Kolam Bekas Tambang Batu Bara di Kaltim Renggut Nyawa 41 Anak
Merdeka.com - Kematian Az (11) yang ditemukan tewas mengambang di kolam yang diduga bekas galian tambang batu bara di Rinding, Kecamatan Teluk Bayur, Berau, Kalimantan Timur, Minggu (9/10), menambah panjang daftar anak yang tewas di bekas galian tambang di daerah itu. Para aktivis mencatat total korban sudah mencapai 41 anak.
Bupati Berau Sri Juniarsih menduga kuat kolam yang menjadi lokasi penemuan Az merupakan bekas galian tambang batu bara ilegal. Sementara polisi tengah menyelidiki kematian Az.
Jenazah Az telah dimakamkan keluarganya. Polisi memastikan korban adalah anak yang dilaporkan hilang sehari sebelumnya, Sabtu (8/10). Kabar hilangnya bocah diunggah keluarganya melalui media sosial, lengkap dengan ciri pakaian terakhir dikenakannya.
"Iya, informasi yang saya dapat sempat hilang hari Sabtu. Di mana korban belum ada yang tahu sampai dengan ditemukan meninggal Minggu pagi," kata Kasat Reskrim Polres Berau Iptu Ardian Rahayu dikonfirmasi merdeka.com, Senin (10/10).
Keluarga Korban Lapor ke Polres Berau
Orang tua korban hari ini melapor ke Polres Berau seusai pemakaman. Meski jasadnya berada di kolam, polisi belum bisa memastikan korban meninggal tenggelam.
"Keluarga melaporkan atas kejadian itu. Kita kan belum tahu motifnya maka kita masih lakukan pemeriksaan dan penyelidikan. Iya itu (masih dugaan korban meninggal tenggelam di kolam)," ujar Ardian.
Kolam itu dikelilingi pagar seng. Meski bocah itu ditemukan meninggal di kolam, Ardian belum bisa memastikan kolam itu bekas galian tambang batu bara. "Kita belum tahu. Maka dari itu kita masih selidiki. Karena informasi didapat, seng itu dirusak anak-anak," kata Ardian.
Korban Terbanyak di Kutai Kartanegara dan Samarinda
Dalam catatan pegiat Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kalimantan Timur, kematian bocah Az di Berau menjadi korban ke-41 anak yang meninggal di kolam bekas tambang batu bara.
"Terbanyak ada di dua wilayah kabupaten Kutai Kartanegara dan Kota Samarinda," kata Dinamisator Jatam Kalimantan Timur Mareta Sari dikonfirmasi merdeka.com.
Jatam menilai sejauh ini pemerintah dan kepolisian belum menunjukkan upaya serius untuk menindak aktivitas tambang yang meninggalkan lubang menganga yang kemudian menjadi kolam di Kalimantan Timur.
"Di Berau, ada 93 izin usaha pertambangan dan 1 PKP2B (Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu bara). Untuk kejadian di Berau ini kami duga tambang ilegal karena tidak masuk konsesi itu," ujar Mareta.
Bupati Kunjungi Rumah Duka
Bupati Berau Sri Juniarsih berkunjung ke rumah duka korban di Jalan Sahrai, Rinding, kecamatan Teluk Bayur, Minggu (9/10) malam. Sri menduga kuat lokasi kolam ditemukannya korban itu adalah bekas galian tambang.
"Apalagi mereka tidak punya kantor juga kan? Saya lihat itu cukup lama galiannya. Kalau untuk menutup aktivitasnya itu adalah kewenangan aparat hukum. Dan saya kira kita sudah tahu semua, aktivitas tambang ilegal di Berau ini seperti apa," kata Juniarsih kepada wartawan di Tanjung Redeb.
Diberitakan sebelumnya, warga menemukan jasad anak mengambang di kolam kawasan dekat permukiman di Rinding, Teluk Bayur, Berau, Minggu (9/10) pagi. Belakangan bocah itu diidentifikasi sebagai Az, murid kelas 3 SD di Berau, yang dilaporkan hilang Sabtu (8/10). Warga menyebut kolam itu bekas galian tambang batu bara.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mereka memotong teralis itu setelah mengetahui kondisi teralis besi ventilasi di kamar mandi yang sedikit terbuka.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi di Jalan Raya Narogong Kelurahan Bojong Menteng Kecamatan Bekasi Timur, pada Sabtu (9/3) subuh.
Baca SelengkapnyaTiga orang emak-emak di Garut Jawa Barat tertabrak mobil saat menyeberang usai menghadiri kegiatan pengajian
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kematian N bermula ketika anaknya tak kunjung kembali ke rumah setelah berpamitan ke rumah majikan tempatnya bekerja.
Baca SelengkapnyaPolisi mengungkap kasus kematian remaja yang sempat dilaporkan sebagai korban begal di Kota Bekasi. Dia ternyata tewas akibat tawuran.
Baca SelengkapnyaKapolda Jawa Barat, Irjen Akhmad Wiyagus menyatakan bahwa penurunan angka kecelakaan berada di angka 6 persen dibandingkan tahun 2022.
Baca SelengkapnyaIstrinya tengah menjalani rawat jalan sejak mengidap ODGJ enam bulan lalu.
Baca SelengkapnyaPemerintah Provinsi Jawa Barat siap mengirimkan keikutsertaan Tari Kandangan pada 17 Agutus di Istana Merdeka
Baca SelengkapnyaKejadian itu bertepatan dengan hujan disertai angin kencang yang melanda Blitar.
Baca Selengkapnya