mengkonfirmasi bahwa kliennya diperiksa dalam kapasitasnya sebagai tersangka.
Baca Selengkapnya